Penemuan Matahari Baru
anak Matahari Baru Penemuan Matahari Baru. Berita Terbaru, Astronom NASA untuk pertama kalinya menemukan planet yang mirip dengan Matahari. Benarkah ada 2 matahari dalam tata surya kita? Memang bintang itu bersinar berwarna kekuning-kuningan namun tidak seterang matahari dan tidak besar seperti matahari melainkan hanyalah bintang katai merah kecil. Bintang katai itu lebih redup dan lebih dingin. Astronomi mengklarifikasi tentang penemuan planet baru yang mirip dengan matahari itu. Mereka menjelaskan bahwa nama planet baru itu adalah planet Gliese 581. Kehadiran Gliese 581 ini disertai dengan penemuan planet yang mengitari Gliese 581. Planet yang disebut-sebut exoplanet ini memiliki kesamaan hampir mirip dengan bumi hanya ukurannya memiliki besar 2 kali lipat dari bumi. Exoplanet itu memiliki suhu yang cocok bagi makhluk hidup yang berkisar antara 0-40 derajat dan air di planet itu masih berbentuk cairan tidak membeku dan sebagian wilayah masih berbentuk batuan jadi planet ini disinyalir planet layak huni manusia. Penemuan ini akan terus dikembangkan oleh para peneliti. Jika memang bisa dijadikan layak huni manusia, planet itu akan dijadikan tempat ruang angkasa.
Penemuan baru-baru ini telah ditemukan yang disebut-sebut sebagai matahari tersebut. Penemuan ini dilihat langsung oleh teleskop Herschel milik Badan Luar Angkasa Eropa (ESA) yang baru diluncurkan tanggal 14 mei 2010 kemarin. Teleskop ini mampu menangkap gelombang-gelombang yang tak bisa dilihta oleh teleskop lain. Calon bintang raksasa ini disinyalir memiliki panas yang lebih daripada matahari. Saat ini bintang itu masih berbentuk embrio dan diperkirakan akan tumbuh terus menjadi bintang raksasa yang pernah ada di galaksi Bima Sakti pada ribuan tahun mendatang. Pertumbuhan bintang ini sebagai ilmu untuk penelitian tentang proses terjadinya bintang dengan menggunakan teleskop herschel.
“Ini merupakan bintang besar yang menciptakan elemen berat seperti besi dan elemen-elemen tersebut akan berada di ruang antar bintang. Dan karena bintang-bintang besar mengakhiri hidup mereka dengan ledakan supernova, mereka juga menyuntikkan energi besar ke galaksi,” ungkap ilmuwan teleskop herschel.
Hubungan siklus orbit bumi terhadap iklim
orbit bumiDari analisis 1,2 juta tahun terakhir, Geolog di University of California Santa Barbara Lorraine Lisiecki mengklaim telah menemukan pola hubungan perubahan teratur siklus orbit bumi terhadap iklim. Temuan ini dilaporkan dalam jurnal ilmiah Nature Geoscience.
Lisiecki menganalisis suhu inti (core) sedimen laut dari 57 lokasi di seluruh dunia. Dengan menganalisis sedimen, para ilmuwan dapat membuat bagan iklim bumi selama jutaan tahun di masa lalu.
Lisecki menghubungkan iklim dengan catatan sejarah orbit bumi. Ia memperoleh data orbit bumi terhadap matahari berubah bentuk setiap 100 ribu tahun. Orbit ini menjadi lebih baik atau lebih lonjong pada interval waktu itu.
Bentuk orbit yang dikenal sebagai eksentritas. Satu aspek yang terkait adalah siklus 41 ribu tahun di kemiringan sumbu bumi. Glasiasi Bumi juga terjadi setiap 100 ribu tahun.
Lesiecki menemukan waktu perubahan iklim dan eksentrisitas terjadi bersama-sama. »Hubungan yang jelas antara waktu perubahan di orbit dan mengubah iklim bumi merupakan bukti kuat hubungan antara keduanya,” Lisiecki menyimpulkan. »Hal ini tidak mungkin bahwa peristiwa-peristiwa ini tak akan terkait satu dengan lainnya.”
Selain menemukan hubungan antara perubahan dalam bentuk orbit dan awal glasiasi, Lisiecki menemukan korelasi mengejutkan. Dia menemukan siklus glasial terbesar terjadi selama perubahan terlemah di eksentrisitas orbit bumi dan sebaliknya.
Dia menemukan perubahan kuat orbit bumi berhubungan dengan perubahan iklim lemah. »Ini mungkin berarti iklim bumi memiliki ketidakstabilan internal di samping sensitivitas terhadap perubahan dalam lintasan,” kata Lisiecki.
Dia menyimpulkan pola perubahan iklim selama satu juta tahun terakhir mungkin melibatkan interaksi rumit antara bagian-bagian berbeda dari sistem iklim, serta tiga sistem orbital berebda, yakni eksentrisitas obrit, kemiringan, dan presesi atau perubahan orientasi sumbu.
Pengertian dan Pengelompokan Peta
Kapan peta mulai ada dan digunakan manusia? Peta mulai ada dan digunakan manusia, sejak manusia melakukan penjelajahan dan penelitian. Walaupun masih dalam bentuk yang sangat sederhana yaitu dalam bentuk sketsa mengenai lokasi suatu tempat. Pada awal abad ke 2 (87 M – 150 M), Claudius Ptolomaeus mengemukakan mengenai pentingnya peta. Kumpulan dari peta-peta karya Claudius Ptolomaeus dibukukan dan diberi nama “Atlas Ptolomaeus”.
Istilah peta diambil dari bahasa Inggris yaitu map. Kata itu berasal dari bahasa Yunani mappa yang berarti taplak atau kain penutup meja. Menurut ICA (International Cartographic Association), peta adalah suatu gambaran atau representasi unsur-unsur kenampakan abstrak yang dipilih dari permukaan bumi, yang ada kaitannya dengan permukaan bumi atau benda-benda angkasa. Dengan demikian, peta adalah gambar, akan tetapi tidak semua gambar adalah peta.
Penggunaan skala pada peta merupakan perbandingan antara bidang gambar dengan permukaan bumi sebenarnya. Permukaan bumi tidak mungkin digambar sesuai ukuran aslinya, sehingga harus diperkecil dengan perbandingan tertentu. Karena peta sebagai gambaran permukaan bumi pada sebuah bidang datar, sedangkan bumi merupakan benda berbentuk bola maka untuk membuat
peta, baik sebagian maupun seluruh permukaan bumi harus menggunakan teknik proyeksi tertentu. Ilmu yang mempelajari tentang pengetahuan dan teknik pembuatan peta disebut kartografi, sedangkan orang yang ahli membuat peta disebut kartografer.
Pada awalnya, pembuatan peta hanya untuk menggambarkan permukaan bumi yang bersifat umum. Setelah itu, peta berkembang sehingga menggambarkan hal-hal khusus yang disesuaikan dengan kebutuhan pembuat dan pengguna peta. Dengan demikian, peta yang biasa kamu temukan sangat benyak jenisnya. Banyaknya jenis peta tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya tujuan pembuatan peta, jenis simbol dan skala yang digunakan, atau kecenderungan penonjolan bentuk fenomena yang akan digambarkan. Dari sekian banyak jenis peta, pada dasarnya dapat dibagi ke dalam dua kelompok besar yaitu berdasarkan isi peta dan skala peta.
Menurut isi peta, dibedakan atas peta umum dan peta khusus.
1. Peta umum, adalah peta yang menggambarkan seluruh penampakan yang ada di permukaan bumi, baik bersifat alamiah (misalnya sungai, danau, gunung, laut, hutan, dan lain-lain) maupun budaya atau buatan manusia (misalnya: batas wilayah, jalan raya, kota, pelabuhan udara, perkebunan, dan lain-lain). Contoh peta umum antara lain: peta dunia, peta korografi, peta rupa bumi dan peta topografi.
2. Peta khusus disebut pula peta tematik, adalah peta yang menggambarkan atau menyajikan informasi penampakan tertentu (spesifik) di permukaan bumi. Pada peta ini, penggunaan simbol merupakan ciri yang ditonjolkan sesuai tema yang dinyatakan pada judul peta. Beberapa contoh peta tematik antara lain: peta iklim, peta geologi, peta penggunaan lahan, peta persebaran penduduk, dan lain-lain.
Menurut skala yang dibuat, peta dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. Peta kadaster, yaitu peta yang memiliki skala antara 1 : 100 sampai dengan 1 : 5.000. Contoh: Peta hak milik tanah.
2. Peta skala besar, yaitu peta yang memiliki skala antara 1 : 5.000 sampai dengan 1: 250.000. Contoh: Peta topografi
3. Peta skala sedang, yaitu peta yang memiliki skala antara 1 : 250.000 sampai dengan 1 : 500.000. Contoh: Peta kabupaten per provinsi.
4. Peta skala kecil, yaitu peta yang memiliki skala antara 1 : 500.000 sampai dengan 1 : 1.000.000. Contoh: Peta Provinsi di Indonesia.
5. Peta geografi, yaitu peta yang memiliki skala lebih kecil dari 1 : 1.000.000. Contoh: Peta Indonesia dan peta dunia.
Teori Fisika
Termodinamika Mesin
Fisika (Bahasa Yunani: φυσικός (physikos), "alamiah", dan φύσις (physis), "Alam") adalah sains atau ilmu tentang alam dalam makna yang terluas. Fisika mempelajari gejala alam yang tidak hidup atau materi dalam lingkup ruang dan waktu. Para fisikawan atau ahli fisika mempelajari perilaku dan sifat materi dalam bidang yang sangat beragam, mulai dari partikel submikroskopis yang membentuk segala materi (fisika partikel) hingga perilaku materi alam semesta sebagai satu kesatuan kosmos.
Beberapa sifat yang dipelajari dalam fisika merupakan sifat yang ada dalam semua sistem materi yang ada, seperti hukum kekekalan energi. Sifat semacam ini sering disebut sebagai hukum fisika. Fisika sering disebut sebagai "ilmu paling mendasar", karena setiap ilmu alam lainnya (biologi, kimia, geologi, dan lain-lain) mempelajari jenis sistem materi tertentu yang mematuhi hukum fisika. Misalnya, kimia adalah ilmu tentang molekul dan zat kimia yang dibentuknya. Sifat suatu zat kimia ditentukan oleh sifat molekul yang membentuknya, yang dapat dijelaskan oleh ilmu fisika seperti mekanika kuantum, termodinamika, dan elektromagnetika.
Fisika juga berkaitan erat dengan matematika. Teori fisika banyak dinyatakan dalam notasi matematis, dan matematika yang digunakan biasanya lebih rumit daripada matematika yang digunakan dalam bidang sains lainnya. Perbedaan antara fisika dan matematika adalah: fisika berkaitan dengan pemerian dunia material, sedangkan matematika berkaitan dengan pola-pola abstrak yang tak selalu berhubungan dengan dunia material. Namun, perbedaan ini tidak selalu tampak jelas. Ada wilayah luas penelitan yang beririsan antara fisika dan matematika, yakni fisika matematis, yang mengembangkan struktur matematis bagi teori-teori fisika.
Sekilas tentang riset Fisika
Fisika teoretis dan eksperimental
Budaya penelitian fisika berbeda dengan ilmu lainnya karena adanya pemisahan teori dan eksperimen. Sejak abad kedua puluh, kebanyakan fisikawan perseorangan mengkhususkan diri meneliti dalam fisika teoretis atau fisika eksperimental saja, dan pada abad kedua puluh, sedikit saja yang berhasil dalam kedua bidang tersebut. Sebaliknya, hampir semua teoris dalam biologi dan kimia juga merupakan eksperimentalis yang sukses.
Gampangnya, teoris berusaha mengembangkan teori yang dapat menjelaskan hasil eksperimen yang telah dicoba dan dapat memperkirakan hasil eksperimen yang akan datang. Sementara itu, eksperimentalis menyusun dan melaksanakan eksperimen untuk menguji perkiraan teoretis. Meskipun teori dan eksperimen dikembangkan secara terpisah, mereka saling bergantung. Kemajuan dalam fisika biasanya muncul ketika eksperimentalis membuat penemuan yang tak dapat dijelaska teori yang ada, sehingga mengharuskan dirumuskannya teori-teori baru. Tanpa eksperimen, penelitian teoretis sering berjalan ke arah yang salah; salah satu contohnya adalah teori-M, teori populer dalam fisika energi-tinggi, karena eksperimen untuk mengujinya belum pernah disusun.
Teori FISIKA Utama
Meskipun fisika membahas beraneka ragam sistem, ada beberapa teori yang digunakan secara keseluruhan dalam fisika, bukan di satu bidang saja. Setiap teori ini diyakini benar adanya, dalam wilayah kesahihan tertentu. Contohnya, teori mekanika klasik dapat menjelaskan pergerakan benda dengan tepat, asalkan benda ini lebih besar daripada atom dan bergerak dengan kecepatan jauh lebih lambat daripada kecepatan cahaya. Teori-teori ini masih terus diteliti; contohnya, aspek mengagumkan dari mekanika klasik yang dikenal sebagai teori chaos ditemukan pada abad kedua puluh, tiga abad setelah dirumuskan oleh Isaac Newton. Namun, hanya sedikit fisikawan yang menganggap teori-teori dasar ini menyimpang. Oleh karena itu, teori-teori tersebut digunakan sebagai dasar penelitian menuju topik yang lebih khusus, dan semua pelaku fisika, apa pun spesialisasinya, diharapkan memahami teori-teori tersebut.
Bidang utama dalam fisika
Riset dalam fisika dibagi beberapa bidang yang mempelajari aspek yang berbeda dari dunia materi. Fisika benda kondensi, diperkirakan sebagai bidang fisika terbesar, mempelajari properti benda besar, seperti benda padat dan cairan yang kita temui setiap hari, yang berasal dari properti dan interaksi mutual dari atom. Bidang Fisika atomik, molekul, dan optik berhadapan dengan individual atom dan molekul, dan cara mereka menyerap dan mengeluarkan cahaya. Bidang Fisika partikel, juga dikenal sebagai "Fisika energi-tinggi", mempelajari properti partikel super kecil yang jauh lebih kecil dari atom, termasuk partikel dasar yang membentuk benda lainnya. Terakhir, bidang Astrofisika menerapkan hukum fisika untuk menjelaskan fenomena astronomi, berkisar dari matahari dan objek lainnya dalam tata surya ke jagad raya secara keseluruhan.
Bidang yang berhubungan
Ada banyak area riset yang mencampur fisika dengan bidang lainnya. Contohnya, bidang biofisika yang mengkhususkan ke peranan prinsip fisika dalam sistem biologi, dan bidang kimia kuantum yang mempelajari bagaimana teori kuantum mekanik memberi peningkatan terhadap sifat kimia dari atom dan molekul. Beberapa didata di bawah:
Akustik - Astronomi - Biofisika - Fisika penghitungan - Elektronik - Teknik - Geofisika - Ilmu material - Fisika matematika - Fisika medis - Kimia Fisika - Dinamika kendaraan - Fisika Pendidikan
Sistem Jaringan Listrik Nirkabel
02 Agustus 2009 15:39
fisikaDalam sebuah konferensi hi-tech di TED Global Conference, Oxford beberapa waktu lalu, diperkenalkan sebuah sistem jaringan listrik yang tidak menggunakan kabel (wireless).
Sistem ini mempergunakan teknik fisika yang cukup sederhana yang mampu menyuplai tenaga ke beberapa perangkat elektronik.
Pada konferensi tersebut, pemateri menunjukkan telepon seluler dan televisi yang ditenagai oleh listrik secara wireless. Dia mengatakan bahwa sistem tersebut bisa menggantikan ribuan mil kabel dan baterai yang mahal. "Hampir 40 juta baterai diproduksi tiap tahun", katanya. Milyaran dolar juga telah dihabiskan untuk membangun infrastruktur jaringan kabel untuk menyalurkan energi listrik, lanjutnya.
Ilmuwan tersebut mencontohkan dengan memakai ponsel Google G1 dan iphone Apple yang ditenagai dengan sistem tersebut. Selain ponsel, dia juga menampilkan televisi yang memakai sistem kelistrikan wireless ini.
"Bayangkan, anda bisa menaruh televisi ini menggantung di dinding rumah anda tanpa perlu mencari stop kontak," ujarnya.
Bagaimanakah sebenarnya jaringan listrik wireless tersebut?
fisikaSistem jaringan listrik wireless berdasarkan pada teori yang awalnya dikemukakan oleh ahli fisika Marin Soljacic dari MIT (Massachusetts Institute of Technology). Konsep utama yang dipakai adalah konsep resonansi, dimana transfer energi berlangsung lebih efisien.
Ketika dua benda mempunyai frekuensi resonan yang sama, akan terjadi transfer energi dengan kuat tanpa mempengaruhi benda-benda lain di sekitarnya. Sebagaimana halnya resonansi bisa memecahkan gelas saat seorang penyanyi melengking pada frekuensi yang tepat sama dengan frekuensi getar gelas.
Sistem jaringan listrik wireless menggunakan 2 kumparan (salah satu pada jaringan listrik utama, dan yang lain pada perangkat elektronik). Frekuensi yang dipakai merupakan frekuensi rendah. Masing-masing kumparan dibuat sedemikian hingga mempunyai frekuensi resonan yang sama. Ketika kumparan utama dihubungkan dengan power suply, medan elektromagnetik yang dihasilkan akan berresonansi dengan kumparan kedua, sehingga terjadi aliran energi listrik. Listrik pada kumparan kedua merupakan GGL (gaya gerak listrik) induksi.
Perangkat elektronik yang memakai sistem ini akan langsung ter-charge manakala berada dalam area jangkauan medan magnetik kumparan pertama.
Aspek keamanan
Menurut ilmuwan yang mengenalkan sistem tersebut, sistem ini cukup aman karena transfer energi dilakukan melalui gelombang elektromagnetik. "Manusia dan objek-objek disekitar kita adalah benda-benda non-magnetik.", ujarnya
fisikaPada kesempatan lain, sistem penghantaran listrik wireless ini juga diterapkan pada sistem lampu penerangan. Perusahaan Intel di San Francisco berhasil membuat rangkaian wireless lampu bohlam 60 watt yang bisa menyala pada jarak 3 kaki (36 cm) dari kumparan utama. Rangkaian ini cukup efisien, hanya kehilangan 1/4 energi mula-mula. Pada jarak yang lebih jauh (kira-kira 7 kaki atau 84 cm) tingkat efisiensinya berkisar 40-45 %.
Pihak intel menamakan sistem ini dengan WREL (Wireless Resonant Energy Link) sedangkan pihak MIT menamakan witricity (singkatan wireless dan electricity)
>>www.fisikaasik.com
Mars (planet)
INTRODUCTION
mars
Mars
Unpiloted spacecraft have allowed scientists to determine thatMars’s atmosphere is mostly made up of carbon dioxide (CO2), with small amountsof nitrogen, oxygen, and water vapour. Owing to the thinness of the atmosphere,daily temperatures often vary by as much as 100° C (180° F). Surfacetemperatures are too cold and surface pressures too low for water to exist in aliquid state on Mars, so the planet resembles a cold, high-altitude desert.This view is centred on the Valles Marineris, a great chasm some 4,000 km(2,500 mi) long.
NASA
Mars (planet), planet named after the Romangod of war, the fourth from the Sun and the third in order of increasing mass.Mars has two small, heavily cratered satellites, or moons, Phobos and Deimos,which some astronomers consider to be asteroid-like objects captured by theplanet very early in its history. Phobos is about 21 km (13 mi) across; Deimos,only about 12 km (7y mi).
MarsFacts and Figures
Equatorial radius
3,396 km (2,111 mi)
Equatorial inclination
25.2°
Mass
6.42×1023 kg
Average density
3.9 g/cm3
Rotational period
1.03 days
Orbital period
1.881 years
Average distance from the Sun
228 million km (142 million mi)
Perihelion
206.7 million km (128.5 million mi)
Aphelion
249.3 million km (155 million mi)
Orbital eccentricity
0.0935
Orbital inclination
1.85°
Moons
2
Source
Data are from the US Naval Observatory's annual Astronomical Almanac and various other publications.
II
APPEARANCE FROM EARTH
When viewed without a telescope, Mars is a reddishobject whose brightness depends on its distance from the Earth. At its closest(56 million km/35 million mi), Mars is, after Venus, the brightest object inthe night sky. Mars is best observed when it is both at opposition (directlyopposite the Sun in the sky) and near perihelion (its closest approach to theSun). Such favourable circumstances repeat every 15 or 17 years.
Through a telescope Mars is seen to have brightorange regions and darker, less red areas, the outlines and tones of whichchange with Martian seasons. (Because of the 25° tilt of its axis and theeccentricity of its orbit, Mars has short, relatively warm southern summers andlong, relatively cold southern winters.) The reddish colour of the planetresults from its heavily oxidized, or rusted, surface. The dark areas arethought to consist of rocks similar to terrestrial basalts, the surfaces ofwhich have been weathered and oxidized. The brighter areas seem to consist ofsimilar but even more weathered and oxidized material and apparently containmore fine, dust-sized particles than do the dark regions. The mineralscapolite, relatively rare on Earth, seems widespread; it may serve as a storefor carbon dioxide (CO2) from the atmosphere.
Conspicuous bright caps, composed of frozen water and CO2,mark the planet’s polar regions. Their seasonal cycle has been followed formore than two centuries. Each Martian autumn, bright clouds form over theappropriate pole. Below this so-called polar hood, a thin cap of carbon dioxidefrost is deposited during the autumn and winter. By late winter, the cap mayextend down to latitudes of 45°. By the spring, and the end of the long polarnight, the polar hood dissipates, revealing the winter frost cap; the cap’sboundary then gradually recedes poleward as sunlight evaporates the accumulatedfrost. By midsummer the steady recession of the annual cap stops, and a brightdeposit of frost and ice survives until the following autumn. These remnantpolar caps consist mostly of frozen water. They are about 300 km (185 mi) wideat the south pole and 1,000 km (620 mi) wide in the north. Although their truethickness is not known, they must contain ice and frozen gases to a thicknessof possibly 2 km (1€ mi).
In addition to the polar hoods—thought toconsist largely of frozen CO2—other clouds are common on the planet.High-altitude hazes and localized water-ice clouds are observed. The latterresult from the cooling associated with air masses rising over elevated obstacles.Extensive yellow clouds, consisting of dust lifted by Martian winds, areespecially prominent during southern summers.
III
OBSERVATION BY SPACECRAFT
mars
Mars Polar Lander
Mars Polar Lander was scheduled to reach the planet Mars in late1999, however it apparently crashed on landing and disappeared without trace.The lander was designed to descend to the surface with a parachute and with itsown braking rockets. Once there, its mission was to study the weather andclimate near Mars's south pole.
© Microsoft Corporation. All Rights Reserved.
The first spacecraft views of the planet wereobtained in 1965 when Mariner 4 flew past Mars and revealed the presence ofcraters on its surface, and further information was gained in 1969 from thefly-by missions of Mariners 6 and 7. Then, in 1971, Mariner 9 went intoorbit around Mars. It studied the planet for almost a year, giving scientiststheir first comprehensive global view of Mars and the first detailed images ofits satellites, Phobos and Deimos. In 1976 two Viking landers touched downsuccessfully on Mars and carried out the first direct investigations of theatmosphere and surface. The Viking mission also included two orbiters thatstudied the planet for almost two full Martian years (from 1976 to 1980). In1988 the Soviet Union sent two probes to land on Phobos; both missions failed,although one relayed back some data and photographs before radio contact waslost.
In the mid-1990s a new exploratory effortbegan, with pairs of spacecraft being sent to the planet every two years (tocoincide with each Mars opposition). The US Mars Observer probe, launched in1994, failed during 1995 just as it was entering Mars orbit, but on July 4,1997, Mars Pathfinder, comprising a 895 kg (1,973 lb) lander and a 10 kg (22lb) rover (called Sojourner), successfully put down in Ares Vallis, a sitecarefully selected at the mouth of a major outflow channel system in ChrysePlanitia. Multi-spectral cameras identified several different rock types andvariable degrees of weathering. An alpha-proton spectrometer aboard Sojournerobtained chemical analyses of selected boulders, as a result of which andesiticlavas were recorded for the first time. Sedimentary rocks containing pebbleswere also found. Some drifted material was finer than talcum powder, andseveral boulders had become coated by this strongly oxidized, windblown dustthat appears to be derived from the breakdown of basaltic bedrock. No organicor meteoritic matter was detected.
mars
Mars Odyssey Spacecraft
NASA's Mars Odyssey spacecraft carried instruments designed todetermine the minerals that make up the surface of the planet. The spacecraftalso had instruments to analyse the amount of radiation present in the planet'sorbit. This data was required in order to help scientists establish how muchradiation protection a human mission to Mars might require.
JPL/NASA
The American Mars exploration programme sufferedsetbacks at the end of 1999 with the loss of two NASA spacecraft—the MarsClimate Orbiter and the Mars Polar Lander. However, the Mars Global Surveyor(MGS), launched in 1996, went into orbit and began a detailed topographicalmapping of the planet on April 1, 1999, using a laser altimeter that enablesmeasurements to be made to an accuracy of 2 m (6 ft). A map released by NASA in1999 revealed that the northern hemisphere is about 5 km (3 mi) lower inaltitude than the south, indicating that the northern regions may have held anyoceans that existed on Mars in the past. Further support was given to the oceantheory by the profile of the Martian crust produced by the MGS, which revealed200-km (125-mi) wide subterranean channels that would once have been surfacefeatures. The three-dimensional mapping also showed that the distance betweenthe highest and lowest points on Mars is one-and-a-half times as great as thatbetween Mount Everest and the deepest ocean trench on Earth, and that thethickness of the crust is about 80 km (50 mi) beneath the southern highlandsand Tharsis ridge, compared to about 35 km (22 mi) beneath the northernlowlands and Arabia Terra. In April 2001 another probe, Mars Odyssey, waslaunched; it reached the planet’s orbit in October 2001. In May 2002 scientistsannounced that the probe had detected large quantities of water-ice crystalsless than 1 m (3 ft) below the surface over much of the planet.
mars
The Spirit Rover Lands on Mars
The panoramic camera on board the Spirit rover reveals the first360-degree view of the Martian surface. Part of the landing craft is visible inthis image taken in January 2004 after the Spirit spacecraft landed in GusevCrater, a region thought to be an ancient lake bed, located near the Martianequator.
© Microsoft Corporation. All Rights Reserved.
Three probes were launched to Mars in 2003—theEuropean Space Agency’s Mars Express and NASA’s two Mars Exploration Rovers.Mars Express went into orbit around Mars in December that year for a two-yearsurvey of the planet. As Mars Express approached the planet it released aBritish-built lander called Beagle 2, which was targeted to land on IsidisPlanitia, a lowland plain, but no communications were received from it. MarsExpress carried a stereoscopic camera, a spectrometer to map the mineralcomposition of the surface, other instruments to measure the composition of theatmosphere and plot its circulation, and a radar to penetrate the upper 2-3 km(1€-2 mi) of Martian crust in search of subsurface ice and water. Inan early finding, the spectrometer confirmed that the south polar cap wascomposed of water ice and frozen CO2, thereby achieving one of itsgoals, that of identifying water in some form on Mars.
mars
Martian Rocks
This photograph, taken by the Mars Pathfinder lander in 1997,shows the surface of Mars littered with rocks. The lander had successfully putdown in Ares Vallis, which is at the mouth of a major outflow channel system inChryse Planitia.
NASA
In January 2004 two American landers, calledSpirit and Opportunity, touched down on opposite sides of the planet—Spirit ina crater called Gusev that is once thought to have held a lake, and Opportunityin an area called Meridiani Planum, where deposits of grey haematite, a mineralthat forms in the presence of water, have been detected. Both rovers weredesigned to spend at least three months exploring the surface, analysing rockand soil samples, but continued to function long beyond this limit. In August2005, NASA’s Mars Reconnaissance Orbiter was launched as a follow-up to theEuropean Space Agency’s Mars Express, and in August 2007 NASA’s Phoenix waslaunched with the aim of landing on the planet in May 2008 to explore itsclimate and geology and to continue the search for life. Next to leave for Marswill be NASA’s Mars Science Laboratory, due to be launched in 2009. Futuremissions will continue the exploration of the surface, leading eventually to areturn of Mars samples to Earth.
IV
ATMOSPHERE
The Martian atmosphere consists largely of carbondioxide (95 per cent), with smaller quantities of nitrogen (2.7 per cent),argon (1.6 per cent), and oxygen (0.2 per cent), and trace amounts of watervapour, carbon monoxide, and noble gases. The atmospheric pressure at thesurface of Mars fluctuates by about 30 per cent owing to the seasonal freezingand evaporation of CO2 at the poles; the average is about 0.6 percent of that on Earth and equal to the pressure at a height of 35 km (22 mi) inthe Earth’s atmosphere. Surface temperatures vary greatly with time of day,season, and latitude. Maximum summer temperatures may reach 17° C (63° F), butaverage daily temperatures at the surface do not exceed -33° C (-27° F). Owingto the thinness of the atmosphere, daily temperature variations of 100° C (180°F) are common. Poleward of about 50° latitude, temperatures remain cold enough(less than -123° C/-189° F) throughout the winter for some of the atmosphere’sCO2 to freeze out into the white deposits that make up much of thepolar caps.
The amount of water vapour present in theMartian atmosphere is extremely small and variable. The concentration isgreatest near the edges of the receding polar caps in spring. Mars is like avery cold, high-altitude desert. Surface temperatures and pressures are too lowfor water to exist in the liquid state in most places on the planet, althoughit exists in frozen form at the poles and just below the surface.
At certain seasons, some areas on Mars are subjectto winds strong enough to move sand on the surface and to suspend dust in theatmosphere. In the southern hemisphere between late spring and early summer,when Mars is near perihelion and the heating of southern near-equatoriallatitudes is most intense, dust storms begin to form and may reach globalproportions, obscuring the planet’s surface for weeks or even months. The dustentrained in these clouds is very fine and takes a long time to settle.
V
SURFACE AND INTERIOR
mars
Olympus Mons
Olympus Mons, in the Tharsis region of Mars, is the highestknown mountain in the solar system, rising some 25 km (15y mi) above thesurrounding plain and measuring about 600 km (370 mi) across at the base. It isa shield volcano, now extinct, which built up over millions of years insuccessive eruptions.
NASA/Corbis
In terms of geodesy, the shape of Mars isnon-spherical: there is a major bulge over the volcanic region of Tharsis, anda smaller one on the opposite side of the planet, over Elysium. Beneath Tharsisisostatic compensation (thickening of the crust below ground as well as above,to support the mass of mountainous regions) is incomplete at shallow depths,indicating that the bulge must in part be supported dynamically. Muchcontroversy surrounds its development. There is a strong likelihood thatTharsis developed over a region of thin lithosphere (the outer rock layer ofthe planet), allowing long-lived constructional volcanism.
Flying Over Mars
The Viking orbiters took more than 50,000 pictures of thesurface of Mars. This animation was created by making a mosaic of Vikingorbiter images and enhancing the natural colour to make features more apparent.The path of the animation is along Valles Marineris, a system of Martiancanyons over 4,000 km (2,400 mi) long and over 7 km (4 mi) deep in some places.
NASA
The Martian surface can be divided into twoprovinces by a great circle inclined at about 30° to the equator. The southerntwo thirds of the planet consists of ancient cratered terrain dating from theplanet’s earliest history, when Mars and the other planets were subjected tointense meteoroidal bombardment. Considerable erosion and filling of even thelargest craters have occurred since then.
Mars Pathfinder Spacecraft
The Mars Pathfinder spacecraft, launched by the United States in1997, was made up of a lander containing weather equipment and cameras, and asmall rover, which explored the surface of Mars around the lander. The landerfolded up around the equipment and the rover for the journey to Mars, and thenunfolded when it reached the planet's surface.
© Microsoft Corporation. All Rights Reserved.
The northern third of Mars has a much lesscratered, and hence younger, surface, believed to be underlain largely byvolcanic flows. Two major centres of past volcanic activity have beenidentified: the Elysium plateau and the Tharsis ridge. Some of the solarsystem’s largest volcanoes occur in Tharsis. Olympus Mons, a structure showingall the characteristics of a basaltic shield volcano, reaches an elevation ofmore than 21.3 km (13ƒ mi) and measures more than 600 km (370 mi) across its base. Nodefinite evidence exists of current volcanic activity anywhere on the planet.
Faults and other features suggestive of crustalextension are widespread on Mars. The most spectacular feature is theequatorial canyon network, Valles Marineris, which runs eastward from the crestof the Tharsis ridge for some 4,000 km (2,500 mi), ending in a region of collapsedchaotic terrain at 15° south, 40° west. In places the canyon system is 600 km(370 mi) wide and 7 km (4y mi) deep. The rectilinear pattern of its side canyons and detailsof its canyon walls indicate that it developed largely in response to tectonicforces associated with the Tharsis ridge.
mars
Searching for Water on Mars
Scientists believe that these channels in a crater wall on Marswere formed by water. The sharpness of the features and the lack of smallimpact craters covering them imply that the channels formed relatively recentlyin the history of the planet. Liquid water, therefore, could exist below thesurface of Mars.
NASA/Science Photo Library/Photo Researchers, Inc.
On the other hand, no features resulting fromlarge-scale compression have been found. Specifically, folded mountain belts,so common on Earth, are lacking, apparently indicating an absence of platetectonics. However, some scientists have suggested that during the earlyhistory of the planet some lateral crustal movements may have taken place. Thissuggests, in turn, that Mars may have developed a thicker lithosphere and mayhave had a thermal history rather different to that of the Earth. In 1999magnetic observations made by Mars Global Surveyor unexpectedly strengthenedthe case for plate tectonics in Mars's early history. They showed long stripsof rock with alternating magnetic polarities, similar to the pattern found onEarth's sea floors on either side of mid-ocean ridges where new crust is slowlyforming and spreading apart. This seems to indicate that at some point in itspast Mars's interior was hot enough both to produce a global magnetic field(which regularly switched direction, as the Earth's does) and to drive platetectonics.
Evidence of subsurface water ice prevails, especially inthe form of petal-shaped ejecta blankets around some craters, vast areas ofcollapsed chaotic terrain, and so-called patterned ground at high northernlatitudes. Among the more spectacular geological discoveries have been the hugevolcanoes of Tharsis, the equatorial canyon system, and numerous channels thatsuperficially resemble the valleys of dried-up rivers. Two major types ofchannels are known. Large outflow channels may have been formed by the suddencatastrophic release of vast amounts of liquid water from areas of collapsedchaotic terrain. Most of these channels drain from the higher southernhemisphere to the generally lower northern hemisphere. The cause of thelocalized melting of the ground ice in the source areas remains uncertain, butthese features probably date from the first third of the planet’s4.6-billion-year history. In addition to the large outflow channels, there arenumerous small channel-like features, which appear to pre-date the outflowchannels; erosion by liquid water is likely to be the cause of these, too,though the evidence is less compelling. Because liquid water cannot existpermanently on the surface of Mars today, the channels have been singled out asproof that the planet had higher pressures and warmer temperatures in the past.In the northern plains, there is considerable evidence for former strand linesand other shoreline landforms, which implies that shallow “palaeolakes” oncecovered a large part of this area. High-resolution images of the surface obtainedfrom Mars Global Surveyor have shown up features that suggest the possibilitythat water may have flowed over the Martian surface rather more recently,geologically speaking. Further than this, it was suggested in 2003 thatgeothermal activity driven by volcanic heat below ground may be able to forceunderground ice deposits to melt and briefly flow across the surface leavingtemporary “dark stains”, although evidence is inconclusive.
Yet the surface of Mars today is essentially awindblown desert. Vast expanses of sand dunes encircle the polar regions, andat much lower latitudes other wind-formed erosional features abound, allattesting to the efficacy of both depositional and erosional wind processes inthe current Mars environment.
Little is known about the interior of Mars. Theplanet’s relatively low mean density indicates that it cannot have an extensivemetallic core. Furthermore, any core that may be present is probably not fluid,because Mars does not have a measurable magnetic field. Judging from itsability to support such massive topological features as the Tharsis ridge, thecrust of Mars may be as thick as 200 km (125 mi)—five or six times as thick asthe Earth’s crust. A seismometer on board the Viking 2 lander failed to detectany definite “Marsquakes”.
VI
SEARCH FOR LIFE
The idea that life could, or even does, existon Mars has a long history. In 1877 the Italian astronomer GiovanniSchiaparelli claimed to have seen a planet-wide system of channels (Italian canali).The American astronomer Percival Lowell then popularized these faint lines ascanals and held them out as proof of a vast attempt by intelligent beings toirrigate an arid planet. Subsequent spacecraft observations have shown thatthere are no canals on Mars, and various other alleged proofs of life on theplanet have turned out to be equally illusory. The dark areas once thought tobe oases are not green, as contrast effects had made them seem to terrestrialobservers, and their spectra contain no evidence of organic materials. Theseasonal changes in the appearance of these areas are not due to any vegetativecycle, but to seasonal Martian winds blowing sterile sand and dust. Water isonly known to occur as ice on and below the surface and as trace amounts ofvapour or ice crystals in the Martian atmosphere. The strongest evidenceagainst the presence of life, however, is the thinness of the atmosphere andthe fact that the surface of the planet is exposed not only to lethal doses ofsolar ultraviolet radiation but also to the chemical effects of highlyoxidizing substances (such as hydrogen peroxide) produced by photochemistry.
Perhaps the most fundamental and far-reachingresult obtained by the Viking landers is that the Martian soil contains noorganic material (there is no reason to assume that the two landing sites arenot representative of the planet as a whole). Although small amounts of organicmolecules are continually being supplied to the surface of Mars by carbonaceousmeteoroids, this material is apparently destroyed before it has a chance toaccumulate. The results of the soil analysis for organic molecules carried outby the Viking landers provide no evidence for the existence of life.
A more difficult question is whether life has everexisted on Mars, given the strong evidence of climatic change and theindications of a previously warmer, thicker atmosphere. Suggestions thatstructures found in a meteorite discovered in Antarctica, which may have beenblasted off the Martian surface, were fossil traces of bacteria-like organismshave since been discounted. However, answering the question of life on Marswill probably involve collecting carefully selected subsurface samples andreturning them to Earth for detailed analysis.
Terbentuknya Pasir
06 Juli 2009 15:57
Ketika bebatuan padat terkena tempaan angin, hujan dan es, maka bebatuan tersebut terurai menjadi partikel partikel yang lebih kecil. Jika partikel-partikel tersebut terurai sampai sampai sedemikian kecilnya, maka partikel-partikel tersebut akan berubah menjadi suatu materi yang biasa disebut “Pasir”.
Karena pasir terbentuk dari dari bahan-bahan mineral penyusun bebatuan, maka mineral jenis apapun dapat kita temukan dalam struktur pasir ini. mineral dasar penyusun pasir adalah ‘quartz’ (kuarsa), di katakan demikian karena sifatnya yang sangat keras dan jumlahnya yang melimpah. Kuarsa adalah Kristal silicon dioksida bentuk heksagonal. beberapa jenis pasir hampir 99 persen tersusun atas materi kuarsa ini. Mineral lainnya terkadang ditemukan pula di dalam pasir seperti halnya feldspar(pembentuk batuan hablur), kalsit, mika (mineral silikat), bijih-bijih besi, sejumlah kecil garnet (batu akik merah), turmalin dan topaz.
Orang Pertama Yang Membuat Peta
06 Juli 2009 15:54
Gerardus Mercator Tau tidak Orang pertama yang berhasil membuat peta-peta bagi para pedagang yang melakukan perjalanan dari Negara satu ke Negara lainnya, dia adalah GERHARD KREMER (1512-1594) yang dijuluki Gerardus Mercator Pada tahun 1569, Kremer membuat sebuah peta dunia dengan menggunakan peralatan, yang akhirnya terkenal dengan sebutan Proyeksi Mercator.
Bukan hal yang mustahil untuk menggambar permukaan melengkung bola dunia secara akurat di atas sehelai kertas yang datar.Kramer menunjukkan bagaimana cara untuk menggambar bentuk melingkar bolaBumi dalam bentuk silinder,yang dapat dibentangkan untuk menunjukkan peta bumi dalam keadaan datar. Namun demikian,peta semacam ini dapat mengubah ukuran Negara-negara yang berada di belahan bumi paling utara dan selatan, tetapi dengan cara membagi bumi seperti segmen-segmen ‘kupasan kulit jeruk’maka ukuran Negara-negara tersebut akan lebih mendekati ukuran sebenarnya.
Pembuatan Peta
06 Juli 2009 15:50
Peradaban manusia kemungkinan telah membuat pete-peta kasar bahkan sebelum mereka mulai menggunakan bahasa tertulis pada sekitar 5.500 tahun silam. sebuah peta adalah gambar yang mewakili suatu daerah sedemikian rupa untuk membantu dalam pencarian tempat atau untuk memehahami sifat-sifat dari daerah yang dipetakan.
Banyak peta yang menampilkan tempat-tempat atau kondisi-kondisi di bumi. Peta dapat juga menggambarkan planet-planet lain, Bulan,atau posisi bintang-bintang di ruang angkasa. Seiring waktu,peta menjadi semakin akurat karena manusia telah menjelajahi dunia dan menciptakan cara-cara yang lebih baik dalam pembuatan peta. Pada abad ke 20,manusia mulai menggunakan pesawat terbang dan pesawat ruang angkasa untuk mengamati bumi dan benda-benda ruang angkasa. observasi semacam ini memungkinkan manusia membuat peta-peta yang lebih akurat dari yang sebelumnya. Pada akhir abad ke-20, para ahli membuat peta,atau kartografer,telah membuat sebagian besar peta dengan bantuan computer
Kecepatan Gerak Bumi
06 Juli 2009 15:49
Bumi melakukan dua gerakan,yaitu gerakan berputar pada porosnya dan gerakan mengelilingi matahari. Perputaran bumi pada porosnya atau rotasi bumi, menyebabkan terbit dan terbenamnya matahari, bulan dan bintang,serta pergantian siang dan malam. Satu kali rotasi Bumi sebenarnya memerlukan waktu 23 jam,56 menit,dan 4,091 detik. Waktu rotasi ini sedikit beragam karena pengaruh dari gesekan dari gelombang samudera dan berbagai perubahan di kulit bumi.
Bumi juga bergerak mengelilingi matahari,atau disebut juga evolusi bumi. Karena bumi mengelilingi matahari dalam orbit,atau lintasan ,yang berbentuk elips,maka jarak bumi dan Matahari memiliki keragaman. Bumi dan semua Planet bergerak pada orbitnya masing-masing dalam kecepatan yang tergantung pada jarak plant-planet itu dari matahari. Sebuah plnet bergerak lebih cepat saat berada lebih dekat dari matahari daripada saat berada lebih jauh. Kecepatan Bumi mengelilingi matahari beragam di antara sekitar 30,25 km per detik sampai sekitar 29,3 km per detik.
Puncak gerhana matahari cincin bisa dilihat dengan jelas di Bandarlampung, Provinsi Lampung. Reuters/Beawiharta.(detik.com)
Gerhana matahari yang terjadi hari Senin, 26 Januari 2009 sebulan yang lalu di sebut sebagai gerhana matahari cincin ( dikarenakan posisi matahari yang tertutupi bulan tidak seluruhnya, tetapi terlihat cahaya yang melingkar menyerupai cincin ).
Foto berwarna merah karena diambil menggunakan kamera dengan solar filter. Diwilayah Indonesia akan terjadi gerhana matahari total pada 9 Maret 2016.
BADAI MATAHARI
Menurut laporan website Inggris “New Scientist”, maksud dari badai matahari atau solar storm adalah siklus kegiatan peledakan dahsyat dari masa puncak kegiatan bintik matahari (sunspot), biasanya setiap 11 tahun akan memasuki periode aktivitas badai matahari. Ilmuwan Amerika baru-baru ini memperingatkan bahwa pada tahun 2012 bumi akan mengalami badai matahari dahsyat (Solar Blast), daya rusakanya akan jauh lebih besar dari badai angin “Katrina”, dan hampir semua manusia di bumi tidak akan dapat melepaskan diri dari dampak bencananya.
Badai Matahari Kuat pada 2012 akan Menyerang
Pada 22 September 2012 tengah malam, langit New York, Manhattan Amerika Serikat akan tertutupi oleh seberkas layar cahaya yang warna-warni.Di wilayah selatan New York ini, sangat sedikit orang yang dapat melihat fenomena aurora ini. Namun, perasaan menikmati indahnya pemandangan alam ini tidak akan berlangsung lama. Setelah beberapa detik, semua bola lampu listrik di wilayah tersebut mulai gelap dan berkedip tak menentu, kemudian sinar cahayanya dalam seketika tiba-tiba bertambah terang, dan cahaya bola lampu menjadi luar biasa terang. Selanjutnya, semua lampu mati. 90 detik kemudian, seluruh bagian Timur Amerika Serikat akan mengalami pemadaman listrik. Setahun kemudian, jutaan orang Amerika mulai mati, infrastruktur negara akan menjadi timbunan puing. Bank Dunia akan mengumumkan Amerika berubah menjadi negara berkembang. Pada saat yang sama, Eropa, China dan Jepang dan daerah lain atau negara juga akan sama seperti Amerika Serikat, berjuang dalam bencana sekali ini. bencana ini datang dari badai matahari atau solar storm yang dahsyat, terjadi pada permukaan matahari yang berjarak 150 juta km dari bumi.
Alat Deteksi Amerika Berhasil Mengambil Foto Badai Matahari
Mungkin cerita di atas kedengarannya mustahil, dalam keadaan normal matahari tidak akan bisa menyebabkan bencana besar seperti itu pada bumi. Namun, laporan khusus yang dikeluarkan oleh National Academy of Sciences, Amerika Serikat pada bulan Januari 2009 menyatakan bahwa bencana seperti ini sangat mungkin bisa terjadi. Studi tersebut disponsori oleh NASA. Dalam beberapa dekade, dalam perkembangan masyarakat manusia, peradaban Barat telah menanamkan bibit-bibit untuk kehancuran mereka sendiri. Cara hidup modern secara berlebihan yang sangat tergantung pada ilmu pengetahuan dan teknologi, secara tidak sengaja membuat kita lebih banyak terperangkap dalam suatu kondisi yang super berbahaya. Plasma balls yang dipancarkan dalam letusan permukaan matahari mungkin bisa menghancurkan jaringan listrik kita, sehingga mengakibatkan bencana dahsyat. Daniel Becker dari University of Colorado seorang ahli cuaca angkasa adalah pencetus laporan khusus dari Academy of Sciences Amerika Serikat, “Sekarang ini kita semakin dekat dengan kemungkinan bencana ini. Jika manusia tidak dapat mempersiapkan diri deng-an matang terhadap bencana badai matahari yang akan menimpa ini. Badai matahari ini mungkin akan memutuskan pasokan listrik umat manusia, sinyal ponsel, bahkan termasuk sistem pasokan air.”
Namun demikian, ada beberapa ahli yang menyatakan pandangan yang berbeda, mereka mempertimbangkan dampak badai matahari terutama terkonsentrasi di luar ruang angkasa, dan karena efek rintangan medan magnetik bumi dan atmosfir, pengaruh gangguannya tidak akan terlalu nyata terhadap kehidupan di bumi. Para ahli mengatakan, ketika aktivitas badai matahari aktif, akan terus menerus terjadi pembakaran dan peledakan pada sunspot, pada saat sejumlah besar sinar ultraviolet dilepaskan akan menyebabkan densitas lapisan ionosfir di atas angkasa bumi meningkat mendadak, menyerap habis energi gelombang pendek, sehingga gelombang pendek sinyal radio terganggu. Tetapi ponsel yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk transmisi sinyal radio tidak melalui lapisan ionosfir, sehingga pada umumnya dampak badai matahari terhadap komunikasi di permukaan bumi tidak akan signifikan. Secara teori, pada umumnya intensitas badai matahari tidak akan bisa menerobos perlindungan atmosfer dan medan magnetik bumi, hingga secara fatal mengancam spesies yang berada di bumi. Tetapi untuk badai matahari tahun 2012 para ahli khawatir mungkin menjadi pengecualian.
Mungkin Membawa Dampak Bencana Besar pada Bumi
Ilmuwan Amerika Serikat memperingatkan bahwa, pada 2012 badai matahari yang kuat di bumi akan membawa malapetaka besar pada manusia, yang akan mempengaruhi setiap aspek pada masyarakat modern sekarang. Para ahli yang mengeluarkan peringatan meng-atakan, dampak badai matahari pada bumi kemungkinan adalah “efek domino”. Coba pikirkan, bila jaringan listrik menjadi rapuh dan tidak stabil, hal-hal yang berhubungan dengan bisnis pasokan listrik juga akan menjadi korban: peralatan refrigeration berhenti, makanan dan obat-obatan yang tersimpan dalam ruang berpendingin dalam jumlah besar akan kehi-langan kondisi penyimpanan dan rusak; pompa tiba-tiba berhenti berfungsi, air minum pada masyarakat akan menjadi masalah. Selain itu, karena gangguan pada sinyal satelit, sistem posisi GPS akan menjadi sampah. Sebenarnya pada awal 1859 pernah terjadi kasus serupa, peledakan badai matahari saat itu bahkan me-ngakibatkan jaringan telegram terbakar rusak. Tentu saja sekarang ini di bumi sudah dipenuhi oleh fasilitas kabel dan nirkabel, tetapi fasilitas ini sulit menahan ujian badai matahari.
Ketika badai matahari kuat menyerang, umat manusia di bumi akan menghadapi dua masalah besar. Pertama, adalah tentang masalah jaringan listrik modern sekarang. Jaringan listrik modern sekarang pada umumnya menggunakan tegangan tinggi untuk mencakup daerah lebih luas, ini akan memungkinkan operasi jaringan listrik lebih efisien, Anda bisa mengurangi kerugian selama transmisi listrik, juga kerugian listrik karena produksi yang berlebihan. Namun, secara bersama ia juga menjadi lebih rentan terhadap serangan cuaca ruang angkasa. transmisi jaringan akan menjadi sangat rentan dan tidak stabil, atau bahkan mungkin menyebabkan terhenti secara total. dan ini hanya merupakan efek domino yang pertama, selanjutnya mungkin juga akan menyebabkan “lalu lintas lumpuh, komunikasi terputus, industri keuangan runtuh dan fasilitas umum kacau; pompa berhenti menyebabkan pasokan air minum terputus, kurangnya fasilitas pendingin, makanan dan obat-obatan sulit disimpan secara efektif. Para ilmuwan telah memperkirakan bila ada intensitas badai matahari kuat mungkin dapat menyebabkan kerugian sosial dan ekonomi manusia, hanya pada tahun pertama saja kerugiannya mencapai 1-2 triliun dollar AS, sementara pemulihan dan rekonstruksinya diperlukan setidaknya 4-10 tahun
Isu yang kedua adalah tentang masalah sistem jaringan listrik yang saling ketergantungan yang dukungan kehidupan modern kita, seperti masalah air dan penanganan limbah, masalah infrastruktur logistik supermarket, masalah pengendalian gardu listrik, pasar keuangan dan lainnya yang tergantung pada listrik. Jika dua masalah digabung jadi satu, kita dapat dengan jelas melihat bahwa peristiwa kemungkinan muncul kembalinya badai matahari Carrington sangat mungkin akan menyebabkan bencana besar yang langka. Adviser laporan khusus dari National Academy of Sciences Amerika Serikat dan analis daya listrik industri John Kappenman menganggap “Bencana seperti ini dibandingkan dengan bencana yang biasa kita bayangkan secara total berlawanan. biasanya wilayah kurang berkembang rawan serangan bencana, namun dalam bencana ini, wilayah yang semakin berkembang lebih rentan terhadap serangan bencana.”
Manusia Belum Mempersiapkan Diri
Menghadapi kemungkinan bencana serius yang akan me-nimpa, Amerika Serikat dan seluruh umat manusia tidak segera merespon untuk mempersiapkan pekerjaan secara baik dalam menghadapi putaran badai matahari berikutnya. Becker me-ngatakan bahwa karena kemungkinan terjadinya skala besar badai matahari sangat kecil, “Seluruh masyarakat bahkan tidak menanggapinya, namun hanya memperhatikan masalah di hadapan mata”. Terhadap cuaca di bumi, para ahli cuaca dapat melacak badai yang akan menimpa selama beberapa hari ke depan, dan mengeluarkan peringatan yang sesuai kepada penduduk setempat, namun badai matahari atau cuaca ruang angkasa benar-benar berbeda. Backer mengatakan bahwa sekarang ini kita masih tidak dapat memprediksi secara akurat waktu dan kekuatan badai matahari, yang dapat diprediksi oleh saya dan rekan saya hanya jika sebuah badai matahari besar menyerang, kami secara mutlak tidak mampu menanganinya.”
Ini mirip dengan peringatan dini bencana angin topan dan manusia di bumi, dewasa ini umat manusia terutama tergantung pada prediksi dari siklus sunspot untuk memantau intensitas badai matahari serta dampaknya pada bumi. Yang dimaksud dengan sunspot adalah proses peningkatan dan pengurangan yang berarti dalam jumlah sunspot setiap 11 tahun. Siklus dihitung mulai dari aktivitas terendah sunspot pada matahari. Dalam masa aktif sunspot akan meningkat, badai matahari yang terjadi akan lebih banyak. Ketika badai matahari terjadi, partikel kecepatan tinggi serta aliran ion yang terbentuk oleh partikel bermuatan listrik yang dipancarkan secara besar-besaran oleh matahari akan berpengaruh terhadap lapisan medan magnit bumi, ionosfir serta kondisi atmosfir netral. Dalam masalah dampak bahaya badai matahari, lebih dari satu abad, orang-orang terus memantau kegiatan sunspot.
Berdasarkan fenomena yang terjadi di atas permukaan matahari serta data bintik matahari siklus yang terjadi sebelumnya, para ilmuwan dari National Center for Atmospheric Research, NCAR, Amerika Serikat, berhasil mengembangkan sebuah model baru ilmu dinamika solar. Dengan model baru, para astronom dapat memberikan peringatan secara dini dari aktivitas sunspot matahari. Mereka berharap bahwa peringatan dini dapat membantu perusahaan-perusahaan listrik, para pengendali satelit dan aspek lainnya dalam beberapa hari atau bahkan tahun-tahun sebelumnya agar bisa bersiap-siap menghadapai kegiatan sunspot matahari. Menurut informasi, ketepatan model baru ini dapat mencapai akurasi 98%. Richard Enke dari National Science Foundation, Departemen Atmospheric Research Amerika Serikat mengatakan bahwa jika dapat secara dini memprediksi aktivitas badai matahari, orang-orang akan dapat dengan baik menanggulangi gangguan seperti komunikasi, kegagalan satelit, pemadaman listrik, serta ancaman terhadap astronot dan hal-hal lain.
Ilmuwan senior NASA mengingatkan bumi akan diterjang badai matahari pada 2013. Energi magnetik akan menyerang setelah matahari bangun dari tidur panjang.
Dalam peringatan terbarunya, NASA menyebut badai super akan memukul seperti “kilat” dan bisa menimbulkan konsekuensi bencana bagi dunia, layanan darurat dan keamanan nasional kecuali tindakan pencegahan diambil.
Para ilmuwan percaya badai itu dapat merusak segala sesuatu dari sistem layanan darurat, peralatan rumah sakit, perbankan dan perangkat sistem pengendalian lalu lintas udara, hingga barang sehari-hariseperti komputer di rumah, iPod dan penerima siaran satelit.
Karena ketergantungan manusia pada perangkat elektronik yang sensitif terhadap energi magnetik, maka badai bisa meninggalkan kerugian multitriliun dan menimbulkan masalah bagi pemerintah.
“Kami tahu ini akan datang, tapi kami tidak tahu seberapa buruk,” kata Dr Richard Fisher, direktur divisi Heliophysics NASA, kepada Koran Telegraph dalam sebuah wawancara.
“Badai itu akan mengganggu perangkat komunikasi seperti satelit dan navigasi mobil, perjalanan udara, sistem perbankan, komputer dan segala sesuatu yang elektronik. Ini akan menimbulkan masalah besar bagi dunia.
“Sebagian besar wilayah akan tanpa listrik dan untuk memperbaiki kerusakan akan berat dan membutuhkan waktu.”
Dalam sebuah konferensi cuaca ruang angkasa di Washington DC pekan lalu yang dihadiri oleh para ilmuwan NASA, pembuat kebijakan, peneliti dan pejabat pemerintah juga mengeluarkan peringatan serupa.
Dr Fisher (69) mengatakan badai dari matahari yang mencapai suhu lebih dari 5500C itu tidak semua orang akan menghadapi.
Siklus energi magnetik matahari mencapai puncak setiap 22 tahun, sedangkan jumlah bintik matahari mencapai tingkat maksimum setiap 11 tahun.
Dr Fisher yang merupakan ilmuwan NASA selama 20 tahun, mengatakan gabungan dua kejadian itu pada 2013 akan menghasilkan tingkat radiasi besar.
Dia mengatakan sebagian besar wilayah dunia bisa menghadapi hidup tanpa listrik selama beberapa bulan.
Sejumlah peneliti antariksa di dunia memprediksi puncak badai matahari akan terjadi pada pertengahan tahun 2013. Indikasi tersebut berdasar pada aktivitas matahari yang saat ini terus meningkat. Aktivitas matahari ini berupa medan magnet, bintik matahari, ledakan matahari, lontaran massa korona, angin surya, dan partikel energetik.
“Pada 2012 hingga 2015 bintik matahari diperkirakan mencapai titik yang sangat banyak dan itu akan memicu banyak ledakan,” ujar Dra Clara Yono Yatini, MSc, Kepala Bidang Aplikasi Geomagnet dan Magnet Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), di sela-sela sosialisasi fenomena cuaca antariksa 2012-2015 di Denpasar, Bali.
Namun, menurutnya, masyarakat tidak perlu khawatir karena badai matahari tidak akan menghancurkan peradaban dunia. “Dampak badai matahari hanya merusak sistem teknologi saja,” tegas Clara Yono.
Sistem teknologi yang terpengaruh, misalnya, rusaknya satelit sehingga mengganggu jaringan komunikasi. Dampak lainnya dari badai matahari ini juga dapat mengganggu medan magnet bumi. Seperti tahun 1989 saat badai matahari menyerang Kanada, jelas Clara, terjadi pemadaman listrik karena trafo di pusat jaringan listrik terbakar akibat arus yang sangat besar di bawah permukaan bumi. Badai matahari ini dapat diantisipasi agar tidak menimbulkan kerusakan, seperti mematikan sementara jaringan satelit dan jaringan listrik pada saat terjadi badai matahari.
“Masyarakat jangan terpengaruh dengan film 2012 karena itu sains palsu,” pesan Clara Yono. Lapan kini gencar melakukan sosialisasi soal fenomena cuaca antariksa 2012-2015 kepada masyarakat untuk meluruskan cerita-cerita miring terkait kiamat yang tidak jelas dasarnya.
Isu kiamat tahun 2012 seperti yang digambarkan dalam film 2012 memang selama ini terus dikaitkan dengan sejumlah fenomena alam yang akan terjadi di bumi, di antaranya badai matahari ini.
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) memperkirakan puncak aktivitas matahari disertai badai matahari akan terjadi antara 2012 hingga 2015. Badai matahari ini tidak akan langsung menghancurkan peradaban di bumi, tapi akan berpengaruh pada sistem berteknologi tinggi seperti satelit dan komunikasi radio.
Demikian yang terungkap dalam acara sosialisasi pengaruh cuaca antariksa terhadap perubahan iklim di bumi yang digelar Lapan di Kampus Universitas Udayana, Denpasar, Bali, Rabu (10/3). Menurut peneliti matahari dari Lapan Clara Yono Yatini, sejak dulu matahari memiliki siklus dan tidak diam. Matahari mengalami ledakan-ledakan yang bisa sampai ke bumi.
Selain itu matahari juga memiliki berbagai aktivitas seperti medan magnet, bintik matahari, ledakan matahari, lontaran massa korona, hingga partikel energetik. Pada puncak siklusnya, aktivitas matahari akan sangat tinggi sehingga menyebabkan terjadinya badai matahari.
Hingga saat ini waktu pasti terjadinya badai matahari belum bisa diprediksi secara tepat. Namun, terkait badai matahari ini masyarakat pengguna peralatan berteknologi tinggi diminta untuk mulai mengantisipasi dampak buruk serangan badai matahari ke planet bumi.
Selain berdampak terhadap sistem teknologi tinggi, meningkatnya aktivitas matahari juga juga akan berdampak terhadap perubahan iklim di bumi. Dampak ekstrem peningkatan aktivitas matahari di bumi juga dapat menyebabkan kemarau panjang.
Sebenarnya ramalan suku Maya tentang hari kiamat adalah menurut perhitungan masyarakat jaman kuno yang masih percaya hal-hal yang bersifat magis. Di jaman modern sekarang, orang lebih cenderung menggunakan teknologi untuk memprediksi masa depan.
Apa sesungguhnya yang dimaksud dengan kiamat 2012 itu? Menurut ilmuwan Amerika, pada tahun 2012 akan terjadi Badai Matahari yang sudah lebih besar dari pada badai matahari sebelumnya yang berkemungkinan menimbulkan efek bencana besar pada bumi. Badai yang menurut penelitian dari National Academy Od Sciences, Amerika, sangat besar kemungkinannya terjadi. Studi tersebut mendapat sponsor dari NASA. Cara hidup yang modern dan cenderung tergantung pada kecanggihan teknologi memungkinkan memicu ketidaksengajaan untuk diri kita sendiri terperangkap dalam keadaan yang super berbahaya. Lihatlah, beberapa akibat dari efek rumah kaca, global warming, produksitas karbon dioksida, yang membuat penipisan zat pelindung yang terkandung dalam atmosfir sebagai pelinding bumi dari sengatan ultraviolet matahari.
Namun, ada pendapat ahli yang mengatakan berbeda. Mereka mempertimbangkan dampak badai matahari yang akan terkonsentrasikan oleh aktifitas di dalam atmosfir. Dan disebabkan oleh efek rintangan dari atmosfir dan medan magnet bumi akan mempengaruhi perjalanan badai ke bumi. Secara teori, badai matahari sebelum masuk ke permukaan bumi yang sesungguhnya, akan dihalangi oleh lapisan atmosfir terlebih dahulu. Di atmosfir badai tersebut akan terus menerus terbakar, sejumlah ultraviolet dilepaskan, menyebabkan densitas lapisan ionosfir meningkat tinggi dan mengganggu gelombang pendek di angkasa. Pada umumnya badai matahari tidak akan menembus lapisan atmosfir yang akan memberikan ancaman bagi spesies bumi. Tetapi, para ahli cukup khawatir untuk kejadian yang akan terjadi pada tahun 2012 ini, mendapat pengecualian.
Aktivitas matahari bakal semakin aktif dan akan mengakibatkan efek negatif bagi Bumi.
Untuk mempersiapkan kemungkinan terburuk, sejumlah ilmuwan matahari terkemuka berkumpul di Washington DC, AS Selasa lalu, 8 Juni 2010, untuk membahas cara terbaik melindungi satelit-satelit Bumi dan sistem vital dari badai matahari.
Badai matahari terjadi saat beberapa titik matahari meletus dan memuntahkan cipratan partikel yang bisa merusak. Aktivitas ini berlangsung dalam siklus 11 tahun sekali.
“Matahari telah bangun dari tidur panjangnya. Dan dalam beberapa tahun ke depan kita akan melihat aktivitas matahari dalam level yang lebih tinggi,” kata Kepala Divisi Heliophysics NASA, Richard Fisher, seperti dimuat laman Christian Science Monitor.
“Di saat yang sama masyarakat teknologi sedang mengembangkan kepekaan baru menghadapi badai matahari.”
Masyarakat di abad 21 sangat bergantung pada sistem berteknologi tinggi dalam kehidupan sehari-hari yang rentan pada akibat badai matahari.
Navigasi GPS, perjalanan udara, jasa keuangan dan komunikasi radio darurat semua bisa mati mendadak oleh aktivitas matahari.
Kerusakan ekonomi yang diakibatkan badai matahari diperkirakan dua puluh kali lebih besar dari Badai Katrina — demikian peringatan yang dikeluarkan National Academy of Sciences dalam sebuah laporan tahun 2008.
Untungnya, banyak kerusakan dapat diatasi jika mengetahui kapan badai akan datang. Itulah sebabnya pemahaman cuaca matahari yang lebih baik dan kemampuan untuk memberikan peringatan dini, sangat penting.
Menempatkan satelit di ’safe mode’ dan melepaskan transformator agar dapat melindungi elektronik dari lonjakan listrik yang merusak.
“Prakiraan cuaca luar angkasa ini masih dalam pengembangan, tapi kami membuat kemajuan yang cepat,” kata Thomas Bogdan, direktur Nasional Kelautan dan Atmosfer AS (NOAA).
NASA dan NOAA bekerja sama untuk mengelola armada satelit yang memantau matahari dan membantu untuk memprediksi perubahan surya.
Sepasang pesawat ruang angkasa yang disebut stereo (Solar Terrestrial Relations Observatory) ditempatkan di sisi berlawanan dari matahari, yang bisa menampilkan gabungan dari 90 persen dari permukaan matahari.
Selain itu, SDO (yang Solar Dinamika Observatory), yang baru saja diluncurkan pada bulan Februari 2010, bisa menghasilkan foto bagian aktif yang baru di permukaan matahari.
Juga, sebuah satelit tua yang disebut Advanced Komposisi Explorer (ACE), yang diluncurkan pada tahun 1997, masih memantau matahari.
“Saya percaya kami berada di ambang era baru di mana cuaca ruang angkasa dapat berpengaruh dalam kehidupan kita sehari-hari seperti cuaca bumi biasa.” kata Fisher. “Bagi kami, ini sangat serius.”
Film fiksi ilmiah ‘2012′ yang menceritakan tentang terjadinya badai matahari (flare) bukan isapan jempol belaka. Flare diperkirakan akan terjadi antara tahun 2012-2015. Namun, tak serta merta hal itu melenyapkan peradaban dunia.
“Lapan memperkirakan puncak aktivitas matahari akan terjadi antara 2012 hingga 2015. Pada puncak siklusnya, aktivitas matahari akan tinggi dan terjadi badai matahari,” ujar Kabag Humas Lapan Elly Kuntjahyowati dalam rilis yang diterima detikcom, Kamis (4/3/2010).
Flare tersebut, imbuhnya, merupakan salah satu aktivitas matahari selain medan magnet, bintik matahari, lontaran massa korona, angin surya dan partikel energetik. Ledakan-ledakan matahari itu, bisa sampai ke bumi. Namun, flare yang diperkirakan akan terjadi itu tak akan langsung membuat dunia hancur.
“Masyarakat banyak yang menghubungkan antara badai matahari dengan isu kiamat 2012 dari ramalan Suku Maya. Ternyata dari hasil pengamatan Lapan, badai matahari tidak akan langsung menghancurkan peradaban dunia,” imbuhnya.
Efek badai tersebut, lanjut dia, yang paling utama berdampak pada teknologi tinggi seperti satelit dan komunikasi radio. Satelit dapat kehilangan kendali dan komunikasi radio akan terputus.
“Efek lainnya, aktivitas matahari berkontribusi pada perubahan iklim. Ketika aktivitas matahari meningkat maka matahari akan memanas. Akibatnya suhu bumi meningkat dan iklim akan berubah,” jelas Elly.
Partikel-partikel matahari yang menembus lapisan atmosfer bumi akan mempengaruhi cuaca dan iklim. Dampak ekstremnya, bisa menyebabkan kemarau panjang. Namun hal ini masih dikaji oleh para peneliti.
Lapan pun berniat mensosialisasikan dampak aktivitas matahari ini ke masyarakat. Sosialisasi Fenomena Cuaca Antariksa 2012-2015 pun akan digelar di Gedung Pasca Sarjana lantai 3, Universitas Udayana, Jl Jenderal Sudirman, Denpasar, Bali pada 9 Maret 2010 pukul 11.00 Wita.
Badai Matahari atau Solar Storm pernah terjadi di tahun 1989. Semburan angin matahari pada tahun itu mengenai Bumi setelah menempuh perjalanan sekitar 3 hari, dan paling parah terkena dampak adalah kawasan Quebec di belahan Amerika utara. Saat itu semua jaringan listrik padam, telekomunikasi juga terhenti, dan memang seperti yang akan terjadi di tahun 2012 nanti….Wa Alloh a’lam.
Satu tahun 360 hari
Bagaimana cara menentukan jumlah hari dalam satu tahun tanpa menggunakan alat? Cara ini sudah dipakai orang Mesir dan Mesopotamia. Mari kita pelajari
Pernyataan konyol. Hehe. Tapi bener loh, teman gue ada yang bilang kalau orang zaman dulu itu hebat banget sampe bilang mereka tahu jumlah menit dalam satu hari dengan tepat. Tapi waktu saya lihat berapa jumlah hari dalam satu tahun, teman gue bilang orang zaman dulu bilang 360 hari!
Yaaa. Lumayan hebat sih. Bisa menghitung jumlah menit dalam satu hari, walaupun gagal menghitung jumlah hari dalam satu tahun. Seperti Tim Panser Jerman yang berhasil mengalahkan Tim Tuan Tanah Argentina, tapi akhirnya kalah di seruduk Tim Banteng Spanyol. Tapi lebih hebat Tim Jeruk Belanda kan? Bisa nyampe final. Hehe
Cara menentukan panjang tahun yang paling mudah dan teliti itu adalah dengan melihat bintang (bintik). Pilih satu bintang. Amati terus setiap malam. Kalau kamu fokus pada satu bintang, kamu akan melihat kalau setiap malam, posisi bintang itu sedikit bergeser. Ini karena posisi bumi bergeser dalam orbitnya mengelilingi matahari. Dan, tepat 365 hari kemudian, bintang tersebut kembali pada posisi semula.
Orang Mesir menggunakan cara ini. Mereka memakai Sirius, bintang paling terang di langit. Dan mereka berhasil mendapatkan 365 hari dalam satu tahun. Orang Mesopotamia, Yahudi, Romawi dan Arab, memakai yang lebih terang lagi. Yaitu Bulan. Sayangnya bulan bukan bintang dan terlalu dekat dengan bumi, akibatnya satu tahun yang mereka hitung adalah 354 hari saja. Mesopotamia, Yahudi dan Romawi menyadari ketidak telitian ini dan mereka menyesuaikan kalender mereka dengan menyelipkan bulan tambahan sehingga satu tahun bisa jadi 365 hari. Masalah ini penting bagi negara lintang atas, karena mereka punya empat musim. Mereka harus pake tahun yang teliti untuk memastikan saat musim berganti. Arab yang berada di selatan tidak terlalu terpengaruh, akibatnya mereka tetap bertahan dengan kalender bulannya.
Jumlah 365 hari itu tidak punya banyak faktor bilangan. Beda dengan 360. Anda bisa membagi 360 dengan 1,2,3,4,5,6, dsb dan tetap menghasilkan bilangan bulat. 365 ganjil. Orang Maya dari Amerika Tengah akibatnya membagi hari mereka ke dalam 18 bulan dengan masing-masing 20 hari. Tapi itu baru 360. Orang Maya sudah tau kalau satu tahun 365 hari. Akibatnya gimana? Mereka menambah lima hari lagi yang disebut hari sial. Sama dengan orang Mesir. Mereka membagi setahun dalam 12 bulan masing-masing 30 hari, dan menambahkan lima hari sial. Teman kita, yang kita omongin di atas, tampaknya bercerita tentang orang masa lalu yang gak peduli dengan selisih lima hari ini. Mungkin karena tinggal di daerah dua musim.
Secara ilmiah, metode menentukan panjang tahun dengan cara ini disebut metode sidereal. Sekarang kita tahu panjang satu tahun sidereal dengan sangat teliti. Tahu berapa? 365.256 363 051 hari (365 hari 6 jam 9 menit 9.7676 detik). Dan ini tidak tetap. Peristiwa seperti gempa bumi raksasa atau letusan gunung berapi dapat memperlambat atau mempercepat (tergantung posisi bumi di orbit, kalau di perihelion dia melambat, kalau di aphelion meningkat) dalam beberapa mikro detik. Ambil contoh gempa Chile kemaren yang mencapai 8.8 skala Richter, mempercepat panjang hari saat kejadian sebesar 1.26 mikro detik. Posisi relatif kita terhadap venus dan Mars juga mempengaruhi panjang waktu astronomis. Gaya tarik bulan juga bisa. Angin matahari juga mendorong bumi mundur hingga setahun bertambah panjang 1.25 mikro detik. Efek Poynting-Robertson (geseran debu di atmosfer bumi) memperpendek 30 nano detik setiap tahun. Belum lagi efek gelombang gravitasi yang memperpendek 165 atto detik per tahun. Secara total, panjang waktu dalam setahun di bumi ini meningkat sekitar 0.002 detik per abad.
Teman gue bilang, well, jangan2 zaman orang dulu bilang setahun 360 hari itu emang betul. Di zaman mereka, satu tahun memang 360 hari. Bukan salah hitung, tapi karena efek segala macem yang baru saja kamu sebutin. Bisa jadi, tapi justru terbalik sebenarnya. Sekitar 400 juta tahun lalu, justru setahun itu jumlah harinya lebih panjang dari sekarang. Setahun panjangnya 400 hari! Dan ini karena panjang satu hari itu lebih pendek dari sekarang. Di waktu itu, sehari hanya sekitar 22 jam saja. Dan sehari di waktu bumi terbentuk 4.5 miliar tahun lalu, cuma 6 jam lamanya! Nah, karena sebelumnya orang kuno yang kamu bilang itu mampu menghitung bukan hanya jumlah jam, tapi hingga ke jumlah menit dalam sehari dengan tepat, berarti seharinya tetap 24 jam tanpa kurang satu menit pun. Dan ini berakibat pada setahun yang juga tetap 365 hari, bukannya 360 hari.
Btw, kalau kamu mau membaca tentang sejarah jumlah hari dalam setahun, laporan penelitian fisikawan Sudan ini bisa kamu baca. Keren loh. The Length of the Day: A Cosmological Perspective.
Video Badai Matahari (1/3)
Video Badai Matahari (2/3)
Video Badai Matahari (3/3)
Seri berikutnya akan saya sampaikan di waktu mendatang…insya Alloh.
.
Mari kita perbanyak amal kebajikan, dan bertaqwa kepada-Nya…..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar