10 Agustus 2020

TEORI TERBENTUKNYA TATA SURYA

TEORI KABUT (NEBULA)

Teori ini dikemukakan oleh Immanuel Kant (ahli Filsafat Jerman 1755) dan Pierre Simon de Laplace (ahli Astronomi Perancis 1796). Kedua orang tersebut tidak saling mengenal, namun demikian pendapatnya tentang terjadinya Tata Surya memiliki kesamaan. Lantaran kesamaan pendapat itulah, maka kemudian pendapat kedua orang tersebut disatukan menjadi Teori Kabut (Nebula) Kant—Laplace. Teori ini sering disebut pula dengan Teori Kabut yang oleh Laplace disebut Nebular Hypothesis.
Isi Teori: Matahari dan planet-planet yang menghuni tata surya berasal dari kumpulan kabut yang bulat kemudian berputar dab berpijar. Akibat perputarannya, sebagian dari massa kabut tersebut terlepas sambil membentuk gelang-gelang kabut yang selanjutnya berubah membentuk gumpalan kecil dan membeku menjadi planet, satelit serta benda-benda lainnya.


TEORI PASANG SURUT

Teori ini dikemukakan oleh Jeans dan Jeffery dari Inggris (1917)
Isi Teori: Menurut teori ini, matahari yang ada sekarang sudah ada sebelumnya, kemudian pada suatu saat ada sebuah bintang melintas pada jarak yang tidak terlalu jauh dari matahari. Akibatnya, terjadi peristiwa pasang naik pada permukaan matahari maupun bintang itu, sehingga sebagian dari massa matahari tertarik kearah bintang mirip lidah raksasa. Pada saat bintang mejauhi matahari, sebagian dari massa yang tertarik itu jatuh kembali kepermukaan matahari dan sebagian lagi terhambur ke ruang angkasa, disekitar matahari menjadi planet-planet dan benda langit lainnya. Massa yang terlepas dari materi Matahari itu seperti cerutu. Artinya, pada pangkal dan ujungnya lebih kecil dari bagian tengahnya. Hal itu terjadi karena ketika bintang raksasa itu jauh dari Matahari, materi yang tertarik sedikit/kecil, sedang ketika di tengah-tengah materi Matahari yang ditarik ukurannya besar. Gumpalan-gumpalan gas dari Matahari itu kemudian mendingin dan membentuk planet-planet. Planet-planet yang dekat dan yang jauh dari Matahari ukurannya kecil-kecil, sedangkan yang di tengah-tengahnya membentuk planet-planet yang besar ukurannya (Yupiter dan Saturnus).

TEORI PLANETESIMAL

Teori ini dikemukakan oleh Moulton (ahli Astronomi) dan Chamberlain (ahli Geologi) dari Amerika Serikat 1900.
Isi Teori: Matahari merupakan salah satu dari bintang-bintang yang jumlahnya sanat banyak. Ada sebuah bintang berpapasan dengan matahari pada jarak yang tidak terlalu jauh, sehingga terjadilah peristiwa pasang naik pada permukaan matahari dan bintang tersebut. Sebagian massa dari matahari itu tertarik kearah bintang.

TEORI BINTANG KEMBAR

Teori ini dikemukakan oleh Lyttleton (seorang astronom Inggris 1930).
Isi teori: awalnya matahari merupakan bintang kembar yang satu dengan lainnya saling mengelilingi. Pada suatu masa, melintas bintang lain dan menabrak salah satu bintang kembar tersebut kemudian menghancurkannya menjadi bagian-bagian kecil yang terus berputar dan mendingin menjadi planet- planet yang mengelilingi bintang tetap bertahan, yaitu matahari.

TEORI AWAN DEBU (PROTOPLANET)

Teori ini dikemukakan oleh Von Weizsaecker dan kemudian diperkuat oleh Kuiper (1945). Isi teori: Teori ini menyatakan bahwa tata surya terbentuk dari gumpalan awan gas dan debu. Dasar pemikiran ini didukung oleh banyaknya keberadaan awan yang teramati di seluruh jagat raya. Awan tersebut mengalami pemampatan akibat pengaruh gravitasi sehingga partikel-partikel debu tertarik menuju ke pusat awan, membentuk gumpalan bola dan mulai berotasi. Begitu partikel-partikel di pinggir tertarik ke dalam, kecepatan rotasi pun bertambah sesuai dengan hukum kekekalan momentum sudut. Akibat rotasi yang cepat ini, gumpalan gas mulai memipih membentuk cakram yang tebal di tengahnya dan tipis di bagian tepi. Bagian tengah berotasi lebih cepat sehingga partikel-partikel bagian tengah saling menekan sehingga menimbulkan panas dan berpijar. Bagian tengah yang berpijar ini adalah protosun yang akhirnya menjadi matahari. Bagian tepi berotasi cepat sehingga terpecah-pecah menjadi banyak gumpalan gas dan debu yang lebih kecil. Gumpalan-gumpalan yang terletak dalam satu orbit ini kemudian menyatu membentuk protoplanet. Protoplanet berotasi dan akhirnya membentuk planet dan satelit-satelitnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar