Pendekatan Geografi
1. Pendekatan Keruangan Pendekatan keruangan merupakan suatu cara pandang atau kerangka analisis yang menekankan eksistensi ruang sebagai penekanan. Eksisitensi ruang dalam perspektif geografi dapat dipandang dari struktur (spatial structure), pola (spatial pattern), dan proses (spatial processess) (Yunus, 1997). Dalam konteks fenomena keruangan terdapat perbedaan kenampakan strutkur, pola dan proses. Struktur keruangan berkenaan dengan dengan elemen-elemen penbentuk ruang. Elemen-elemen tersebut dapat disimbulkan dalam tiga bentuk utama, yaitu: (1) kenampakan titik (point features), (2) kenampakan garis (line features), dan (3) kenampakan bidang (areal features). Kerangka kerja analisis pendekatan keruangan bertitik tolak pada permasalahan susunan elemen-elemen pembentuk ruang. Dalam analisis itu dilakukan dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut. 1. What? Struktur ruang apa itu? 2. Where? Dimana struktur ruang tersebut berada? 3. When? Kapan struktur ruang tersebut terbentuk seperti itu? 4. Why? Mengapa struktur ruang terbentuk seperti itu? 5. How? Bagaimana proses terbentukknya struktur seperti itu? 6. Who suffers what dan who benefits what? Bagaimana struktur Keruangan tersebut didayagunakan sedemikian rupa untuk kepentingan manusia. Dampak positif dan negatif dari keberadaan ruang seperti itu selalu dikaitkan dengan kepentingan manusia pada saat ini dan akan datang.( makalah kelompok 1 xa ) 2. Pendekatan kelingkungan Pendekatan ekologi/lingkungan merupakan pendekatan berdasarkan interaksi yang terjadi pada lingkungan.Pendekatan ekologi dalam geografi berkenaan dengan hubungan kehidupan manusia dengan lingkungan fisiknya.Interaksi tersebut membentuk sistem keruangan yang dikenal dengan Ekosistem.Salah satu teori dalam pendekatan atau analisi ekologi adalah teori tentang lingkungan.Geografi berkenaan dengan interelasi antara kehidupan manusia dan faktor fisik yang membentuk sistem keruangan yang menghubungkan suatu region dengan region lainnya.Adapun ekologi, khususnya ekologi manusia berkenaan dengan interelasi antara manusia dan lingkungan yang membentuk sistem ekologi atau ekosistem. Dalam analisis ekologi, kita mencoba menelaah interaksi antara manusia dengan ketiga lingkungan tersebut pada suatu wilayah atau ruang tertentu.Dalam geografi lingkungan, pendekatan kelingkungan memiliki peranan penting untuk memahami fenomena geofer. Dalam pendekatan ini penekanannya bukan lagi pada eksistensi ruang, namun pada keterkaitan antara fenomena geosfera tertentu dengan varaibel lingkungan yang ada. Dalam pendekatan kelingkungan, kerangka analisisnya tidak mengkaitkan hubungan antara makluk hidup dengan lingkungan alam saja, tetapi harus pula dikaitkan dengan: (1) fenomena yang didalamnya terliput fenomena alam beserta relik fisik tindakan manusia. (2) perilaku manusia yang meliputi perkembangan ide-ide dan nilai-nilai geografis serta kesadaran akan lingkungan. Dalam sistematika Kirk ditunjukkan ruang lingkup lingkungan geografi sebagai berikut. Lingkungan geografi memiliki dua aspek, yaitu lingkungan perilaku (behavior environment) dan lingkungan fenomena (phenomena environment). Lingkungan perilaku mencakup dua aspek, yaitu pengembangan nilai dan gagasan, dan kesadaran lingkungan. Ada dua aspek penting dalam pengembangan nilai dan gagasan geografi, yaitu lingkungan budaya gagasan-gagasan geografi, dan proses sosial ekonomi dan perubahan nilai-nilai lingkungan. Dalam kesadaran lingkungan yang penting adalah perubahan pengetahuan lingkungan alam manusianya. Lingkungan fenomena mencakup dua aspek, yaitu relik fisik tindakan manusia dan fenomena alam. Relic fisik tindakan manusia mencakup penempatan urutan lingkungan dan manusia sebagai agen perubahan lingkungan. Fenomena lingkungan mencakup produk dan proses organik termasuk penduduk dan produk dan proses anorganik. Studi mandalam mengenai interelasi antara fenomena-fenomena geosfer tertentu pada wilayah formal dengan variabel kelingkungan inilah yang kemudian diangap sebagai ciri khas pada pendekatan kelingkungan. Keenam pertanyaan geografi tersebut selalu menyertai setiap bentuk analisis geografi. Sistematika tersebut dapat digambarkan sebagai berikut. Kerangka umum analisis pendekatan kelingkungan dapat dicontohkan sebagai berikut. Masalah yang terjadi adalah banjir dan tanah longsor di Ngroto Pujon Malang. Untuk mempelajari banjir dengan pendekatan kelingkungan dapat diawali dengan tindakan sebagai berikut. (1) mengidentifikasi kondisi fisik di lokasi tempat terjadinya banjir dan tanah longsor. Dalam identifikasi itu juga perlu dilakukan secara mendalam, termasuk mengidentifikasi jenis tanah, tropografi, tumbuhan, dan hewan yang hidup di lokasi itu. (2) mengidentifikasi gagasan, sikap dan perilaku masyarakat setempat dalam mengelola alam di lokasi tersebut. (3) mengidentifikasi sistem budidaya yang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan hidup (cara bertanam, irigasi, dan sebagainya). (4) menganalisis hubungan antara sistem budidaya dengan hasil dan dampak yang ditimbulkan. (5) mencari alternatif pemecahan atas permasalahan yang terjadi.( makalah kelompok 2 XG) 3. Pendekatan Kewilayahan dalam pendekatan kewilayahan, yang dikaji tentang penyebaran fenomena, gaya dan masalah dalam keruangan, interaksi antara variabel manusia dan variabel fisik lingkungannya yang saling terkait dan mempengaruhi satu sama lainnya. pendekatan ini merupakan pendekatan keruangan dan lingkungan, maka kajiannya adalah perpaduan antara keduanya. kesimpulannya: pendekatan keruangan, kelingkungan, dan kewilayahana dalam kerjanya merupakan satu kesatuan yang utuh. pendekatan yang terpadu inilah yang disebut pendekatan geografi. jadi fenomena, gejala, dan masalah ditinjau penyebaran keruangannya, keterkaitan antara berbagai unit ekosistem dalam ruang. penerapan pendekatan geografi terhadap gejala dan permasalahan dapat menghasilkan berbagai alternatif- alternatif pemecahan masalah.
Mengenal Geografi
Manusia sejak dahulu sudah mengenal Geografi, bahkan dapat dikatakan umurnya seumur manusia di muka bumi. Seperti ilmu pengetahuan lainnya, pada awalnya Geografi tidak disusun secara sistematis seperti saat ini namun hanya berupa cerita tentang suatu tempat dan penguninya yang keberadaannya selalu berkaitan dengan Mitologi yang berkembang di masyarakat. Pengaruh tersebut lambat laun semakin berkurang seiring dengan berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan pada perkembangan terakhir, penggunaan statistik dan metode kuantitatif dipergunakan dalam menjawab permasalahan Geografi selain penggunaan metode kualitatif yang memang telah eksis sejak dahulu. Secara ringkas pada bab ini diuraikan sejarah perkembangan Geografi dari masa ke masa, dari Geografi Klasik sampai Geografi Mutakhir. A. Geografi Klasik Geografi sudah dikenal sejak zaman Yunani Kuno dan pengetahuan tentang bumi pada masa tersebut masih dipengaruhi oleh Mitologi. Secara lambat laun pengaruh Mitologi mulai berkurang seiring dengan berkembangnya pengaruh ilmu alam sejak abad ke-6 Sebelum Masehi (SM), sehingga corak pengetahuan tentang bumi sejak saat itu mulai mempunyai dasar ilmu alam dan ilmu pasti dan proses penyelidikan tentang bumi dilakukan dengan memakai logika. Kedudukan Geografi sebagai Ilmu Pengetahuan batasan dan lapangan/objeknya masih dipertentangkan oleh para ahli sampai abad ke-19. Sampai abad ke-19 corak susunan isi Geografi hanya berupa uraian tentang penemuan daerah baru, adat istiadat penduduknya dan gejala serta sifat alam lainnya. Pengumpulan bahan-bahan tersebut belum diarahkan pencarian hubungan antara satu dengan yang lainnya serta mencari penyebab mengapa terjadinya hubungan tersebut serta diuraikan secara Deskriptif. Pada masa sebelum masehi, pandangan dan paham Geografi dipengaruhi oleh paham Filsafat dan Sejarah. Uraian geografi bersifat sejarah, sedangkan uraian Sejarah bersifat Geografi. Selain itu juga pada masa ini muncul juga tulisan tentang pembuatan peta bumi atau lukisan fisis daerah tertentu. Hal ini menunjukkan bahwa geografi pada masa ini juga bersifat matematis. Pada awalnya ruang di muka bumi banyak dikemukakan oleh para pelancong, selain menggambarkan kejadian historis yang dialami oleh mereka, juga diuraikan gejala serta ciri alam dan manusia penghuninya. Para pelancong terutama menguraikan pengalaman mereka ketika menemukan daerah yang berlainan dengan tempat asal mereka. Tokoh-tokoh yang termasuk dalam ketegori Geografi Klasik, adalah : 1.Anaximandros, seorang Yunani yang pada tahun 550 SM membuat peta Bumi. Ia beranggapan bahwa bumi berbentuk Silinder. Perbandingan panjang Silinder dan garis tengahnya, adalah 3:1. Bagian bumi yang dihuni manusia menurutnya adalah sebuah pulau berbentuk bulat yang muncul dari laut. Karena pendapatnya tersebut, maka peta bumi yang dibuatnya mirip sebuah jamur 2.Thales (640-548 SM) Menganggap bahwa bumi ini berbentuk keping Silinder yang terapung di atas air dengan separuh bola hampa di atasnya. Pendapat ini hilang seabad kemudian setelahParminedes mengemukakan pendapatnya bahwa bumi berbentuk bulat. Kemudian Heraclides (+ 320 SM) berpendapat bahwa bumi berputar pada sumbunya dari barat ke timur. Pada masa itu juga sudah dikenal adanya beberapa zone iklim meski pada waktu itu belum diketahui bahwa kondisi tersebut merupakan akibat dari letak sumbu bumi yang miring. Herodotus (485-425 SM), Ahli filsafat dan sejarah Yunani. Mengemukakan bahwa hubungan perkembangan masyarakat dengan faktor-faktor geografi di wilayah yang bersangkutan sangat erat. Ia menganjurkan dilakukan penulisan hubungan antara keduanya. Pada tahun 450 SM membuat peta dunia dan membagi dunia menjadi tiga bagian, yaitu : Eropa, Asia, dan Libya (Afrika). Peta Herodotus tersebut sangat sederhana bila dibandingkan dengan peta yang kita kenal sekarang. Berdasarkan pandangannya, di satu pihak ia dianggap sebagai ahli sejarah, sedangkan di lain pihak ia juga dipandang sebagai ahli Geografi. Paham Geografinya bersifat Filosofis. Herodotus juga menulis tentang keadaan alam dan bangsa Mesir. Berkenaan dengan bentuk bumi, Herodotus mempunyai pandangan bentuk bumi adalah bulatan yang tersusun oleh dua lapis bulanan, yaitu : lapis pertama terdiri dari zat padat dengan air dan lapis kedua yang mengelilingi lapis pertama terdiri dari uap pada lapis bulatan pertama karena pengaruh panas matahari. Peta yang dibuat Herodotus merupakan satu bulatan yang mencakup benua-benua yang dikelilingi lautan. Herodotus (485-425 SM), Ahli filsafat dan sejarah Yunani. Mengemukakan bahwa hubungan perkembangan masyarakat dengan faktor-faktor geografi di wilayah yang bersangkutan sangat erat. Ia menganjurkan dilakukan penulisan hubungan antara keduanya. Pada tahun 450 SM membuat peta dunia dan membagi dunia menjadi tiga bagian, yaitu : Eropa, Asia, dan Libya (Afrika). Peta Herodotus tersebut sangat sederhana bila dibandingkan dengan peta yang kita kenal sekarang. Berdasarkan pandangannya, di satu pihak ia dianggap sebagai ahli sejarah, sedangkan di lain pihak ia juga dipandang sebagai ahli Geografi. Paham Geografinya bersifat Filosofis. Herodotus juga menulis tentang keadaan alam dan bangsa Mesir. Berkenaan dengan bentuk bumi, Herodotus mempunyai pandangan bentuk bumi adalah bulatan yang tersusun oleh dua lapis bulanan, yaitu : lapis pertama terdiri dari zat padat dengan air dan lapis kedua yang mengelilingi lapis pertama terdiri dari uap pada lapis bulatan pertama karena pengaruh panas matahari. Peta yang dibuat Herodotus merupakan satu bulatan yang mencakup benua-benua yang dikelilingi lautan. Homerus, penjelajah berkebangsaan Yunani Banyak menulis tentang keadaan sekitar Laut Tengah sebagai hasil penjelajahannya. 5.Pitheas (340 SM), berasal dari Massilia (Marseile) Membuat uraian tentang perjalanan dari pantai Eropa ke Inggris Erastothenes dan Dikaiarchos (276-194 SM), Melakukan pembuatan jaring-jaring derajat di muka bumi. Berdasarkan pancaran sinar matahari yang jatuh ke permukaan bumi, Dikaiarchos melakukan pengukuran dan pembuatan busur jaring derajat antaraLyismachia danAlexandria. Menurut hasil pengukuran Erastothenes, jarak antara Assuan dan Alexandria adalah 5000 stadia (=910 km) dan keliling bumi adalah 252 000 stadia (= 45.654 km). Selain itu Erastothenes juga dianggap sebagai orang yang pertama meletakkan dasar pengetahuan tentang bumi. Ia membuat karya tulis sebanyak tiga jilid yang diberi judulGeografika. Pada jilid pertama, diuraikan tentang perubahan-perubahan antara daratan dan lautan serta arus laut. Pada jilid ke dua, diuraikan tentang benda-benda langit dengan jaring-jaring derajat astronomi. Pada jilid ke tiga, berisi uraian tentang daerah dan penduduknya. Menurut uraiannya, sebagian besar dari permukaan bumi tidak berpenduduk dan tidak dapat dihuni. Strabo (64 SM-24 M), ahli Sejarah dan Geografi Yunani kuno Strabo mencoba menguraikan besarnya pengaruh lingkungan setempat terhadap pengelompokkan kebudayaan dan pembagian pemerintahan. Ia mengemukakan bahwa pengaruh lingkungan sangat menentukan. Dari pandangannya tersebut, ia termasuk tokoh Geografi berpaham“determinis lingkungan” (environmental determinism). Strabo mengemukakan bahwa Geografi berkenaan dengan faktor lokasi, karakteristik tertentu dan hubungan antara satu tempat dengan tempat lainnya di muka bumi secara keseluruhan. Ide kesatuan tunggal yang dikemukakan Strabo dijelaskannya sebagai konsep“atribut alamiah suatu tempat”(natural attributes of place), merupakan kerangka relasi suatu tempat dengan tempat lain di permukaan bumi. Konsep ini merupakan salah satu konsep dan prosedur geografi modern yang selanjutnya menjadi konsep regional. Strabo juga membuat peta yang merupakan perbaikan dan melengkapi peta Herodotus. Pandangan determinis lingkungan yang dikemukakan oleh Strabo telah dikemukakan olehJulius Caesar (100-44 SM) dalam tulisannya yang berjudulGallic Wars. Julius Caesar merupakan tokoh pemerintahan dan militer Romawi yang pada tulisannya tersebut mengemukakan bahwa adanya pengaruh faktor Geografi terhadap pemerintahannya dan pengaruh lingkungan alam terhadap kemenangannya. Strabo dalam bukunya yang berjudulGeographica yang terdiri dari 17 jilid dan diterbitkan satu abad sebelum masehi membuat sintesa antara Geografi, Menurut Strabo, Chorografi, dan topografi. Sintesa chorografi dan topografi pada geografi tidak menjadi masalah, karena dalam studi Geografi kita tidak hanya mempelajari tentang bentuk dan dimensi suatu daerah, tetapi juga tentang lokasi. Korelasi antara lingkungan alam dengan manusia sudah mulai tampak pada buku tersebut. 8.Claudius Ptolemaeus Pada tahun 150 M menyusun peta Dunia yang menggambarkan benua Asia, Afrika dan Eropa. Karya gemilangnya tidak hanya peta namun juga menulis buku tentang pengetahuan bumi dan bangsa- bangsa di dunia yang berjudul GEOGRAFICE HYPHEGESYSdan terdiri dari 8 jilid. Bukunya Ptolemaeus tersebut menguraikan bahwageografi merupakan suatu penyajian dengan peta dari sebagian permukaan bumi yang menampakkan berbagai penampakan umum yang melekat padanya. Dia juga menerangkan bahwa geografi berbeda dengan Chorografi, karena chorografi membicarakan wilayah atau region tertentu yang penyajiannya dilakukan secara mendalam. Chorografi lebih mengutamakan pada penampakan asli suatu wilayah dan bukan ukurannya, segang geografi mengutamakan hal-hal yang kuantitatif. Pendapat ini merupakan sumber bagi definisi geografi zaman modern. Ptolomeus juga merupakan orang pertama yang memperkenalkan penggolongan iklim. Dia membagi permukaan bumi menjadi 24 zona iklim berdasarkan lamanya hari yang terpanjang yang dialami, dari khatulistiwa sampai kutub. Zona pertama meliputi garis lintang sebanyak 8½0, zona ke 15 meliputi 10 dan zona ke 24 meliputi 1 menit garis lintang. Yang menjadi dasar penghitungan adalah lamanya penyinaran matahari. Pada penggolongan ini tidak diperhitungkan faktor dan unsur yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Uraian di atas menunjukkan, bahwa Geografi sudah berkembang sejak berabad-abad sebelum masehi. Ilmuwan pada saat itu sudah menyadari dan mengemukakan akan pentingna Geografi bagi kehidupan manusia. Geografi Abad Pertengahan Pada akhir abad pertengahan, uraian-uraian tentang Geografi masih bercirikan hasil laporan perjalanan, baik perjalanan yang dilakukan melalui darat maupun melalui laut. Perjalanan umat manusia di muka bumi, dilakukan oleh para pedagang yang melakukan perniagaan antar negara dan antar benua, serta dilakukan oleh para tentara untuk melakukan peperangan dan meluaskan tanah kekuasaan. Perjalanan melalui darat yang terkenal adalah “Via Appia” perjalanan darat antara Roma dan Capua (950 sm), serta “Jalan Sutera” antara Tiongkok dengan Timur Tengah (abad pertengahan) telah menjadi sumber materi Geografi yang sangat berharga pada masa itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar