ENTREPRENEUR atau PENGUSAHA, suatu kata yang mudah diucapkan dan banyak yang memimpikan. Tetapi sebenarnya sangat mudah jika ingin jadi ENTREPRENEUR atau PENGUSAHA kelas wahid yang beretos baja. Tips nya diantaranya adalah :
1. Dari Karyawan menuju Pengusaha, Why Not?
Tunjukkan komitmen Anda, perubahan pandangan atau pola berpikir karyawan atau profesional menjadi pola pikir entrepreneur diperlukan revolusi yang sangat radikal dalam mental dan pikiran seseorang. Banyak sekali ketakutan dan kekhawatiran dalam benak seseorang apabila ingin berubah status dari karyawan menjadi pengusaha. Permasalahan yang banyak dihadapi adalah belum siapnya mental sesorang untuk mengurusi kebutuhan diri sendiri secara total serta komitmen yang tinggi. Tanpa adanya komitmen yang maksimal maka dikhawatirkan sesorang akan mengalami frustasi dan kegamangan dalam menjalani proses ‘banting tulangnya’ menjadi seorang pengusaha. Adanya komitmen yang tinggi diperlukan untuk memberikan spirit dan ’semangat’ supaya seseorang mempunyai kemauan keras dan usaha yang pantang menyerah serta mampu menumbuhkan etos kerja keras yang maksimal.
2.Pengalaman itu Penting Bung…
Jadikan pengalaman kerja, ketrampilan atau hobi sebagai modal wirausaha, sebelum melakukan pilihan jenis bisnis mana yang akan dijalani oleh seseorang maka alangkah bijaksananya untuk menginventarisasi kompetensi dan pengetahuan yang telah dimilikinya sebagai modal berwiraswasta. Tujuannya supaya seseorang mampu memilih bidang usaha yang mempunyai fondasi cukup kuat dalam dirinya serta selalu senang dan bersemangat mengelola bisnisnya.
3. Jadikan Hobi sebagai Bidang Usaha
Banyak contoh pengusaha yang memulai bisnisnya dari hobi yang disukainya dan ternyata membawa kesuksesan yang luar biasa. Oleh karena itu jangan remehkan hobi yang Anda miliki sekarang seperti memotret, membuat masakan, merawat mobil, mendesain rumah, siapa tahu bisa menjadi peluang bisnis.
4. Tampil Beda & Trendsetter ( I’m a Leader )
Berani tampil beda, untuk menjalankan bisnis kita supaya lebih sukses maka ada salah satu strategi yang bisa dilakukan yaitu membuat produk bisnis dan jenis usaha yang dikelola dengan ‘usaha tampil beda’ atau mampu melaksanakan differentiating strategy. Dengan tampil beda berarti produk atau jasa tersebut mempunyai keunggulan atau kelebihan yang tidak ada pada produk atau jasa lain yang sejenis. Kunci ‘tampil beda’ dalam mengelola bisnis baru diharapkan mampu menjadi produk yang menguntungkan. Terapkan strategi ‘tampil beda’ pada bidang usaha Anda, sehinggga bisnis Anda bisa mempunyai “nice market” di pasar konsumen yang semakin ketat persaingannya.
5. Efisiensi Modal & Memaksimakan Hutang dengan “Smart”
Gunakan modal seaman dan sehemat mungkin, untuk memulai usaha serta wiraswasta secara cerdas dan bijaksana maka gunakanlah modal secukupnya dan sehemat mungkin. Evaluasi kebijakan modal investasi secara konservatif dan gunakan uang modal secara bijaksana. Dengan melakukan penghematan dan kontrol modal investasi diharapkan apabila Anda mengalami kegagalan awal dalam mengelola bisnis maka jumlah kerugian yang dialami tidak akan begitu besar yang akan membuat Anda jera memulai bisnis baru lainnya. Teknik lainnya, yaitu gunakanlah uang secara aman dan mempunyai konsep yang penting lainnya yaitu pilihlah sumber uang yang tidak mempunyai beban atau kewajiban pembayaran suku bunga yang ketat. Pernyataan “Jangan takut hutang” adalah salah satu kunci keberhasilan. tapi jangan salah mengartikan.
6. Modal Mental
Sebesar apapun usaha kita, sebesar apapun modal kita, tanpa diimbangi dengan Mental baja, apapun usaha kita tidak akan bisa Maju, Lancar & Gemilang.Siapkan modal mental,keuletan dan ketekunan, untuk menjadi sukses sebagai wiraswastawan dibutuhkan beberapa modal yang sangat penting yaitu antara lain modal pengetahuan (knowledge capital), modal investasi (investment capital) serta modal ketekunan atau keuletan.
7. Relasi & Marketing
Perbanyak relasi dan analisa terus pemasaran, kunci sukses seorang dalam mengelola usahanya salah satunya yaitu dengan adanya dukungan jaringan pemasaran, distribusi serta promosi produk dan jasa yang dikelolanya. Cara untuk dapat menambah relasi dan jaringan pemasaran yang luas yaitu dengan cara lebih proaktif serta lebih agresif untuk menambah jumlah calon konsumen yang dimilikinya. Lakukanlah pemasaran yang proaktif dan agresif karena setiap produk mempunyai peluang pasar yang harus direbut secepatnya kalau tidak maka produk dan jasa orang lain yang akan merebut hati konsumen.
8. Jangan Takut Gagal
Jangan takut gagal, kegagalan apabila berani mencoba lagi adalah awal langkah menuju kesuksesan. Kata gagal merupakan momok bagi banyak orang untuk melakukan sesuatu usaha baru. Apabila Anda membuat usaha bisnis yang baru maka perasaan rasa ketakutan dan kegagalan selalu menghantui diri Anda. Di sinilah dimulai tantangan untuk untuk tidak takut gagal dalam memulai usaha baru. Oleh karena itu bagi Anda yang ingin mencoba berbisnis, jangan sekali-kali takut pada kegagalan, karena kegagalan adalah bagian proses menuju kesuksesan bisnis Anda
9. Be “On-time”
Karena kita pengusaha,biasanya kita jadi Big Bos minimal bagi diri kita sendiri. Dan terkadang para “entrepreneur pemula” suka mempunyai penyakit Molor & Malas. Kenapa? Karena kita adalah bos bagi kita sendiri. Jika itu sampai mendarah daging dalam diri anda. Kehancuran pasti tinggal Menghitung hari.SUMBER:ENTREPRENEUR
11 SIKAP DAN KEBIASAN entrepreneur / PENGUSAHA
1. Mandiri / Tidak Terlalu Bergantung pada Orang Lain
Mereka ingin mengendalikan masa depan mereka sendiri, sehingga mereka memutuskan untuk menjadi bos bagi diri sendiri, bukannya menjadi budak bagi orang lain.
2. Gigih dan Bertekad Bulat
Mereka gigih berusaha untuk mewujudkan cita-cita, meski dihadang oleh hambatan yang mereka temui di tengah perjalanan mereka. Kegigihan dan kebulatan tekad mereka diperkuat oleh suatu bahan bakar yang bernama keinginan membara untuk mencapai tujuan keberhasilan dalam bidang bisnis mereka masing-masing.
3. Percaya Diri
Kemandirian mereka juga disertai dengan kepercayaan diri. Mereka percaya akan kemampuan mereka sendiri, dan mereka memastikan bahwa mereka berusaha sebaik mungkin dan sekaligus mengharapkan hasil terbaik dari usaha mereka. Dunia bisnis sangatlah kompetitif, dan dunia bisnis bukanlah tempat yang cocok untuk orang-orang yang hanya setengah hati dalam berbisnis.
4. Kreatif
Dalam dunia bisnis, seseorang tak bisa terus bersikap puas dan tidak kreatif, kecuali ia ingin tertinggal oleh kompetitornya yang lain. Karena itu, ia harus kreatif agar bisa memunculkan ide-ide baru, sekaligus agar bisa memunculkan solusi untuk masalah yang menghambat bisnisnya.
Orang yang kreatif biasanya selalu ingin tahu dan fleksibel dalam berpikir. Mereka mampu mengamati lingkungan dan menangkap atau menciptakan peluang usaha.
5. Terorganisasi dan Goal-oriented / berorientasi pada tujuan
Seorang entrepreneur tahu nilai dari suatu organisasi dalam usahanya berbisnis. Setiap usaha harus difokuskan untuk mencapai sasaran. Entrepreneur atau pengusaha yang baik akan merencanakan langkah-langkahnya, sehingga ia bisa menyelesaikan pekerjaan dengan waktu yang lebih singkat.
6. Visioner
Seorang pengusaha memiliki visi untuk masa depannya. Dalam setiap usahanya, ia dibimbing oleh visinya. Visinya bisa berupa visi jangka pendek, menengah, atau panjang, yang semuanya berfungsi untuk mengembangkan bisnis mereka.
7. Berani mengambil risiko dan mentoleransi kegagalan
Pengusaha yang baik tahu bahwa kegagalan itu biasa dalam berbisnis. Mereka tidak menyerah dan selalu mengambil pelajaran dari kegagalan yang mereka temui, kemudian mereka selalu melanjutkan perjalanan mereka.
8. Bekerja keras
Tak akan ada keberhasilan tanpa kerja keras.
9. Tahu dan peduli masalah keuangan
Pengusaha yang sukses tahu akan nilai / value dari uang, dan mereka bersikap hati-hati tentang keuangan. Biasanya, pengusaha yang sukses telah belajar tentang nilai uang dan bagaimana mengatur keuangan sejak dini. Banyak dari mereka yang tahu bagaimana menghargai nilai uang dengan cara mencari uang ketika masih kecil, seperti misalnya dengan menjual koran atau memotong rumput tetangga.
10. Komitmen
Seorang pengusaha tak akan bisa sukses jika ia sudah menyerah ketika melihat satu tanda-tanda masalah.
11. Jujur
Tanda seorang pengusaha sukses terwujud dari cara kerjanya yang jujur, yang nantinya akan menuntun pada reputasi yang bagus serta hubungan yang baik dengan rekan bisnis maupun pelanggan.
SUMBER: ENTREPRENEUR
Menjadi seorang yang mandiri adalah dambaan semua orang. Mampu berdiri sendiri dan bertahan di dunia yang semakin kompetitif ini merupakan impian semua orang. Salah satu caranya adalah dengan bekerja. Namun pada kenyataannya lapangan pekerjaan sangat terbatas, sementara jumlah jobseeker semakin bertambah. Hal inilah yang mendesak orang untuk berusaha lebih mandiri dan menjadi seorang entrepreneur atau pengusaha.
Konsep entrepreneurship sebaiknya sudah ditanamkan pada anak muda sejak dini, terutama pada mahasiswa. Tak sedikit dari universitas yang memberikan entrepreneurship education di perguruan tinggi mereka. Dengan tujuan tak lain dengan harapan mereka bisa madiri. Tak sedikit pun anak muda mencoba untuk membuka usaha masing-masing dan berhasil. Sebaliknya, jumlah wirausaha yang gagal juga tak sedikit. Penyebabnya bisa karena kalah dalam persaingan atau kurangnya bekal entrepreneurship education sehingga resiko-resiko yang ada tidak dapat diatasi. Untuk mencegah hal tersebut, Solusilunas.com menawarkan pelatihan entrepreneurship education untuk para siswa yang ingin menjadi entrepreneur handal. Program Entrepreneurship for Student yang ditawarkan situs ini menjadi solusi yang tepat untuk mereka yang ingin menjadi pengusaha sukses di usia muda. Program ini menekankan pada pembekalan mengenai motivasi, kemampuan teknis, serta pengetahuan-pengetahuan lainnya yang dibutuhkan untuk menjadi seorang entrepreneur.
Tak dibatasi gender atau usia, baik pria maupun wanita, muda atau tua, semua memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi seorang pengusaha. Dengan semangat dan motivasi yang kuat serta entrepreneurship education yang cukup, semua berbakat menjadi pengusaha yang handal. Jadi janganlah ragu untuk menjadi seorang pengusaha.
Setelah memiliki sikap mental positif sebagai landasan untuk menjadi entrepreneur, menciptakan mimpi dan berusaha mengejarnya, mengambil langkah dengan memulai bisnis tanpa uang, mengetahui rahasia atau strategi melambungkan bisnis, maka langkah kelima adalah menerima kegagalan sebagai pelajaran. Kegagalan merupakan label yang seringkali kita hubungkan dengan suatu tindakan yang tidak berhasil dan begitu diterapkan, label ini membuat kita dikatakan orang yang tidak mampu atau orang yang gagal. Hal ini menurunkan semangat kita untuk menjadi orang yang sukses.
Pada saat kita masih kecil, kegagalan tidak mempunyai makna, karena kita tidak mempunyai konsep “kegagalan”. Jika kita memiliki konsep kegagalan, maka kita tidak akan dapat berbicara, karena kita hanya dapat menangis. Bila kita ingin minum susu ibu, maka kita cukup menangis, ibu kita sudah tahu. Bila kencing, kedinginan ataupun kepanasan cukup menangis langsung direspon oleh orang tua. Mulai sepatah kata yang tidak jelas meluncur dari mulut, meskipun tidak jelas kedua orang tua kita tidak menganggap bahwa merupakan kegagalan, bahkan sebaliknya merupakan keberhasilan, mereka sudah sangat senang, sehingga akhirnya kita dapat berbicara.
Demikian pula dari hanya bisa tidur terlentang, tengkurap, duduk, mulai merangkak, latihan berjalan dengan jatuh tidak terhitung jumlahnya. Orang di sekitar tidak mencemooh ketika jatuh, tidak mencaci ketika menangis kesakitan, tetapi memeluk, menciumi, menimang-nimang, menghibur, memotivasi untuk belajar berjalan kembali dengan susah payah, tetapi akhirnya kita dapat berjalan. Andaikata pada waktu kecil, kita mempunyai konsep “kegagalan” maka kita tidak akan pernah dapat berbicara, berjalan, menulis, membaca dan sebagainya. Kita sangat beruntung dan bersyukur kepada Allah mempunyai orang tua yang tidak mengajarkan konsep “kegagalan” ketika masih kecil. Memanglah, sesungguhnya kegagalan itu “tidak ada”, yang ada hanyalah hasilnya tidak sesuai dengan yang kita inginkan atau kegagalan itu hanyalah merupakan umpan balik untuk menggapai kesuksesan atau kegagalan itu hanyalah suatu informasi yang kita butuhkan dan berusaha untuk menggali lebih dalam agar kita dapat memanfaatkan untuk meraih kesuksesan.
Pengalaman saya ketika pertama kali diajarkan berjualan kedondong oleh Nenek saya, maka saya berjualan kedodong berangkat pagi menuju sekolah, kemudian menggelar selembar koran dan menjajakan kedondong di atas koran tersebut. Dari jam 6 pagi sampai jam 7 pagi, saat lonceng tanda masuk sekolah dibunyikan, tidak seorangpun yang membeli kedondong saya. Kemudian dagangan saya tersebut saya kemasi, kedondong bersama koran sebagai alas untuk berjualan, saya masukkan ransel sekolah. Dalam bahasa kita, tidak ada yang membeli adalah “kegagalan”, tetapi sesungguhnya memberi umpan balik atau informasi, tidak ada yang membeli kedodong di pagi hari, karena takut makan kedodong kalau perutnya sakit atau informasi bahwa karena pagi hari sudah sarapan, maka sudah kenyang dan sebagainya. Ketika waktu istirahat tiba, saya menggelar dagangan kembali. Ada dua gadis kecil kawan saya sekelas yang membeli kedondong, barangkali kasihan sama saya. “Berapa Yan harganya?” mereka bertanya. “Lima rupiah dapat tiga” jawab saya. “Diibuhi ya?” mereka meminta tambahan. “Ya. Silakan” jawab saya. Dua gadis kecil itulah yang membeli kedondong saya. Dari situlah, Yanto kecil itu tidak lagi menjual kedodong di pagi hari, ia akhirnya menjual kedodong di siang hari atau di sore hari. Demikian pula dalam dunia bisnis, kita juga dapat menggunakan konsep yang tidak mengenal kegagalan seperti pada saat masa kecil, maka Insya Allah kita akan berhasil dalam mengelola bisnis. Baca Lebih rinci pada Buku :The Accidental Entrepreneur: The 50 Things I Wish Someone Had Told Me About Starting a Business(See all Small Business & Entrepreneurship Books)
Kegagalan merupakan label yang seringkali kita hubungkan dengan suatu tindakan yang tidak berhasil dan begitu diterapkan, label ini membuat kita dikatakan orang yang tidak mampu. Hal ini menurunkan semangat kita untuk menjadi orang yang sukses. Pada saat kita masih kecil, kegagalan tidak mempunyai makna, karena kita tidak mempunyai konsep “kegagalan”. Jika kita memiliki konsep kegagalan, maka kita tidak akan dapat berbicara, tidak akan dapat menulis dan tidak akan dapat berjalan. Karena untuk berbicara, menulis dan berjalan harus melalui kegagalan yang tak terhitung jumlahnya. Demikian juga dalam dunia bisnis juga dapat meniru kegagalan kita di masa kecil dan kita dapat belajar dari kegagalan tersebut.
Coca-Cola mengalami kegagalan pada tahun pertama penjualannya. Penjualan dilakukan dengan menempatkan Coca-Cola pada tempat minuman di Apotek dan menghabiskan dana 73,96 dolar untuk melakukan promosi lewat spanduk dan kupon iklan. Kegagalan tersebut membuat Coca-Cola membuat kesadaran adanya media lain, yaitu media massa yang mempunyai kekuatan lebih disbanding media lainnya saat itu dan mempromosikan Coca-Cola dengan suasana kegembiraan.
Matsushita memproduksi untuk pertama kali adalah adaptor steker. Adaptor ini sesungguhnya telah diusulkannya kepada majikannya terdahulu tetapi tidak memperoleh tanggapan. Untuk membuat produk ini, Matsushita bersama empat kawannya membutuhkan waktu empat bulan. Setelah produk ini jadi, ternyata tidak seorangpun mau membeli produk ini.
Pada tahun 1993, Compaq yang pada saat itu sebagai pemimpin pasar penjualan PC, melalukan pemotongan harga untuk menyaingi Dell. Hasilnya Dell Computer menderita kerugian 65 juta dolar pada enam bulan pertama, yang menyebabkan hampir bangkrut. Dell belajar dari kegagalan ini. Ia mencoba mencari cara lain untuk menjual komputer. Akhirnya Dell melakukan perubahan yang sangat mendasar dalam proses bisnisnya yang disebut rekayasa ulang. dalam bisnisnya dengan mengenalkan E-Commerce. Pada 1999, Dell dapat menjual 1,7 juta dolar per hari lewat situs E-Commercnya. Saham Dell naik 2000 persen dalam dua tahun. Dell mampu bersaing dengan perusahaan berkelas dunia seperti IBM, Compaq, HP, dan Bell-Nec. Bahkan pangsa pasar dan keuntungannya terus meningkat dan akhirnya menjadi penjual PC terbesar di dunia.
Ketika saya memulai usaha bersama kawan-kawan, sayapun mengalami kegagalan yang berulang ulang. Diawali dengan kegagalan saya menjadi Salesman Buku, Salesman telex lewat telepon, dan Salesman bahan pengkilap mobil. Primagama yang hanya mendapatkan 2 siswa pada hal telah melakukan promosi yang cukup gencar. CV. Wijaya, yaitu perusahaan yang melayani jasa perawatan mobil yang akhirnya mati. Demikian juga memulai usaha pusat pendidikan komputer “IMKI”, hanya mendapatkan 3 siswa serta AMIKOM hanya dipercaya oleh 6 siswa. Saya bersama kawan-kawan mencoba untuk belajar dari kegagalan, kemudian melakukan koreksi dan mecoba memperbaikinya untuk meraih keberhasilan.SUMBER: ENTREPRENEUR
1. Dari Karyawan menuju Pengusaha, Why Not?
Tunjukkan komitmen Anda, perubahan pandangan atau pola berpikir karyawan atau profesional menjadi pola pikir entrepreneur diperlukan revolusi yang sangat radikal dalam mental dan pikiran seseorang. Banyak sekali ketakutan dan kekhawatiran dalam benak seseorang apabila ingin berubah status dari karyawan menjadi pengusaha. Permasalahan yang banyak dihadapi adalah belum siapnya mental sesorang untuk mengurusi kebutuhan diri sendiri secara total serta komitmen yang tinggi. Tanpa adanya komitmen yang maksimal maka dikhawatirkan sesorang akan mengalami frustasi dan kegamangan dalam menjalani proses ‘banting tulangnya’ menjadi seorang pengusaha. Adanya komitmen yang tinggi diperlukan untuk memberikan spirit dan ’semangat’ supaya seseorang mempunyai kemauan keras dan usaha yang pantang menyerah serta mampu menumbuhkan etos kerja keras yang maksimal.
2.Pengalaman itu Penting Bung…
Jadikan pengalaman kerja, ketrampilan atau hobi sebagai modal wirausaha, sebelum melakukan pilihan jenis bisnis mana yang akan dijalani oleh seseorang maka alangkah bijaksananya untuk menginventarisasi kompetensi dan pengetahuan yang telah dimilikinya sebagai modal berwiraswasta. Tujuannya supaya seseorang mampu memilih bidang usaha yang mempunyai fondasi cukup kuat dalam dirinya serta selalu senang dan bersemangat mengelola bisnisnya.
3. Jadikan Hobi sebagai Bidang Usaha
Banyak contoh pengusaha yang memulai bisnisnya dari hobi yang disukainya dan ternyata membawa kesuksesan yang luar biasa. Oleh karena itu jangan remehkan hobi yang Anda miliki sekarang seperti memotret, membuat masakan, merawat mobil, mendesain rumah, siapa tahu bisa menjadi peluang bisnis.
4. Tampil Beda & Trendsetter ( I’m a Leader )
Berani tampil beda, untuk menjalankan bisnis kita supaya lebih sukses maka ada salah satu strategi yang bisa dilakukan yaitu membuat produk bisnis dan jenis usaha yang dikelola dengan ‘usaha tampil beda’ atau mampu melaksanakan differentiating strategy. Dengan tampil beda berarti produk atau jasa tersebut mempunyai keunggulan atau kelebihan yang tidak ada pada produk atau jasa lain yang sejenis. Kunci ‘tampil beda’ dalam mengelola bisnis baru diharapkan mampu menjadi produk yang menguntungkan. Terapkan strategi ‘tampil beda’ pada bidang usaha Anda, sehinggga bisnis Anda bisa mempunyai “nice market” di pasar konsumen yang semakin ketat persaingannya.
5. Efisiensi Modal & Memaksimakan Hutang dengan “Smart”
Gunakan modal seaman dan sehemat mungkin, untuk memulai usaha serta wiraswasta secara cerdas dan bijaksana maka gunakanlah modal secukupnya dan sehemat mungkin. Evaluasi kebijakan modal investasi secara konservatif dan gunakan uang modal secara bijaksana. Dengan melakukan penghematan dan kontrol modal investasi diharapkan apabila Anda mengalami kegagalan awal dalam mengelola bisnis maka jumlah kerugian yang dialami tidak akan begitu besar yang akan membuat Anda jera memulai bisnis baru lainnya. Teknik lainnya, yaitu gunakanlah uang secara aman dan mempunyai konsep yang penting lainnya yaitu pilihlah sumber uang yang tidak mempunyai beban atau kewajiban pembayaran suku bunga yang ketat. Pernyataan “Jangan takut hutang” adalah salah satu kunci keberhasilan. tapi jangan salah mengartikan.
6. Modal Mental
Sebesar apapun usaha kita, sebesar apapun modal kita, tanpa diimbangi dengan Mental baja, apapun usaha kita tidak akan bisa Maju, Lancar & Gemilang.Siapkan modal mental,keuletan dan ketekunan, untuk menjadi sukses sebagai wiraswastawan dibutuhkan beberapa modal yang sangat penting yaitu antara lain modal pengetahuan (knowledge capital), modal investasi (investment capital) serta modal ketekunan atau keuletan.
7. Relasi & Marketing
Perbanyak relasi dan analisa terus pemasaran, kunci sukses seorang dalam mengelola usahanya salah satunya yaitu dengan adanya dukungan jaringan pemasaran, distribusi serta promosi produk dan jasa yang dikelolanya. Cara untuk dapat menambah relasi dan jaringan pemasaran yang luas yaitu dengan cara lebih proaktif serta lebih agresif untuk menambah jumlah calon konsumen yang dimilikinya. Lakukanlah pemasaran yang proaktif dan agresif karena setiap produk mempunyai peluang pasar yang harus direbut secepatnya kalau tidak maka produk dan jasa orang lain yang akan merebut hati konsumen.
8. Jangan Takut Gagal
Jangan takut gagal, kegagalan apabila berani mencoba lagi adalah awal langkah menuju kesuksesan. Kata gagal merupakan momok bagi banyak orang untuk melakukan sesuatu usaha baru. Apabila Anda membuat usaha bisnis yang baru maka perasaan rasa ketakutan dan kegagalan selalu menghantui diri Anda. Di sinilah dimulai tantangan untuk untuk tidak takut gagal dalam memulai usaha baru. Oleh karena itu bagi Anda yang ingin mencoba berbisnis, jangan sekali-kali takut pada kegagalan, karena kegagalan adalah bagian proses menuju kesuksesan bisnis Anda
9. Be “On-time”
Karena kita pengusaha,biasanya kita jadi Big Bos minimal bagi diri kita sendiri. Dan terkadang para “entrepreneur pemula” suka mempunyai penyakit Molor & Malas. Kenapa? Karena kita adalah bos bagi kita sendiri. Jika itu sampai mendarah daging dalam diri anda. Kehancuran pasti tinggal Menghitung hari.SUMBER:ENTREPRENEUR
11 SIKAP DAN KEBIASAN entrepreneur / PENGUSAHA
1. Mandiri / Tidak Terlalu Bergantung pada Orang Lain
Mereka ingin mengendalikan masa depan mereka sendiri, sehingga mereka memutuskan untuk menjadi bos bagi diri sendiri, bukannya menjadi budak bagi orang lain.
2. Gigih dan Bertekad Bulat
Mereka gigih berusaha untuk mewujudkan cita-cita, meski dihadang oleh hambatan yang mereka temui di tengah perjalanan mereka. Kegigihan dan kebulatan tekad mereka diperkuat oleh suatu bahan bakar yang bernama keinginan membara untuk mencapai tujuan keberhasilan dalam bidang bisnis mereka masing-masing.
3. Percaya Diri
Kemandirian mereka juga disertai dengan kepercayaan diri. Mereka percaya akan kemampuan mereka sendiri, dan mereka memastikan bahwa mereka berusaha sebaik mungkin dan sekaligus mengharapkan hasil terbaik dari usaha mereka. Dunia bisnis sangatlah kompetitif, dan dunia bisnis bukanlah tempat yang cocok untuk orang-orang yang hanya setengah hati dalam berbisnis.
4. Kreatif
Dalam dunia bisnis, seseorang tak bisa terus bersikap puas dan tidak kreatif, kecuali ia ingin tertinggal oleh kompetitornya yang lain. Karena itu, ia harus kreatif agar bisa memunculkan ide-ide baru, sekaligus agar bisa memunculkan solusi untuk masalah yang menghambat bisnisnya.
Orang yang kreatif biasanya selalu ingin tahu dan fleksibel dalam berpikir. Mereka mampu mengamati lingkungan dan menangkap atau menciptakan peluang usaha.
5. Terorganisasi dan Goal-oriented / berorientasi pada tujuan
Seorang entrepreneur tahu nilai dari suatu organisasi dalam usahanya berbisnis. Setiap usaha harus difokuskan untuk mencapai sasaran. Entrepreneur atau pengusaha yang baik akan merencanakan langkah-langkahnya, sehingga ia bisa menyelesaikan pekerjaan dengan waktu yang lebih singkat.
6. Visioner
Seorang pengusaha memiliki visi untuk masa depannya. Dalam setiap usahanya, ia dibimbing oleh visinya. Visinya bisa berupa visi jangka pendek, menengah, atau panjang, yang semuanya berfungsi untuk mengembangkan bisnis mereka.
7. Berani mengambil risiko dan mentoleransi kegagalan
Pengusaha yang baik tahu bahwa kegagalan itu biasa dalam berbisnis. Mereka tidak menyerah dan selalu mengambil pelajaran dari kegagalan yang mereka temui, kemudian mereka selalu melanjutkan perjalanan mereka.
8. Bekerja keras
Tak akan ada keberhasilan tanpa kerja keras.
9. Tahu dan peduli masalah keuangan
Pengusaha yang sukses tahu akan nilai / value dari uang, dan mereka bersikap hati-hati tentang keuangan. Biasanya, pengusaha yang sukses telah belajar tentang nilai uang dan bagaimana mengatur keuangan sejak dini. Banyak dari mereka yang tahu bagaimana menghargai nilai uang dengan cara mencari uang ketika masih kecil, seperti misalnya dengan menjual koran atau memotong rumput tetangga.
10. Komitmen
Seorang pengusaha tak akan bisa sukses jika ia sudah menyerah ketika melihat satu tanda-tanda masalah.
11. Jujur
Tanda seorang pengusaha sukses terwujud dari cara kerjanya yang jujur, yang nantinya akan menuntun pada reputasi yang bagus serta hubungan yang baik dengan rekan bisnis maupun pelanggan.
SUMBER: ENTREPRENEUR
Menjadi seorang yang mandiri adalah dambaan semua orang. Mampu berdiri sendiri dan bertahan di dunia yang semakin kompetitif ini merupakan impian semua orang. Salah satu caranya adalah dengan bekerja. Namun pada kenyataannya lapangan pekerjaan sangat terbatas, sementara jumlah jobseeker semakin bertambah. Hal inilah yang mendesak orang untuk berusaha lebih mandiri dan menjadi seorang entrepreneur atau pengusaha.
Konsep entrepreneurship sebaiknya sudah ditanamkan pada anak muda sejak dini, terutama pada mahasiswa. Tak sedikit dari universitas yang memberikan entrepreneurship education di perguruan tinggi mereka. Dengan tujuan tak lain dengan harapan mereka bisa madiri. Tak sedikit pun anak muda mencoba untuk membuka usaha masing-masing dan berhasil. Sebaliknya, jumlah wirausaha yang gagal juga tak sedikit. Penyebabnya bisa karena kalah dalam persaingan atau kurangnya bekal entrepreneurship education sehingga resiko-resiko yang ada tidak dapat diatasi. Untuk mencegah hal tersebut, Solusilunas.com menawarkan pelatihan entrepreneurship education untuk para siswa yang ingin menjadi entrepreneur handal. Program Entrepreneurship for Student yang ditawarkan situs ini menjadi solusi yang tepat untuk mereka yang ingin menjadi pengusaha sukses di usia muda. Program ini menekankan pada pembekalan mengenai motivasi, kemampuan teknis, serta pengetahuan-pengetahuan lainnya yang dibutuhkan untuk menjadi seorang entrepreneur.
Tak dibatasi gender atau usia, baik pria maupun wanita, muda atau tua, semua memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi seorang pengusaha. Dengan semangat dan motivasi yang kuat serta entrepreneurship education yang cukup, semua berbakat menjadi pengusaha yang handal. Jadi janganlah ragu untuk menjadi seorang pengusaha.
Setelah memiliki sikap mental positif sebagai landasan untuk menjadi entrepreneur, menciptakan mimpi dan berusaha mengejarnya, mengambil langkah dengan memulai bisnis tanpa uang, mengetahui rahasia atau strategi melambungkan bisnis, maka langkah kelima adalah menerima kegagalan sebagai pelajaran. Kegagalan merupakan label yang seringkali kita hubungkan dengan suatu tindakan yang tidak berhasil dan begitu diterapkan, label ini membuat kita dikatakan orang yang tidak mampu atau orang yang gagal. Hal ini menurunkan semangat kita untuk menjadi orang yang sukses.
Pada saat kita masih kecil, kegagalan tidak mempunyai makna, karena kita tidak mempunyai konsep “kegagalan”. Jika kita memiliki konsep kegagalan, maka kita tidak akan dapat berbicara, karena kita hanya dapat menangis. Bila kita ingin minum susu ibu, maka kita cukup menangis, ibu kita sudah tahu. Bila kencing, kedinginan ataupun kepanasan cukup menangis langsung direspon oleh orang tua. Mulai sepatah kata yang tidak jelas meluncur dari mulut, meskipun tidak jelas kedua orang tua kita tidak menganggap bahwa merupakan kegagalan, bahkan sebaliknya merupakan keberhasilan, mereka sudah sangat senang, sehingga akhirnya kita dapat berbicara.
Demikian pula dari hanya bisa tidur terlentang, tengkurap, duduk, mulai merangkak, latihan berjalan dengan jatuh tidak terhitung jumlahnya. Orang di sekitar tidak mencemooh ketika jatuh, tidak mencaci ketika menangis kesakitan, tetapi memeluk, menciumi, menimang-nimang, menghibur, memotivasi untuk belajar berjalan kembali dengan susah payah, tetapi akhirnya kita dapat berjalan. Andaikata pada waktu kecil, kita mempunyai konsep “kegagalan” maka kita tidak akan pernah dapat berbicara, berjalan, menulis, membaca dan sebagainya. Kita sangat beruntung dan bersyukur kepada Allah mempunyai orang tua yang tidak mengajarkan konsep “kegagalan” ketika masih kecil. Memanglah, sesungguhnya kegagalan itu “tidak ada”, yang ada hanyalah hasilnya tidak sesuai dengan yang kita inginkan atau kegagalan itu hanyalah merupakan umpan balik untuk menggapai kesuksesan atau kegagalan itu hanyalah suatu informasi yang kita butuhkan dan berusaha untuk menggali lebih dalam agar kita dapat memanfaatkan untuk meraih kesuksesan.
Pengalaman saya ketika pertama kali diajarkan berjualan kedondong oleh Nenek saya, maka saya berjualan kedodong berangkat pagi menuju sekolah, kemudian menggelar selembar koran dan menjajakan kedondong di atas koran tersebut. Dari jam 6 pagi sampai jam 7 pagi, saat lonceng tanda masuk sekolah dibunyikan, tidak seorangpun yang membeli kedondong saya. Kemudian dagangan saya tersebut saya kemasi, kedondong bersama koran sebagai alas untuk berjualan, saya masukkan ransel sekolah. Dalam bahasa kita, tidak ada yang membeli adalah “kegagalan”, tetapi sesungguhnya memberi umpan balik atau informasi, tidak ada yang membeli kedodong di pagi hari, karena takut makan kedodong kalau perutnya sakit atau informasi bahwa karena pagi hari sudah sarapan, maka sudah kenyang dan sebagainya. Ketika waktu istirahat tiba, saya menggelar dagangan kembali. Ada dua gadis kecil kawan saya sekelas yang membeli kedondong, barangkali kasihan sama saya. “Berapa Yan harganya?” mereka bertanya. “Lima rupiah dapat tiga” jawab saya. “Diibuhi ya?” mereka meminta tambahan. “Ya. Silakan” jawab saya. Dua gadis kecil itulah yang membeli kedondong saya. Dari situlah, Yanto kecil itu tidak lagi menjual kedodong di pagi hari, ia akhirnya menjual kedodong di siang hari atau di sore hari. Demikian pula dalam dunia bisnis, kita juga dapat menggunakan konsep yang tidak mengenal kegagalan seperti pada saat masa kecil, maka Insya Allah kita akan berhasil dalam mengelola bisnis. Baca Lebih rinci pada Buku :The Accidental Entrepreneur: The 50 Things I Wish Someone Had Told Me About Starting a Business(See all Small Business & Entrepreneurship Books)
Kegagalan merupakan label yang seringkali kita hubungkan dengan suatu tindakan yang tidak berhasil dan begitu diterapkan, label ini membuat kita dikatakan orang yang tidak mampu. Hal ini menurunkan semangat kita untuk menjadi orang yang sukses. Pada saat kita masih kecil, kegagalan tidak mempunyai makna, karena kita tidak mempunyai konsep “kegagalan”. Jika kita memiliki konsep kegagalan, maka kita tidak akan dapat berbicara, tidak akan dapat menulis dan tidak akan dapat berjalan. Karena untuk berbicara, menulis dan berjalan harus melalui kegagalan yang tak terhitung jumlahnya. Demikian juga dalam dunia bisnis juga dapat meniru kegagalan kita di masa kecil dan kita dapat belajar dari kegagalan tersebut.
Coca-Cola mengalami kegagalan pada tahun pertama penjualannya. Penjualan dilakukan dengan menempatkan Coca-Cola pada tempat minuman di Apotek dan menghabiskan dana 73,96 dolar untuk melakukan promosi lewat spanduk dan kupon iklan. Kegagalan tersebut membuat Coca-Cola membuat kesadaran adanya media lain, yaitu media massa yang mempunyai kekuatan lebih disbanding media lainnya saat itu dan mempromosikan Coca-Cola dengan suasana kegembiraan.
Matsushita memproduksi untuk pertama kali adalah adaptor steker. Adaptor ini sesungguhnya telah diusulkannya kepada majikannya terdahulu tetapi tidak memperoleh tanggapan. Untuk membuat produk ini, Matsushita bersama empat kawannya membutuhkan waktu empat bulan. Setelah produk ini jadi, ternyata tidak seorangpun mau membeli produk ini.
Pada tahun 1993, Compaq yang pada saat itu sebagai pemimpin pasar penjualan PC, melalukan pemotongan harga untuk menyaingi Dell. Hasilnya Dell Computer menderita kerugian 65 juta dolar pada enam bulan pertama, yang menyebabkan hampir bangkrut. Dell belajar dari kegagalan ini. Ia mencoba mencari cara lain untuk menjual komputer. Akhirnya Dell melakukan perubahan yang sangat mendasar dalam proses bisnisnya yang disebut rekayasa ulang. dalam bisnisnya dengan mengenalkan E-Commerce. Pada 1999, Dell dapat menjual 1,7 juta dolar per hari lewat situs E-Commercnya. Saham Dell naik 2000 persen dalam dua tahun. Dell mampu bersaing dengan perusahaan berkelas dunia seperti IBM, Compaq, HP, dan Bell-Nec. Bahkan pangsa pasar dan keuntungannya terus meningkat dan akhirnya menjadi penjual PC terbesar di dunia.
Ketika saya memulai usaha bersama kawan-kawan, sayapun mengalami kegagalan yang berulang ulang. Diawali dengan kegagalan saya menjadi Salesman Buku, Salesman telex lewat telepon, dan Salesman bahan pengkilap mobil. Primagama yang hanya mendapatkan 2 siswa pada hal telah melakukan promosi yang cukup gencar. CV. Wijaya, yaitu perusahaan yang melayani jasa perawatan mobil yang akhirnya mati. Demikian juga memulai usaha pusat pendidikan komputer “IMKI”, hanya mendapatkan 3 siswa serta AMIKOM hanya dipercaya oleh 6 siswa. Saya bersama kawan-kawan mencoba untuk belajar dari kegagalan, kemudian melakukan koreksi dan mecoba memperbaikinya untuk meraih keberhasilan.SUMBER: ENTREPRENEUR