Letak Astronomis Indonesia beserta Dampaknya Letak Astronomis
adalah letak suatu
wilayah yang ditentukan berdasarkan posisi terhadap garis lintang dan posisi
garis bujur. Berdasarkan korrdinatnya, letak astronomis Indonesia adalah 6°
Lintang Utara (LU) - 11°Lintang Selatan (LS) dan 95°Bujur Timur (BT) - 141°
Bujur Timur (BT).
Dengan letak
astronomis yang berada di lintang rendah yaitu sekitar 6° LU - 11°LS maka
dampak yang didapat Indonesia adalah:
a) Memiliki Iklim
Tropis, yang disebabkan oleh intensitas penyinaran matahari yang
stabil selama rata-rata 12 jam per hari sepanjang tahun.
b) Rata-rata
curah hujan tahunan yang tinggi berkisar antara 2.000-3.000 mm / tahun (meskipun
tidak selalu sama).
c) Memiliki sebaran
hutan hujan tropis yang sangat luas dengan luas sekitar 109 Juta Hektar (Walhi,
2003). Indonesia berada di bawah Brasil dan Kongo dalam kepemilikan hutan hujan
tropis terluas di dunia. Hutan hujan tropis menjadi bagian penting dalam
menjaga kondisi iklim dunia sehingga disebut paru-paru dunia dan juga
menjadi habitat dari puluhan ribu spesies flora dan fauna yang sangat beragam
di dalamnya.
Sementara
dampak letak astronomis Indonesia berdasarkan garis bujurnya yang terletak
antara 95°BT - 141° BT menjadikan Indonesia memiliki 3 (tiga) zona
waktu, yaitu sebagai berikut. a) Waktu Indonesia Barat (WIB) GMT
+7, b) Waktu Indonesia Tengah (WITA) GMT +8, dan c) Waktu
Indonesia Timur (WIT) GMT +9.
Masing-masing
zona atau wilayah waktu tersebut berjarak 15°, sehingga memiliki selisih
waktu selama 1 jam. Contoh, jika di kota Jakarta yang termasuk wilayah
Indonesia Indonesia Barat menunjukkan pukul 07.00, maka di kota Denpasar waktu
menunjukkan pukul 08.00 WITA. Sementara di kota Jayapura waktu akan menunjukkan
pukul 09.00 karena masuk ke wilayah Waktu Indonesia Timur.
Letak Geografis Indonesia beserta Dampaknya Secara umum, wilayah Indonesia berada di antara daratan benua Asia dan daratan benua Australia, juga berada di antara perairan Samudra Hindia dan Samudra Pasifik.
Posisi
Indonesia yang berada di antara dua benua dan dua samudera tersebut membuat
Indonesia adalah salah satu negara dengan posisi paling strategis di dunia.
Berada di antara dua benua dan samudera memjadikan Indonesia memiliki
keuntungan dalam bidang ekonomi, sosial, dan budaya.
a.) Aspek Ekonomi, Indonesia berada di persilangan kegiatan ekonomi dunia. Negara-negara Asia Timur seperti Jepang, Korea Selatan, Cina dan Taiwan yang merupakan negara produsen komoditas perdagangan dunia akan manjadikan wilayah Indonesia sebagai wilayah transit dan rute transpotasi perdagangan internasional yang menuju kawasan Asia Tengah, Afrika dan terutama Eropa sebagai area mitra dagang negara-negara Asia Timur.
b.) Aspek
Sosial, bangsa Indonesia berinteraksi dengan berbagai bangsa di dunia,
seperti bangsa-bangsa di Asia dan Australia.
c.) Aspek
Budaya, Indonesia mendapatkan pengaruh budaya dari budaya bangsa di
sekitarnya, sehingga interaksi dari warga lokal dengan warga asing yang
akhirnya membentuk percampuran budaya dalam bentuk asimilasi bahkan akulturasi
budaya.
Luas Wilayah Indonesia
Betapa
luasnya negeri kita yang sangat kita cintai ini. Total luas wilayah seluas 7,81
juta km persegi dengan distribusi luas daratan seluas 1,9 juta km
persegi dan luas wilayah perairan seluas 6,32 km persegi,
maka sangatlah jelas bahwa Indonesia adalah negara yang harus
memprioritaskan wawasan kemaritiman dalam kehidupan sehari-hari
masyarakatnya. Hal tersebut dilandasi oleh upaya menjaga kedaulatan juga
pemanfaatan segala sumber daya yang berasal dari kemaritiman yang ada di
Indonesia demi terciptanya kemakmuran dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
bagi rakyat Indonesia.
Bentang
wilayah Indonesia yang
sangat panjang hampir sebanding dengan bentang beberapa negara terluas
di dunia, seperti wilayah negara Rusia, Cina bahkan Amerika Serikat.
Bentang Indonesia pun hampir sama dengan bentang wilayah benua Eropa.
Batas Wilayah Indonesia
Batas wilayah terdiri atas dua jenis, yaitu Batas Hukum/Politik yang ditetapkan berdasarkan perjanjian dan kesepakatan antara dua negara atau lebih, dan Batas Fisik yang ditentukan berdasarkan kenampakan bentang alam (geografis) antar wilayah negara.
Batas
Hukum / Politik
- Treaty Of London (Traktat London, 1824), kesepakatan
antara Belanda dan Kerajaan Inggris, dalam membagi wilayah kekuasaan.
- Keputusan
Peradilan Arbitrage di Den Haag tahun 1928, menentukan batas wilayah
Indonesia dengan Filipina.
- Ordonasi
1939 (Teritorial ZEE en Maritimr Kringen Ordonantie), pembagian
wilayah laut berdasarkan Laut Teritorial dan Laut Pedalaman.
- Deklarasi
Djuanda, 13 Desember 1957, tentang lebar wilayah laut territorial
dinyatakan 12 mil.
- UU No.
7 tahun 1976, tentang pengesahan penyatuan Timor Timur ke NKRI. - Konvensi
Hukum Laut Internasional Tahun 1982, membagi jenis batas laut berdasarkan
batas laut Territorial, Batas Landas Kontinen, dan ZEE.
Penerapan Batas Hukum / Politik Indonesia dengan negara lain: - Batas
Teritorial Daratan, wilayah Indonesia berbatasan di darat dengan beberapa
negara yaitu Malaysia (di pulau Kalimantan), Timor Leste (di pulau Timor) dan
Papua Nugini (di pulau Papua). Batas darat antar negara biasanya ditandai
dengan adanya patok-patok dan demarkasi antara Indonesia dengan negara lainnya.
- Batas
Teritorial Lautan, terdiri atas: o Laut Teritorial, merupakan garis khayal yang berjarak 12 mil laut dari
garis dasar (garis pantai terluar) ke arah laut lepas. o Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE), merupakan jalur zona laut selebar 200
mil laut ke arah laut terbuka yang diukur dari garis dasar. Di dalam zona ini,
Indonesia mendapat kesempatan pertama dalam pemanfaatan sumber daya laut di
dalamnya.
Landas
Kontinen, merupakan
dasar laut yang secara geologis ataupun morfologi merupakan lanjutan dari suatu
kontinen (benua). Kedalaman lautnya kurang dari 130-200 meter. Indonesia
terletak di dua buah landasan kontinen, yakni landasan kontinen Asia dan landasan
kontinen Australia.
- Batas
Teritorial Udara, o Batas wilayah udara Horizontal, batas wilayah yang sesuai dengan
batas wilayah daratan negara tersebut, kecuali negara berpantai memiliki batas
udara sejauh 12 mil. o Batas wilayah udara Vertikal, batas wilayah udara vertikal hingga
saat ini masih menjadi perdebatan karena adanya perbedaan klaim negara dalam
penetapan batas vertikalnya. Indonesia sendiri melalui RUU Pengelolaan Ruang
Udara Nasional menyebutkan batas wilayah udara vertikal setinggi 110 km.
Amerika Serikat (100 km), Australia (100 km), Korea Selatan (100-110 km), dan
Rusia (100-120 km).
Batas
Fisik Indonesia
memiliki batas fisik sebagai berikut. - Utara : Daratan berbatasan
dengan wilayah Malaysia (Sarawak dan Sabah), Perairan berbatasan
dengan Selat Malaka, Laut Cina Selatan, Laut Sulu. - Timur Laut: Daratan tidak
berbatasan dengan wilayah negara lain,
Perairan
berbatasan
dengan Palau dan Samudera Pasifik. - Timur : Daratan berbatasan
dengan wilayah Papua Nugini, Perairan tidak berbatasan dengan
lautan mana pun. - Tenggara : Daratan berbatasan dengan wilayah
Timor Leste, Perairan berbatasan dengan Laut Timor. - Selatan
: Daratan tidak berbatasan dengan wilayah negara lain, Perairan
berbatasan dengan Samudera Hindia dan perairan Australia. - Barat
Daya: Daratan tidak berbatasan dengan wilayah negara lain, Perairan
berbatasan dengan Samudera Hindia. - Barat : Daratan tidak
berbatasan dengan wilayah negara lain, Perairan berbatasan dengan
Kepulauan Andaman (india) dan Samudera Hindia. - Barat Laut: Daratan tidak
berbatasan dengan wilayah negara lain, Perairan berbatasan dengan
Selat Malaka, dan Laut Andaman.
Wilayah
Indonesia yang memiliki batas-batas yang cukup luas dengan wilayah negara lainnya baik daratan
maupun laut menimbulkan potensi konflik perbatasan dengan negara tetangga
seperti dengan Malaysia, Papua Nugini, Timor Leste, Australia, Thailand,
Singapura, Filipina, Palau, India dan Vietnam.
Karakteristik
Wilayah Daratan dan Perairan Indonesia 1. Karakteristik Wilayah Daratan Indonesia
a) Terdapat Lempeng-Lempeng Tektonik
yang mengapit wilayah Indonesia, diantaranya lempeng Eurasia, lempeng
Indo-Australia, dan lempng Paifik.
b) Terdapat Jalur Pegunungan yaitu Sirkum Mediterania dan Sirkum Pasifik.
c) Terdapat Jalur- jalur Patahan yang sangat berpotensi terjadinya Bencana Gempabumi.
d) Terdapat rangkaian-rangkaian sebuah kepulauan di barat pulau Sumatra seperti pulau Nias, pulau Siberut, dan pulau Enggano.
Karakteristik
wilayah perairan di Indonesia
a.) Horizontal § Zona Neritik adalah zona perairan yang terletak di atas paparan benua, § Zona Oseanik adalah semua perairan terbuka seperti samudera.
b.) Vertikal § Zona Fotik, yaitu perairan pelagik (laut lepas) yang mendapatkan cahaya matahari. § Zona Afotik, yaitu perairan pelagik (laut lepas) yang tidak tembus cahaya matahari jadi berwarna gelap dan juga dibedakan lagi beberapa zona; v Zona Meso, berada pada kedalaman 700 - 1.000 m (di bawah permukaan laut), v Zona Bati, berada pada kedalaman 1.000 - 4.000 m (di bawah permukaan laut), v Zona Abisal, berada pada kedalaman 4.000 - 6.000 m (di bawah permukaan laut), Zona Hadal, berada pada kedalaman kurang lebih 6.000 – 10.000 m (di bawah permukaan laut).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar