02 Agustus 2020

POSISI STRATEGIS INDONESIA SEBAGAI POROS MARITIM DUNIA

Indonesia merupakan negara yang memiliki bentang alam yang sangat luas, dengan lebar wilayah sebesar 17° atau setara dengan 1.887 Km dari utara dan selatan dan panjang yang membentang dari barat ke timur sebesar 46° yang setara dengan 5.110 Km, menjadikan Indonesia sebagai negara terluas ke-13 di dunia, dengan luas wilayah daratan berkisar 1.910.931,32 km2 dan wilayah perairan seluas 6.120.673 km2 (data Badan Informasi Geospasial, 2017). Luasnya wilayah Indonesia tersebut memberikan banyak potensi sekaligus tantangan bagi rakyat Indonesia untuk mengelola dan menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Letak Astronomis Indonesia beserta Dampaknya Letak Astronomis adalah letak suatu wilayah yang ditentukan berdasarkan posisi terhadap garis lintang dan posisi garis bujur. Berdasarkan korrdinatnya, letak astronomis Indonesia adalah 6° Lintang Utara (LU) - 11°Lintang Selatan (LS) dan 95°Bujur Timur (BT) - 141° Bujur Timur (BT).

Dengan letak astronomis yang berada di lintang rendah yaitu sekitar 6° LU - 11°LS maka dampak yang didapat Indonesia adalah:

a) Memiliki Iklim Tropis, yang disebabkan oleh intensitas penyinaran matahari yang stabil selama rata-rata 12 jam per hari sepanjang tahun.

b) Rata-rata curah hujan tahunan yang tinggi berkisar antara 2.000-3.000 mm / tahun (meskipun tidak selalu sama).

c) Memiliki sebaran hutan hujan tropis yang sangat luas dengan luas sekitar 109 Juta Hektar (Walhi, 2003). Indonesia berada di bawah Brasil dan Kongo dalam kepemilikan hutan hujan tropis terluas di dunia. Hutan hujan tropis menjadi bagian penting dalam menjaga kondisi iklim dunia sehingga disebut paru-paru dunia dan juga menjadi habitat dari puluhan ribu spesies flora dan fauna yang sangat beragam di dalamnya.

Sementara dampak letak astronomis Indonesia berdasarkan garis bujurnya yang terletak antara 95°BT - 141° BT menjadikan Indonesia memiliki 3 (tiga) zona waktu, yaitu sebagai berikut. a) Waktu Indonesia Barat (WIB) GMT +7, b) Waktu Indonesia Tengah (WITA) GMT +8, dan c) Waktu Indonesia Timur (WIT) GMT +9.

Masing-masing zona atau wilayah waktu tersebut berjarak 15°, sehingga memiliki selisih waktu selama 1 jam. Contoh, jika di kota Jakarta yang termasuk wilayah Indonesia Indonesia Barat menunjukkan pukul 07.00, maka di kota Denpasar waktu menunjukkan pukul 08.00 WITA. Sementara di kota Jayapura waktu akan menunjukkan pukul 09.00 karena masuk ke wilayah Waktu Indonesia Timur.

Letak Geografis Indonesia beserta Dampaknya Secara umum, wilayah Indonesia berada di antara daratan benua Asia dan daratan benua Australia, juga berada di antara perairan Samudra Hindia dan Samudra Pasifik.

Posisi Indonesia yang berada di antara dua benua dan dua samudera tersebut membuat Indonesia adalah salah satu negara dengan posisi paling strategis di dunia. Berada di antara dua benua dan samudera memjadikan Indonesia memiliki keuntungan dalam bidang ekonomi, sosial, dan budaya.

a.) Aspek Ekonomi, Indonesia berada di persilangan kegiatan ekonomi dunia. Negara-negara Asia Timur seperti Jepang, Korea Selatan, Cina dan Taiwan yang merupakan negara produsen komoditas perdagangan dunia akan manjadikan wilayah Indonesia sebagai wilayah transit dan rute transpotasi perdagangan internasional yang menuju kawasan Asia Tengah, Afrika dan terutama Eropa sebagai area mitra dagang negara-negara Asia Timur.

b.) Aspek Sosial, bangsa Indonesia berinteraksi dengan berbagai bangsa di dunia, seperti bangsa-bangsa di Asia dan Australia.

c.) Aspek Budaya, Indonesia mendapatkan pengaruh budaya dari budaya bangsa di sekitarnya, sehingga interaksi dari warga lokal dengan warga asing yang akhirnya membentuk percampuran budaya dalam bentuk asimilasi bahkan akulturasi budaya.

Luas Wilayah Indonesia

Betapa luasnya negeri kita yang sangat kita cintai ini. Total luas wilayah seluas 7,81 juta km persegi dengan distribusi luas daratan seluas 1,9 juta km persegi dan luas wilayah perairan seluas 6,32 km persegi, maka sangatlah jelas bahwa Indonesia adalah negara yang harus memprioritaskan wawasan kemaritiman dalam kehidupan sehari-hari masyarakatnya. Hal tersebut dilandasi oleh upaya menjaga kedaulatan juga pemanfaatan segala sumber daya yang berasal dari kemaritiman yang ada di Indonesia demi terciptanya kemakmuran dalam kehidupan berbangsa dan bernegara bagi rakyat Indonesia.

Bentang wilayah Indonesia yang sangat panjang hampir sebanding dengan bentang beberapa negara terluas di dunia, seperti wilayah negara Rusia, Cina bahkan Amerika Serikat. Bentang Indonesia pun hampir sama dengan bentang wilayah benua Eropa.

Batas Wilayah Indonesia

Batas wilayah terdiri atas dua jenis, yaitu Batas Hukum/Politik yang ditetapkan berdasarkan perjanjian dan kesepakatan antara dua negara atau lebih, dan Batas Fisik yang ditentukan berdasarkan kenampakan bentang alam (geografis) antar wilayah negara.

Batas Hukum / Politik

 - Treaty Of London (Traktat London, 1824), kesepakatan antara Belanda dan Kerajaan Inggris, dalam membagi wilayah kekuasaan.

- Keputusan Peradilan Arbitrage di Den Haag tahun 1928, menentukan batas wilayah Indonesia dengan Filipina.

- Ordonasi 1939 (Teritorial ZEE en Maritimr Kringen Ordonantie), pembagian wilayah laut berdasarkan Laut Teritorial dan Laut Pedalaman.

- Deklarasi Djuanda, 13 Desember 1957, tentang lebar wilayah laut territorial dinyatakan 12 mil.

- UU No. 7 tahun 1976, tentang pengesahan penyatuan Timor Timur ke NKRI. - Konvensi Hukum Laut Internasional Tahun 1982, membagi jenis batas laut berdasarkan batas laut Territorial, Batas Landas Kontinen, dan ZEE.

Penerapan Batas Hukum / Politik Indonesia dengan negara lain: - Batas Teritorial Daratan, wilayah Indonesia berbatasan di darat dengan beberapa negara yaitu Malaysia (di pulau Kalimantan), Timor Leste (di pulau Timor) dan Papua Nugini (di pulau Papua). Batas darat antar negara biasanya ditandai dengan adanya patok-patok dan demarkasi antara Indonesia dengan negara lainnya.

- Batas Teritorial Lautan, terdiri atas: o Laut Teritorial, merupakan garis khayal yang berjarak 12 mil laut dari garis dasar (garis pantai terluar) ke arah laut lepas. o Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE), merupakan jalur zona laut selebar 200 mil laut ke arah laut terbuka yang diukur dari garis dasar. Di dalam zona ini, Indonesia mendapat kesempatan pertama dalam pemanfaatan sumber daya laut di dalamnya.

Landas Kontinen, merupakan dasar laut yang secara geologis ataupun morfologi merupakan lanjutan dari suatu kontinen (benua). Kedalaman lautnya kurang dari 130-200 meter. Indonesia terletak di dua buah landasan kontinen, yakni landasan kontinen Asia dan landasan kontinen Australia.

- Batas Teritorial Udara, o Batas wilayah udara Horizontal, batas wilayah yang sesuai dengan batas wilayah daratan negara tersebut, kecuali negara berpantai memiliki batas udara sejauh 12 mil. o Batas wilayah udara Vertikal, batas wilayah udara vertikal hingga saat ini masih menjadi perdebatan karena adanya perbedaan klaim negara dalam penetapan batas vertikalnya. Indonesia sendiri melalui RUU Pengelolaan Ruang Udara Nasional menyebutkan batas wilayah udara vertikal setinggi 110 km. Amerika Serikat (100 km), Australia (100 km), Korea Selatan (100-110 km), dan Rusia (100-120 km).

Batas Fisik Indonesia memiliki batas fisik sebagai berikut. - Utara : Daratan berbatasan dengan wilayah Malaysia (Sarawak dan Sabah), Perairan berbatasan dengan Selat Malaka, Laut Cina Selatan, Laut Sulu. - Timur Laut: Daratan tidak berbatasan dengan wilayah negara lain,

Perairan berbatasan dengan Palau dan Samudera Pasifik. - Timur : Daratan berbatasan dengan wilayah Papua Nugini, Perairan tidak berbatasan dengan lautan mana pun. - Tenggara : Daratan berbatasan dengan wilayah Timor Leste, Perairan berbatasan dengan Laut Timor. - Selatan : Daratan tidak berbatasan dengan wilayah negara lain, Perairan berbatasan dengan Samudera Hindia dan perairan Australia. - Barat Daya: Daratan tidak berbatasan dengan wilayah negara lain, Perairan berbatasan dengan Samudera Hindia. - Barat : Daratan tidak berbatasan dengan wilayah negara lain, Perairan berbatasan dengan Kepulauan Andaman (india) dan Samudera Hindia. - Barat Laut: Daratan tidak berbatasan dengan wilayah negara lain, Perairan berbatasan dengan Selat Malaka, dan Laut Andaman.

Wilayah Indonesia yang memiliki batas-batas yang cukup luas dengan wilayah negara lainnya baik daratan maupun laut menimbulkan potensi konflik perbatasan dengan negara tetangga seperti dengan Malaysia, Papua Nugini, Timor Leste, Australia, Thailand, Singapura, Filipina, Palau, India dan Vietnam.

Karakteristik Wilayah Daratan dan Perairan Indonesia 1. Karakteristik Wilayah Daratan Indonesia

a) Terdapat Lempeng-Lempeng Tektonik yang mengapit wilayah Indonesia, diantaranya lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia, dan lempng Paifik.

b) Terdapat Jalur Pegunungan yaitu Sirkum Mediterania dan Sirkum Pasifik.

c) Terdapat Jalur- jalur Patahan yang sangat berpotensi terjadinya Bencana Gempabumi.

d) Terdapat rangkaian-rangkaian sebuah kepulauan di barat pulau Sumatra seperti pulau Nias, pulau Siberut, dan pulau Enggano.

Karakteristik wilayah perairan di Indonesia

a.) Horizontal § Zona Neritik adalah zona perairan yang terletak di atas paparan benua, § Zona Oseanik adalah semua perairan terbuka seperti samudera.

b.) Vertikal § Zona Fotik, yaitu perairan pelagik (laut lepas) yang mendapatkan cahaya matahari. § Zona Afotik, yaitu perairan pelagik (laut lepas) yang tidak tembus cahaya matahari jadi berwarna gelap dan juga dibedakan lagi beberapa zona; v Zona Meso, berada pada kedalaman 700 - 1.000 m (di bawah permukaan laut), v Zona Bati, berada pada kedalaman 1.000 - 4.000 m (di bawah permukaan laut), v Zona Abisal, berada pada kedalaman 4.000 - 6.000 m (di bawah permukaan laut),  Zona Hadal, berada pada kedalaman kurang lebih 6.000 – 10.000 m (di bawah permukaan laut).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar