SUMBER : GEOGRAFI UNS
Peta merupakan ciri utama geografi sehingga dalam pembelajaran geografi peta merupakan media utama untuk internalisasi konsep-konsep geografi.
geografi adalah ilmu spasial atau ilmu keruangan sehingga konsep-konsep geografi selalu berkaitan dengan aspek spasial, seperti distribusi spasial, korelasi spasial.
Berikut uraian pentingnya peta dalam pembelajaran geografi.
Belajar Geografi Dengan Menggunakan Peta
Pendahuluan
Peta merupakan representasi real world. Meski melalui pengecilan sekian ribu kali (dengan skala) melalui seleksi atas ukuran dan pentingnya obyek (generalisasi peta), visualisasi dengan menggunakan lambang (simbolik), peta berusaha menampilkan obyek di mukabumi dengan tata letak seperti keadaan sebenarnya.
Ilustrasi I : Peta topografi DAS Temon
Peta ini menampilkan topografi (rupabumi) sebuah daerah aliran sungai; merepresentasikan kenampakan hipsografi / relief / konfigurasi mukabumi, kenampakan hidrografi / perairan, kenampakan bentang budaya; dalam lambang (simbol) titik, garis dan poligon dengan perbandingan 1 : 50000.
Apa-apa saja yang ditampilkan peta itu dapat menjadi informasi manakala pembaca peta mampu memahami hurufnya peta (titik,garis,poligon). Dengan merangkai huruf menjadi kata, kata menjadi kalimat maka isi peta (tersurat) dapat dimengerti.
Tahap berikutnya pembaca dapat menafsir ( menginterpretasi ) makna yang tersirat dibalik peta yang tersurat tersebut. Misalnya : Dari membaca simbol garis yang dinamai kontur, menganalisis pola kontur, kerapatan kontur, pembaca peta dapat mengetahui konfigurasi permukaan bumi / relief mukabumi. Dengan menganalisis pola dan kerapatan aliran, pembaca dapat menafsir batuan penyusun medan itu. Dengan menganalisis keduanya, ( pola dan kerapatan kontur serta pola dan kerapatan aliran ) pembaca peta dapat menafsir struktur geologi dan geomorfologinya. Keberhasilan membaca peta tentu saja disyaratkan paling kurang dua hal yaitu mutu peta dan kompetensi pembaca peta.
Membaca peta (dan menafsir peta) bagi geografi merupakan kegiatan yang sangat urgen dalam upaya menyadap, mengekstrak, mengakuisisi data geospasial. Kajian geografi (ilmu kebumian yang bernafaskan spasial) keluar dengan wilayah-wilayah (regions) tematik yang menggambarkan persamaan-persamaan obyek, fenomena dan potensi ruang mukabumi.
Membaca peta (map reading), menarik garis (delineasi) yang menghasilkan wilayah-wilayah tematik, membuat hubungan keruangan wilayah-wilayah tematik (hubungan elemen fisik-fisik, elemen fisik-manusia, elemen manusia-manusia) menghasilkan wilayah-wilayah tematik baru dan ditampilkan dalam bentuk peta pula (map making). Peta ini (peta-peta ini) yang selayaknya disiapkan oleh guru geografi di sekolah.
Peta Geografi
Geografi menelaah obyek mukabumi (litosfer, hidrosfer, atmosfer, biosfer, antroposfer) dari sudut pandang keruangan. Obyek itu divisualkan dalam bentuk peta dengan tema tertentu dan dikenal sebagai peta tematik. Peta itu menampilkan obyek, fenomena, potensi ruang mukabumi dalam bentuk tema tunggal dan dapat pula sintesis dari beberapa tema. Selain itu, peta tematik ini dapat pula merupakan presentasi analisis spasial.
Mudah dimengerti bahwa peta tematik ini jenisnya dapat banyak sekali mungkin dapat 1001 macam atau juga dapat 1002 macam. Dan …. peta-peta tematik itulah (dan peta statistik) peta geografi.
Guru geografi selayaknya menggunakan peta-peta ini dalam pembelajaran geografi. Sejak menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) harus sudah dicantumkan media pembelajaran yang akan digunakan : peta …., peta…, peta…., disamping media yang berupa profil, transek, katena, blok diagram, sketsa, foto dan lain-lain sesuai amanah Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator.
Ilustrasi II : Peta tanah Daerah Aliran Sungai (DAS) Samin.
Dengan menggunakan simbol poligon (area, bidang) berwarna, peta ini memvisualisasikan distribusi spasial jenis tanah (karena skala petanya mengharuskan mapping units-nya jenis tanah) dalam sebuah DAS. Di samping data tematik utama jenis tanah, detail topografi yang dipresentasikan berupa garis jala peta yaitu grid dan gratikul yang menunjukkan posisi absolut daerah penelitian; nama tempat, jalan untuk keperluan orientasi (ancar-ancar), pengaliran atau drainase yang mempunyai kaitan dengan tema utama ditampilkan pula. Penjelasannya ialah pola dan kerapatan drainase (juga pola dan kerapatan kontur) mengekspresikan bentuklahan (landform) tertentu, sedangkan pembentukan dan perkembangan tanah berkait erat dengan bentuklahan.
Ilustrasi III: Peta lereng Daerah Aliran Sungai (DAS) Samin.
Peta ini mempresentasikan sebaran atau distribusi spasial kelas lereng di sebuah DAS. Kelas-kelas lereng disimbolkan dengan poligon berwarna bertingkat (karena data kelas lereng merupakan data berskala rasio) yang dikenal dengan pemetaan koroplet.
Ilustrasi IV : Peta geologi Daerah Aliran Sungai (DAS) Samin.
Peta ini memvisualisasikan data geologi utamanya litologi dan struktur geologi sebuah daerah aliran sungai. Simbol yang digunakan adalah poligon berwarna (sudah dibakukan) dan ditambahkan indeks huruf yang menyatakan atribut umur dan formasi batuannya. Struktur dipresentasikan dengan simbol titik misalnya dip dan strike dan simbol garis misalnya kelurusan (lineament), sesar.
Ilustrasi V : Peta penggunaan tanah Daerah Aliran Sungai (DAS) Samin.
Peta ini merepresentasikan sebaran keruangan macam-macam penggunaan tanah di sebuah DAS. Sama halnya dengan peta tanah, peta geologi, peta penggunaan tanah ini menggunakan simbol poligon berwarna untuk merepresentasikan data nominal, cara ini dikenal dengan nama colourpath.
Untuk kajian keruangan tertentu, tema tanah, kelas lereng, geologi, penggunaan tanah disintesiskan menjadi tema baru (dengan tumpang susun) menjadi tema satuan lahan.
Ilustrasi VI : Peta Satuan Lahan Daerah Aliran Sungai Samin (DAS) Samin.
Peta ini menggambarkan sebaran keruangan satuan lahan hasil tumpang susun peta tanah, peta kelas lereng, peta geologi dan peta satuan lahan.
Ilustrasi VII : Peta bahaya banjir Kota Surakarta.
Peta ini adalah peta koroplet yang menggambarkan distribusi spasial lima tingkatan bahaya banjir di Kota Surakarta yang merupakan sebuah analisis dari peta probabilitas banjir yang dianalisis berdasarkan bentuklahan dan hidrologi dan even atau peristiwa banjir yang pernah terjadi.
Menyiapkan Media Pembelajaran Geografi
Dalam menyiapkan materi geografi seorang guru selain menguasai konsep-konsep dan teori standar sesuai dengan tuntutan kompetensi profesionalnya harus pula mempertimbangkan jenjang kemantapan intelektual peserta didik.
Bahwa geografi (dan cabang-cabang geografi) secara esensial berbeda dengan bidang ilmu lain (meskipun substansinya berimpit) karena sudut pandang spasial, kiranya sudah dipahami. Bahwa identitas geografi ada pada sudut pandang spasial, kiranya sudah dipahami bahwa sudut pandang spasial mengharuskan hadirnya peta sebagai media utama, kiranya sudah dipahami. Tetapi penggunaan peta untuk media pembelajaran geografi untuk internalisasi konsep-konsep geografi dalam substansi yang berbeda-beda agaknya belum banyak dilakukan oleh guru. Penggunaan peta kebanyakan terbatas pada penyampaian materi atau bahasan tentang peta itu sendiri.
Perlu pula diingat bahwa kajian substansi penduduk dapat melalui demografi, studi kependudukan dan geografi penduduk. Penyampaian konsep geografi penduduk-lah yang mengharuskan penggunaan peta. Peta apa? Demikian pula penyampaian konsep geografi tumbuhan (phytho geograhy), geografi hewan (zoo geography), geografi industri, geografi transportasi, dan lain-lain mengharuskan penggunaan peta. Peta apa?
Bagaimana menyiapkannya?
Pada prinsipnya pemetaan tematik adalah meletakkan atau ploting data tematik ke dalam peta dasar atau base map . Bergantung kepada skala peta tematik yang ingin dihasilkan maka yang digunakan sebagai peta dasar atau base map dapat bermacam-macam. Dari atlas umum skala jutaan, peta korografi skala limaratus ribuan, peta topografi skala limapuluh ribuan, duapuluh lima ribuan sampai sepuluh ribuan. Yang penting adalah peta dasar yang akan menjadi kerangka tempat meletakkan data tematik harus secara geometrik benar. Dari mana data tematik diperoleh?
Data tematik dapat dikumpulkan dari hasil observasi lapangan, survei, interpretasi citra penginderaan jauh, kompilasi data sekunder (dari lembaga yang betul-betul berkompeten). Perhatikan diagram kerangka pemetaan tematik berikut :
C a r a P e r o l e h a n A t a u P e n g u m p u l a n D a t a
|
Geodesi
|
Observasi lapangan :
· Data sekunder
· Data Primer
|
Penginderaan Jauh
|
Trianggulasi
Ukur Tanah
|
Data Geometri
|
Data Tematik
|
Geografi
Dll
|
PETA TOPOGRAFI
|
Base-Map
|
Penafsiran Citra PJ
|
PETA TEMATIK
|
Terestrikal
|
Terestrikal
|
Fotogrametri
Radargrametri
|
Yang penting pula ploting data tematik dalam peta dasar pada posisi yang benar.
Penting pula peta sebagai media komunikasi visual, sebagai media pembelajaran geografi secara visual, harus tampil benar, bersih, rapi, menarik juga mudah dimengerti oleh mitra komunikasi kita. Bagi guru yang diajak komunikasi adalah peserta didik. Siapa peserta didik? Siswa SMP/MTS, siswa SMA/MA, memerlukan strategi desain simbol peta yang sesuai dengan jenjang kemantapan intelektual peserta didik. Perhatikan ilustrasi berikut :
Ilustrasi VIII : Visualisasi relief dengan berbagai simbol
A B
A. Presentasi bentukmedan kedalam simbol titik.
B. Presentasi bentukmedan kedalam simbol garis.
Jika simbol topografi dalam bentuk titik dan garis dirasa terlalu abstrak bagi siswa SMP/MTS maka internalisasi konsep relief yang bahan mentahnya peta RBI kewajiban guru geografi untuk menampilkan simbol, mengkonversi simbol titik dan garis itu kedalam bentuk simbol relief yang lain seperti hill shading, layer tinting dan 3D. Periksa ilustrasi berikut :
Ilustrasi IX : Visualisasi relief dengan hill shading
Ilustrasi X : Visualisasi relief dengan layer tinting
Ilustrasi XI : Visualisasi relief dengan 3D
3D DAS Temon
Ilustrasi IX, X, XI merupakan upaya guru geografi untuk mempermudah internalisasi konsep topografi kepada siswa dengan menggunakan sumber materi/bahan mentah peta RBI pada ilustrasi I di atas (yang sekarang mudah di akses melalui outlet BAKOSURTANAL) ke dalam tampilan-tampilan visual yang relatif jauh lebih mudah dipahami siswa.
Sekarang selain peta (presentasi real world secara simbolik) presentasi real world secara ikonik juga menghasilkan apa yang kemudian dikenal dengan peta foto atau foto maps dan peta citra. Foto maps pada dasarnya adalah foto udara yang direktifikasi menjadi orto foto dan kemudian ditambah atribut peta termasuk toponimi. Dalam beberapa hal tampilan ikonik terasa lebih menarik, perhatikan ilustrasi berikut :
Ilustrasi XII : Peta Citra Pulau Dolangan
Ilustrasi XII : Peta Citra Melbourne
Beberapa Catatan penutup
· Peta sebagai media komunikasi visual digunakan oleh berbagai kalangan berbagai bidang. Di bidang geografi peta merupakan media utama dalam upaya internalisasi konsep-konsep geografi oleh guru kepada siswa.
· Implementasi penggunaan peta sebagai media pembelajaran sepatutnya-lah memperhatikan tingkatan pendidikan siswa dan hal ini menyangkut desain simbol.
· Kemajuan teknologi informasi membawa pengaruh pula dalam bidang teknologi informasi spasial ibarat rahmat (blessing) dapat dimanfaatkan secara langsung untuk penyiapan peta termasuk peta geografi (peta tematik dan peta statistik).
· Geografi, ilmu spasial diyakini mampu membekali spatial intelligence, spatial ability kepada peserta didik. Bersama aritmatik, matematik, sport, seni, history dan inteligence-inteligence lain, spasial inteligence-nya geografi diharapkan mampu memberikan keluasan landasan berfikir, perkembangan etika, estetika, moral peserta didik.
· Cukup merepotkan guru geografi di sekolah adalah kenyataan bahwa kurikulum dan buku ajar kurang mendukung. Dari segi kurikulum nampak bahwa beberapa indikator (turunan SK dan KD) masih di luar pagar esensi atau filosofi geografi. Hal ini kiranya perlu perhatian serius organisasi profesi geografi.
· Perkembangan terakhir sistem informasi geografis berkembang ke arah sains informasi geografis. Jika kemajuan ini dimanfaatkan oleh guru geografi dalam pembelajaran geografi di sekolah maka tidak berlebihan jika geografi diharapkan akan muncul sebagai pelajarn unggulan dalam sebuah lembaga pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
BAKOSURTANAL.2004.Panduan Membaca Peta Rupabumi Indonsia. Cibinong : BAKOSURTANAL.
BAKOSURTANAL.2007. Atlas Pulau-Pulau Kecil Terluar. Cibinong : BAKOSURTANAL
BAKOSURTANAL.2006.Album Foto Udara. Cibinong : BAKOSURTANAL.
Dickinson, G.C. 1973. Statistical Mapping and The Presentation of Statistic. London : J.W Arrowsmith .L.td
Monmonier, Mark. 1982. Computer – Assisted Cartography Principles and Prospect. New York : Prentice-Hall,inc.
Purwani, Diana Endah. 2007. Evaluasi Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Sengon dan Kacang Tanah di Daerah Aliran Sungai Samin Kabupaten Karanganyar dan Sukoharjo Propinsi Jawa Tengah. Skripsi. FKIP-UNS ( Program Studi P.Geografi ) Surakarta.
Raisz, Erwin. 1948. General Cartography. New York : McGraw-Hill Book Company.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar