Sebagian dari figur yang diuraikan di bawah ini adalah *Figur Inspiratif Indonesia yang Sukses Tanpa Titel* ) adalah orang - orang sukses di Indonesia yang tidak memiliki gelar sarjana*. *Mereka mengenyam pendidikan hanya sampai jenjang sekolah menengah. Riwayat pendidikan mereka serupa :
1. terkadang gagal meneruskan kuliah karena miskin /
2. memiliki jiwa pemberontak /
3. salah jurusan saat kuliah.* *
Keberhasilan yang mereka raih juga memiliki ciri - ciri serupa :
1. pantang menyerah kepada nasib /
2. menumbuhkan jiwa kreatif /
3. terus menerus berusaha menjadi manusia pembelajar
Mereka adalah *street-boys*, orang -orang yang belajar dari kehidupan
nyata.
Bagaimana dengan anda? Jika anda lebih beruntung dengan memiliki gelar
sarjana berderet - deret , sudahkah anda belajar dari kehidupan nyata?
Sudahkah anda berprestasi seperti Ibu Tri Mumpuni? atau bahkan
melebihi
beliau?
inilah sebagian dari figur inspiratif itu :
* 1. Andy F.Noya*
PimRed Metro TV ini belum lulus sarjana... Satu hal yang menarik, Andy sebenarnya adalah orang teknik. Sejak lulus SD Sang Timur di Malang, Jawa Timur, pria kelahiran Surabaya ini sekolah di Sekolah Teknik Jayapura
lalu melanjutkan ke STM Jayapura. "Tetapi sejak kecil saya merasa jatuh cinta pada dunia tulis menulis. Kemampuan menggambar kartun dan karikatur semakin membuat saya memilih dunia tulis menulis sebagai jalan hidup saya," tutur Andy.
*2. Adam Malik*
Ternyata orang yg dikabarkan Agen CIA ini ternyata gak pernah ngenyam bangku sekolah.
*3. M. H. Ainun Najib*
Emha Ainun Nadjib hanya tiga bulan kuliah, Pendidikan formalnya hanya berakhir di Semester 1 Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM). Sebelumnya dia pernah 'diusir' dari Pondok Modern Gontor Ponorogo
karena melakukan 'demo' melawan pemerintah pada pertengahan tahun ketiga studinya, kemudian pindah ke Yogya dan tamat SMA Muhammadiyah I. Selebihnya Beliau jadi pengembara ilmu di luar sekolah hingga dia bisa jadi manusia dengan bermacam sebutan (multifungsi).
*4. Abdullah Gymnastiar*
kiayi yang kmarin2 ini santer dengan kasus poligaminya,ternyata sukses
menjadi kiayi dan wirausahawan (pengusah besar) tanpa ijazah. walaupun
sudah
lulus, tapi dikabarkan sampai saat ini blm mengambil ijazahnya.
*5. Ajip Rosidi*
dengan tak mau mengikuti ujian akhir SMA nya. Dia menolak ikut ujian
karena
waktu itu beredar kabar bocornya soal-soal ujian. Dia berkesimpulan
bahwa
banyak orang menggantungkan hidupnya kepada ijazah. "Saya tidak jadi
ikut
ujian, karena ingin membuktikan bisa hidup tanpa ijazah". Dan itu
dibuktikan
dengan terus menulis, membaca dan menabung buku sampai ribuan
jumlahnya.
Walhasil sampai pensiun sebagai guru besar tamu di Jepang, Dia yang
tidak
punya ijazah SMA , pada usia 29 tahun diangkat sebagai dosen luar
biasa
Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran. Lalu jadi Direktur Penerbit
Dunia
Pustaka Jaya, Ketua Ikapi Pusat, Ketua DKJ dan akhirnya pada usia 43
tahun
menjadi profesor tamu di Jepang sampai pensiun.
Berikut Sejarah Pendidikan Beliau :
Sekolah Rakyat 6 tahun di Jatiwangi (1950)
Sekolah Menengah Pertama Negeri VIII Jakarta (1953)
Taman Madya, Taman Siswa Jakarta (1956, tidak tamat)
*6. Bob Sadino*
Bob Sadino lahir dari sebuah keluarga yang hidup berkecukupan. Ia
adalah
anak bungsu dari lima bersaudara. Sewaktu orang tuanya meninggal, Bob
yang
ketika itu berumur 19 tahun mewarisi seluruh harta kekayaan
keluarganya
karena saudara kandungnya yang lain sudah dianggap hidup mapan. Bob
kemudian
menghabiskan sebagian hartanya untuk berkeliling dunia dan tidak
melanjutkan
kuliah. Dalam perjalanannya itu, ia singgah di Belanda dan menetap
selama
kurang lebih 9 tahun. Di sana, ia bekerja di Djakarta Lylod di kota
Amsterdam dan juga di Hamburg, Jerman. Ketika tinggal di Belanda itu,
Bob
bertemu dengan pasangan hidupnya, Soelami Soejoed.
Pada tahun 1967, Bob dan keluarga kembali ke Indonesia. Ia membawa
serta 2
Mercedes miliknya, buatan tahun 1960-an. Salah satunya ia jual untuk
membeli
sebidang tanah di Kemang, Jakarta Selatan sementara yang lain tetap ia
simpan. Setelah beberapa lama tinggal dan hidup di Indonesia, Bob
memutuskan
untuk keluar dari pekerjaannya karena ia memiliki tekad untuk bekerja
secara
mandiri.
*7. Andrie Wongso*
Anak ke-2 dari 3 bersaudara ini terlahir dari sebuah keluarga miskin
di kota
Malang. Di usia 11 tahun (kelas 6 SD), terpaksa harus berhenti
bersekolah
karena sekolah mandarin tempat andrie kecil bersekolah ditutup. Maka
SDTT,
Sekolah Dasar Tidak Tamat, adalah gelar yang disandangnya saat ini.
Masa
kecil hingga remajanya pun kemudian dilalui dengan membantu orang
tuanya
membuat dan berkeliling berjualan kue ke toko-toko dan pasar.
*8. Purdi E Chandra*
Sosok Purdi E. Chandra kini dikenal sebagai pengusaha yang sukses.
Lembaga
Bimbingan Belajar (Bimbel) Primagama yang didirikannya bahkan masuk ke
Museum Rekor Indonesia (MURI) lantaran memiliki 181 cabang di 96 kota
besar
di Indonesia dengan 100 ribu siswa tiap tahun.
Bukan suatu kebetulan jika pengusaha sukses identik dengan kenekatan
mereka
untuk berhenti sekolah atau kuliah. Seorang pengusaha sukses tidak
ditentukan gelar sama sekali. Inilah yang dipercaya Purdi ketika baru
membangun usahanya.
Kuliah di 4 jurusan yang berbeda, Psikologi, Elektro, Sastra Inggris
dan
Farmasi di Universitas Gajah Mada (UGM) dan IKIP Yogya membuktikan
kecemerlangan otak Purdi. Hanya saja ia merasa tidak mendapatkan apa-
apa
dengan pola kuliah yang menurutnya membosankan. Ia yakin, gagal meraih
gelar
sarjana bukan berarti gagal meraih cita-cita. Purdi muda yang penuh
cita
-cita dan idealisme ini pun nekad meninggalkan bangku kuliah dan mulai
serius untuk berbisnis.
Kini kabarnya Purdi E. Chandra sekarang sudah ada lebih dari 500
cabang
Primagama di seluruh indonesia.
*9. Hendy Setiono*
Hendy Setiono (kebab Baba Rafi) mengawali usaha tahun 2003 di
Surabaya.
Modalnya hanya Rp 10 juta atau sebuah gerobak burger. Kini bisnisnya
berkembang pesat dengan menu makanan utama kebab serta santapan ala
koboi
(burger serta hotdog). Jumlah cabangnya setiap tahun terus bertambah.
Terakhir, terdapat 140 outlet tersebar di 25 kota, antara lain Batam,
Bali,
Bandung, Banjarmasin, Malang, Gresik, Jember, Kediri, Lampung, Padang,
Malang, Makasar, Medan, Pasuruan, Pekan Baru, Karawang, Surabaya,
Sukabumi,
Semarang, Sidoarjo, Tasikmalaya, Jogjakarta, dan Jakarta
*10. Buya Hamka*
HAMKA (1908-1981), adalah akronim kepada nama sebenar Haji Abdul Malik
bin
Abdul Karim Amrullah. Ia adalah seorang ulama, aktivis politik dan
penulis
Indonesia yang amat terkenal di alam Nusantara.
Hamka mendapat pendidikan rendah di Sekolah Dasar Maninjau sehingga
kelas
dua. Ketika usia HAMKA mencapai 10 tahun, ayahnya telah mendirikan
Sumatera
Thawalib di Padang Panjang. Di situ Hamka mempelajari agama dan
mendalami
bahasa Arab. Hamka juga pernah mengikuti pengajaran agama di surau dan
masjid yang diberikan ulama terkenal seperti Syeikh Ibrahim Musa,
Syeikh
Ahmad Rasyid, Sutan Mansur, R.M. Surjopranoto dan Ki Bagus Hadikusumo.
*11.Basrizal Koto *
Basko yang panjang akal dan visioner mengawali usahanya dengan
berjualan
pete. Meski tidak punya uang tetapi dengan modal kepercayaan, pete
yang
belum dibayar dibawanya ke restoran Padang dan dijual dengan selisih
harga
yang lebih tinggi. Perjalanan hidupnya penuh warna dan keinginan untuk
terus
mengubah nasib mengantarnya menjajal berbagai macam profesi mulai dari
kernet, sopir, pemborong, tukang jahit hingga akhirnya menjadi diler
mobil.
Kemahirannya berkomunikasi, membangun jaringan, menepati janji, dan
menjaga
kepercayaan akhirnya membawanya sukses menaklukan kemiskinan,
membangun
kerajaan bisnis, dan menciptakan lapangan kerja. Jumlah perusahaan
yang
dikelolanya kini mencapai 15 perusahaan
*12. Dahlan Iskan*
Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (Persero),pada Hari Senin
25
Januari 2010, bertemu dengan Komisi Energi Dewan Perwakilan Rakyat
untuk
mengikuti rapat dengar pendapat mengenai industri listrik di
Indonesia.
Dahlan pun mengawali pertemuan itu dengan perkenalan. Mulai dari nama,
jabatan, hingga pendidikan. "Mohon maaf, karena orang tua saya hanya
petani,
maka hanya sanggup menyekolahkan saya sampai SMU saja," kata Dahlan,
Ternyata, Dahlan hanya lulusan Sekolah Menengah. Kita susah sekali
mencari
latar belakang pendidikannya. Penelusuran di mesin pencari juga belum
menemukan pendidikannya. Bahkan dari situs pribadinya,
*dahlaniskan.info*dan
*dahlaniskan.net* juga tidak mencantumkan pendidikan Dahlan.
Di situ hanya ditulis, *Dahlan Iskan adalah raja media yang memiliki
jaringan media se antero Indonesia. Usahanya itu di bawah naungan Jawa
Pos
Group. Bahkan belakangan, dia merambah ke bisnis percetakan,
pembangkit
listrik, dan batu bara.*
*13. Yoris Sebastian*
Anak muda yang tak pernah kuliah formal ini, justru menjadi ikon
ekonomi
kreatif di Indonesia. Mengetahui sosok Yoris Sebastian bagi saya
memang
baru-baru saja. Salah satu anak muda Indonesia yang kreatif dan
berprestasi.
Pantaslah kalau Yoris Sebastian bisa dijadikan inspirasi dan motivasi,
mengingat pendidikannya yang hanya tamatan SMA, tapi ide-idenya yang
cemerlang, bagi saya itu adalah inovasi. Menjadi General Manager di
Hard
Rock Café Asia Pacific pada umur 26 th, pemrakarsa acara 'I Like
Monday' di
HardRock Café Jakarta, salah satu acara yang diingat banyak orang. Dan
bejibun prestasi lain yang mengekornya. Saat ini Yoris Sebastian
memiliki
'Oh My Goodness (OMG) Creative Consulting', perusahaan yang
menciptakan
ide-ide unik dan kreatif untuk marketing perusahaan atau produk. Lebih
jauh
tentang Yoris silakan ----> Klik di sini : http://yorissebastian.com
Referensi :
http://bisnis.vivanews.com/ news/read/124141-benarkah_ dahlan_iskan_han...
http://dunia90.blogspot.com/ 2010/06/10-orang-indonesia- yang-sukses-ta...
http://yorissebastian.com/
http://www.facebook.com/ CreativeJunkies?v=wall
http://bit.ly/trymumpuni
1. terkadang gagal meneruskan kuliah karena miskin /
2. memiliki jiwa pemberontak /
3. salah jurusan saat kuliah.* *
Keberhasilan yang mereka raih juga memiliki ciri - ciri serupa :
1. pantang menyerah kepada nasib /
2. menumbuhkan jiwa kreatif /
3. terus menerus berusaha menjadi manusia pembelajar
Mereka adalah *street-boys*, orang -orang yang belajar dari kehidupan
nyata.
Bagaimana dengan anda? Jika anda lebih beruntung dengan memiliki gelar
sarjana berderet - deret , sudahkah anda belajar dari kehidupan nyata?
Sudahkah anda berprestasi seperti Ibu Tri Mumpuni? atau bahkan
melebihi
beliau?
inilah sebagian dari figur inspiratif itu :
* 1. Andy F.Noya*
PimRed Metro TV ini belum lulus sarjana... Satu hal yang menarik, Andy sebenarnya adalah orang teknik. Sejak lulus SD Sang Timur di Malang, Jawa Timur, pria kelahiran Surabaya ini sekolah di Sekolah Teknik Jayapura
lalu melanjutkan ke STM Jayapura. "Tetapi sejak kecil saya merasa jatuh cinta pada dunia tulis menulis. Kemampuan menggambar kartun dan karikatur semakin membuat saya memilih dunia tulis menulis sebagai jalan hidup saya," tutur Andy.
*2. Adam Malik*
Ternyata orang yg dikabarkan Agen CIA ini ternyata gak pernah ngenyam bangku sekolah.
*3. M. H. Ainun Najib*
Emha Ainun Nadjib hanya tiga bulan kuliah, Pendidikan formalnya hanya berakhir di Semester 1 Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM). Sebelumnya dia pernah 'diusir' dari Pondok Modern Gontor Ponorogo
karena melakukan 'demo' melawan pemerintah pada pertengahan tahun ketiga studinya, kemudian pindah ke Yogya dan tamat SMA Muhammadiyah I. Selebihnya Beliau jadi pengembara ilmu di luar sekolah hingga dia bisa jadi manusia dengan bermacam sebutan (multifungsi).
*4. Abdullah Gymnastiar*
kiayi yang kmarin2 ini santer dengan kasus poligaminya,ternyata sukses
menjadi kiayi dan wirausahawan (pengusah besar) tanpa ijazah. walaupun
sudah
lulus, tapi dikabarkan sampai saat ini blm mengambil ijazahnya.
*5. Ajip Rosidi*
dengan tak mau mengikuti ujian akhir SMA nya. Dia menolak ikut ujian
karena
waktu itu beredar kabar bocornya soal-soal ujian. Dia berkesimpulan
bahwa
banyak orang menggantungkan hidupnya kepada ijazah. "Saya tidak jadi
ikut
ujian, karena ingin membuktikan bisa hidup tanpa ijazah". Dan itu
dibuktikan
dengan terus menulis, membaca dan menabung buku sampai ribuan
jumlahnya.
Walhasil sampai pensiun sebagai guru besar tamu di Jepang, Dia yang
tidak
punya ijazah SMA , pada usia 29 tahun diangkat sebagai dosen luar
biasa
Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran. Lalu jadi Direktur Penerbit
Dunia
Pustaka Jaya, Ketua Ikapi Pusat, Ketua DKJ dan akhirnya pada usia 43
tahun
menjadi profesor tamu di Jepang sampai pensiun.
Berikut Sejarah Pendidikan Beliau :
Sekolah Rakyat 6 tahun di Jatiwangi (1950)
Sekolah Menengah Pertama Negeri VIII Jakarta (1953)
Taman Madya, Taman Siswa Jakarta (1956, tidak tamat)
*6. Bob Sadino*
Bob Sadino lahir dari sebuah keluarga yang hidup berkecukupan. Ia
adalah
anak bungsu dari lima bersaudara. Sewaktu orang tuanya meninggal, Bob
yang
ketika itu berumur 19 tahun mewarisi seluruh harta kekayaan
keluarganya
karena saudara kandungnya yang lain sudah dianggap hidup mapan. Bob
kemudian
menghabiskan sebagian hartanya untuk berkeliling dunia dan tidak
melanjutkan
kuliah. Dalam perjalanannya itu, ia singgah di Belanda dan menetap
selama
kurang lebih 9 tahun. Di sana, ia bekerja di Djakarta Lylod di kota
Amsterdam dan juga di Hamburg, Jerman. Ketika tinggal di Belanda itu,
Bob
bertemu dengan pasangan hidupnya, Soelami Soejoed.
Pada tahun 1967, Bob dan keluarga kembali ke Indonesia. Ia membawa
serta 2
Mercedes miliknya, buatan tahun 1960-an. Salah satunya ia jual untuk
membeli
sebidang tanah di Kemang, Jakarta Selatan sementara yang lain tetap ia
simpan. Setelah beberapa lama tinggal dan hidup di Indonesia, Bob
memutuskan
untuk keluar dari pekerjaannya karena ia memiliki tekad untuk bekerja
secara
mandiri.
*7. Andrie Wongso*
Anak ke-2 dari 3 bersaudara ini terlahir dari sebuah keluarga miskin
di kota
Malang. Di usia 11 tahun (kelas 6 SD), terpaksa harus berhenti
bersekolah
karena sekolah mandarin tempat andrie kecil bersekolah ditutup. Maka
SDTT,
Sekolah Dasar Tidak Tamat, adalah gelar yang disandangnya saat ini.
Masa
kecil hingga remajanya pun kemudian dilalui dengan membantu orang
tuanya
membuat dan berkeliling berjualan kue ke toko-toko dan pasar.
*8. Purdi E Chandra*
Sosok Purdi E. Chandra kini dikenal sebagai pengusaha yang sukses.
Lembaga
Bimbingan Belajar (Bimbel) Primagama yang didirikannya bahkan masuk ke
Museum Rekor Indonesia (MURI) lantaran memiliki 181 cabang di 96 kota
besar
di Indonesia dengan 100 ribu siswa tiap tahun.
Bukan suatu kebetulan jika pengusaha sukses identik dengan kenekatan
mereka
untuk berhenti sekolah atau kuliah. Seorang pengusaha sukses tidak
ditentukan gelar sama sekali. Inilah yang dipercaya Purdi ketika baru
membangun usahanya.
Kuliah di 4 jurusan yang berbeda, Psikologi, Elektro, Sastra Inggris
dan
Farmasi di Universitas Gajah Mada (UGM) dan IKIP Yogya membuktikan
kecemerlangan otak Purdi. Hanya saja ia merasa tidak mendapatkan apa-
apa
dengan pola kuliah yang menurutnya membosankan. Ia yakin, gagal meraih
gelar
sarjana bukan berarti gagal meraih cita-cita. Purdi muda yang penuh
cita
-cita dan idealisme ini pun nekad meninggalkan bangku kuliah dan mulai
serius untuk berbisnis.
Kini kabarnya Purdi E. Chandra sekarang sudah ada lebih dari 500
cabang
Primagama di seluruh indonesia.
*9. Hendy Setiono*
Hendy Setiono (kebab Baba Rafi) mengawali usaha tahun 2003 di
Surabaya.
Modalnya hanya Rp 10 juta atau sebuah gerobak burger. Kini bisnisnya
berkembang pesat dengan menu makanan utama kebab serta santapan ala
koboi
(burger serta hotdog). Jumlah cabangnya setiap tahun terus bertambah.
Terakhir, terdapat 140 outlet tersebar di 25 kota, antara lain Batam,
Bali,
Bandung, Banjarmasin, Malang, Gresik, Jember, Kediri, Lampung, Padang,
Malang, Makasar, Medan, Pasuruan, Pekan Baru, Karawang, Surabaya,
Sukabumi,
Semarang, Sidoarjo, Tasikmalaya, Jogjakarta, dan Jakarta
*10. Buya Hamka*
HAMKA (1908-1981), adalah akronim kepada nama sebenar Haji Abdul Malik
bin
Abdul Karim Amrullah. Ia adalah seorang ulama, aktivis politik dan
penulis
Indonesia yang amat terkenal di alam Nusantara.
Hamka mendapat pendidikan rendah di Sekolah Dasar Maninjau sehingga
kelas
dua. Ketika usia HAMKA mencapai 10 tahun, ayahnya telah mendirikan
Sumatera
Thawalib di Padang Panjang. Di situ Hamka mempelajari agama dan
mendalami
bahasa Arab. Hamka juga pernah mengikuti pengajaran agama di surau dan
masjid yang diberikan ulama terkenal seperti Syeikh Ibrahim Musa,
Syeikh
Ahmad Rasyid, Sutan Mansur, R.M. Surjopranoto dan Ki Bagus Hadikusumo.
*11.Basrizal Koto *
Basko yang panjang akal dan visioner mengawali usahanya dengan
berjualan
pete. Meski tidak punya uang tetapi dengan modal kepercayaan, pete
yang
belum dibayar dibawanya ke restoran Padang dan dijual dengan selisih
harga
yang lebih tinggi. Perjalanan hidupnya penuh warna dan keinginan untuk
terus
mengubah nasib mengantarnya menjajal berbagai macam profesi mulai dari
kernet, sopir, pemborong, tukang jahit hingga akhirnya menjadi diler
mobil.
Kemahirannya berkomunikasi, membangun jaringan, menepati janji, dan
menjaga
kepercayaan akhirnya membawanya sukses menaklukan kemiskinan,
membangun
kerajaan bisnis, dan menciptakan lapangan kerja. Jumlah perusahaan
yang
dikelolanya kini mencapai 15 perusahaan
*12. Dahlan Iskan*
Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (Persero),pada Hari Senin
25
Januari 2010, bertemu dengan Komisi Energi Dewan Perwakilan Rakyat
untuk
mengikuti rapat dengar pendapat mengenai industri listrik di
Indonesia.
Dahlan pun mengawali pertemuan itu dengan perkenalan. Mulai dari nama,
jabatan, hingga pendidikan. "Mohon maaf, karena orang tua saya hanya
petani,
maka hanya sanggup menyekolahkan saya sampai SMU saja," kata Dahlan,
Ternyata, Dahlan hanya lulusan Sekolah Menengah. Kita susah sekali
mencari
latar belakang pendidikannya. Penelusuran di mesin pencari juga belum
menemukan pendidikannya. Bahkan dari situs pribadinya,
*dahlaniskan.info*dan
*dahlaniskan.net* juga tidak mencantumkan pendidikan Dahlan.
Di situ hanya ditulis, *Dahlan Iskan adalah raja media yang memiliki
jaringan media se antero Indonesia. Usahanya itu di bawah naungan Jawa
Pos
Group. Bahkan belakangan, dia merambah ke bisnis percetakan,
pembangkit
listrik, dan batu bara.*
*13. Yoris Sebastian*
Anak muda yang tak pernah kuliah formal ini, justru menjadi ikon
ekonomi
kreatif di Indonesia. Mengetahui sosok Yoris Sebastian bagi saya
memang
baru-baru saja. Salah satu anak muda Indonesia yang kreatif dan
berprestasi.
Pantaslah kalau Yoris Sebastian bisa dijadikan inspirasi dan motivasi,
mengingat pendidikannya yang hanya tamatan SMA, tapi ide-idenya yang
cemerlang, bagi saya itu adalah inovasi. Menjadi General Manager di
Hard
Rock Café Asia Pacific pada umur 26 th, pemrakarsa acara 'I Like
Monday' di
HardRock Café Jakarta, salah satu acara yang diingat banyak orang. Dan
bejibun prestasi lain yang mengekornya. Saat ini Yoris Sebastian
memiliki
'Oh My Goodness (OMG) Creative Consulting', perusahaan yang
menciptakan
ide-ide unik dan kreatif untuk marketing perusahaan atau produk. Lebih
jauh
tentang Yoris silakan ----> Klik di sini : http://yorissebastian.com
Referensi :
http://bisnis.vivanews.com/
http://dunia90.blogspot.com/
http://yorissebastian.com/
http://www.facebook.com/
http://bit.ly/trymumpuni
Tidak ada komentar:
Posting Komentar