Geografl perdesaan uterupakan studi dalam ilmu Geografi yang termasuk dalam
kelompok sfudi Geografi Manusi a ftIuman Geography). Munoulnya Geografi Perdesaan
sebagai suatu studi daram ilmu Geografi yang berdiri sendiri sebagai sub-disiplin iknu
belum begitu larrra. Baru sekitar akhir dasa warsa 1960 an Geografi Perdesaan mencapai
bentuknya yaog lebih ayata. Kelambanan pemunculan Geografi Perdesam sebagai studi
yang berdiri sendiri itu disebabkan kwanpya perhatian para ilmuwm Geografi pada
waktu yang lampau terhadap,'masalah-masalah sosial ekonomi di wilayah perdesaan'
perhatian i6l baru muncul di sekitar tahuo 1950 an, bersamaan wakhmya dengan
perhatian dunia terhadap masalah kemiskinan yang untuk sebagian besar diderita oleh
pendudukperdesaandinegara-negaraberkemb2ngpascadekolonisasi.
Kurangnya perhatian pam ahli Geografi terhadap masalah-masalah sosial
ekonomi di wilayah pefdesaao pada waktu lampau dapat dipahami' mengingat bahwa
ilmu pengetahuan yang pada umumnya bersumber dari dunia Barat dengan struktur
ekonomi indusfialistft memberikan suasana bagi para ihnuwan Geogfafi Barat kurang
tertarik terhadap fenomena sosiar ekonomi di perdesaan dibandingkan dengan wilayah
perkotaan- Disamping itu juga terdapat anggapan bahwa perubahan-perubahan keadaan
sosial ekononni di perdesaan sangat lamban, sehingga kurang memberikan tantangan
untuk melakukan penelitian-penelitian (Ctout, I 972)'
Karena kurangnya minat untuk melaukan penelitian'penelitian di wilayah
perdesaan, maka sudah sewajarnya apabila literatm yang membicarakan persoalan
wilayah perdesaan dari para ilmuwan Geografi termasuk langka. Banrlah mer{elang
tahun 1970, mulai bermunculan artikel-artikel mengenai wilayah petdesaan yang ditulis
oleh para ilmuwan Geografi, walaupun banyak yaog masih bersifat deslriptif
(Cloke,l980).
2.GeografiPerdesaan:PandanganTradisionalsampaiMutakhir.
Berhubung dengan rxmrrnya yang relatif muda' maka bidaug kaiian dalam studi
Geografi Perdesaan masih mengalami perkernbangan-perkebangan yang relatif cepat' sampai akhir dasawarsa 1970 an ruang lingkup studi Geografi Perdesaan masih diwarnai
oleh pandangan Goografi fadisional. Dalam Geografi ffadisional pandangan mengenai
ruang lingkup studi Geografi Psrdesaan pada dasarnya dapat dibagi menjadi tiga
kelompok pandangan (Clout,l972; Johnston, I 98 1)'
Pertama, kelompok yang berpendapat bahwa fokus perhatian Geografi Perdesaan
adalah bidang pertanian. Hal ini didasarkan pab argumentasi bahwa pertanian
merupakan faktor dominan dalam tata kehidupan penduduk wilayah perdesaan' Dengan
pandangan ini maka Geografi Perdesaan bertumpang tindih dengan Geogpafi Pertanian'
Untrrk menekankan perbedaan antartr- Geogfafi Perdesaan dengan Geogfafi Pertanian
dikemukakan: Geografi pertanian lebih memfokuskan perhatiannya pada hubunganhubungan ekonomi dari produksi pertanian, sedangkan Goografi Perdesaan menitik
beratkan perhatiannya kepada hubungan antara usaha tani dengan segala aspek kehidupan
danpenduduknya.
Kedua, kelompok yfrig menitlk beratkan perhatiannnya pada persoalan
pennukiman sebagni isi pokok dalam bidang studi Geogfafi Perdesaan' Dengan demikian
Geogfafi Perdesaan identik dengan Goografi pennukiman perdesaan'
Ketiga, kelompok lainnya berpandangan bahwa di samping masalah pertanian dan
permukinun, persoalan tata guna tahan di wilayah perdesaan merupakan sasaran studi
yang penting dalam Geografi Perdesaan'
Di dalam sejarah perkembangan studi Geogfafi Perdesaan, maka Clout dipandang
sebagai pionirnya (cloke,1980). clout adalah orang yang pertama kali menyampaikan
kerangka dasar studi Geografi perdesaan untuk dapat berdiri sendiri sebagai sub-disiplin
ilrnu Geografi. Kerangka dasar tersebut termuat dalam bukunya yang berjudul Rurol
Geography: An Indroductoty survey yang tefbit padatahrm1972.
Dalarn situasi yang langka akan literatur yang membahas persoalan wilayah
perdesaan dari sudut pandang Geografi, di lndonesia telah terbit pula untuk pertama
kalinya buku karangan Bintarto (1969) dengan iudul Pengantar Geografi Desa. Buku ini
mengisi kekosongan akan literatur perdesaan dari sudut pandang Geogfafi'
Pada wakhr orang masih mencari-cari isi dari Geografi Perdesaan ini, maka
Bowler (1975) mencoba menginventarisir bidang kajian penelitian Geografi Perdesaan'
Bowler kemudian mengelompokkannya meojadi tujuh bidang penelitian, yaitu: (l)pertanian, (2) kehutanan, (3) perrnukiman, (4) kependudukan' (5) transportasi' (6)
rekeasi dan tnrisme,(7) petencanam'peogembangan perdesaan'
pada bagian terdahulu sudah disampaikan bahwa pada waktu yang lampau studi
Geografi perdesaan Tradisional terbatas ruang lingkupnya pada bidang-bidang persoalan
yang berhubungan dengan pertanian, permukiman dan tata guna tahan saja' Tatapi dalam
perkembangan selaqiutnya talah berkembang jauh meliputi bidang-bidang persoalan
yang lebih luas. I{al ini dilalilkan sebagai respons terhadap semakin cepatnya dinarnika
perkembangan wilayah perdesaan. Dalam bvkro Progress in Rural Geography yangterbit
untuk pertama kalinya pada tahun 1983 terdapat sepuluh artikel terpilih yang meliputi
persoalan yang berdeda-beda, yaitu; evaluasi permukiman perdesaan' penggunaan lahan'
perubahan stnrktur sektor pertanian, penduduk dan kesempatan kerja' perumahan'
fiansportasi dan aksesibilitas, masyarakat perdesaan' rekreasi perdesaan' evaluasi dan
pengelolaan sumber daya ser&a perencanarm pengembangan perdesaan'
Dalam perkembangannya kemudian, bidang studi Geoggafi Perdesaan semakin
bervariasi, tidak terbatas hanya pada tujuh bidang kajian penelitian tersebut' Karya
tentang Geogfafi perdesaan oleh Pacione (1984) memberikan presentasi skematik
tentang substansi kajian Geografi Perdesaan yang merupakan hasil interaksi dengan 15
sub cabang ilnu dalam cabang Geogpfi itu sendiri, maupuo dengan disiplin ihnu lainnya
seperti ekonomi, sosiologi, ilmu politik , perencanaan dan lain-lainnya'
Hasil pengamatan terhadap publikasi ilniah setelah dikeluarkannya buku Pacione
tersebut menunjukkan perkembangan Geogafi perdesaan mencakup materi-materi yang
semakin ekstensif sesuai dengan hntutan dinamfta perkembangan jaman. Dari jurnaljurnal dan buku teks geografi yang terbit di Eropa mauprm Amerika Serikat sejak
pertengahan 1980 an sampai 2003 ini muncul tema-tema baru bidang kajian Geografi
perdesaan seperti kualitas hidup (Helbum, lg82), konsekuensi perkembangan teknologi
informasi dan wilayah perdesaan (Grimus, Igg2, 2000, 2003), keberlanjutan
pembangunan perdesaan (Marsden et al' 2000 dan Sheperd (1998), pengelolaan resiko
(Kostov and Lingard,2003), kehidupan perdesaan( Rigg,1994), networking dalam
pembangunan perdesaan (Cloke and Baldwin,1992 dan Murdoch, 2000)' sfietegi
penghidupan di perdesaan (Ellisl$Q$), modal sosial dan pemberdayaan (Storey'1999)
dan masih banyak tema-tema yang lain'Huh$gao Gesgefi Perdsnaae drsgre ccbmgiihil himrat
IJnntk dryal memahaffi $S$ansi Geografi Tffa. h$mgnm5la de'ngm
cabmgihnnrlaiffiyl,peMmgmbqqb€rik*itri:',
"
C'EffiRAFI PERDESAAN: (eimbu Pmione, 1984)
Dari beberapa bidang kajian Geografi Perdesaan yang dirurnuskan serta
memperhatikan perkembangan baru mengenai bidang-bidang substansi sfudi Geografi
perdesaan maka dapat diajukan definisi Geogpafi perdesaan sebagai berikut:
R.J.Johnston (1981) memberftan batasan pengeftian sebagai berikut "Rural geography
: the stady of the geographical aspect of human organization and activtty in non urbsn
argas".
A.J.suhardomenyebutkan bahwa: Geografi Perdesaan adalah'suatu cabang studi ilmu
Geografi yang mempelajari fenomena sosial ekonomi dan kBltulal serta perubahanperubahannya di wilayah perdesaan dalam keterkaitannya dengan berbagai faldor
peneotmya baik yang bekerja pada tingkat lokal, regional rnaupun global'
Geografi Perdesaan merupakan cabang studi Geografi' oleh karena itu dalam
analisis terhadap fenomena sosial maupun ekonomi selalu dihubungkan dengan aspekaspek Geografi (Johnston,l981). Hal ini memberikan keleluasaan ruang gerak bagi studi
ini unt*k mengekplorasi masalah-masalah wilayah perdesaan yang msmang sangat luas
dan kompleks, terlebih lagi wilayah perdesaan di negara-negara sedang berkembang
tennasuk Indonesia yang sedang mengalami perubahan-perubahan yang sangat capat'
perubahan fi'rdamental lainnya di wilayah perdesaan menurut Illbery (2000)
terjadi pada semua bidang kehidupan sebagai lespon atas perubahan-perubahan sosial'
ekonomi, lingkungao dan politik dalarn skala yang lebih luas. Kecepatan perubahan telah
mengalami peningkatan dan wilayah perdesaan mengalami drversivikasi sebagai
konsekuensi dari transformasi sosial ekonomi dan modernisasi' Banyak wilayah
perdesaan yang tidak lagi didominas i mata pencaharian pertanian (Kragt'en, 2000 dan
suhardjo, 1998, 2000).sektor pertanian mengalami restukturisasi dan petani harus
menyesuaikan diri dengan lingkungan nasional mauputl int'ernasional dalam pfoses
produksi. Sementara itu sektor non- pertanian tumbuh tidak hanya di wilayah perkotaan'
tetapi ju$ di perdesaan. Ini membut*ikan keruntuhan pandangan produksionist terhadap
wilayah perdesaan.Dalam Geografi tadisional, wilayah perdesaan dipandang sebagai
wilayah unUrk produksi, sedang perkotaan sebagai wilayah konsenfasi konsumsi'
Fenomena diversivikasi perdesaan menunjukkan bahwa proses konsumsi juga semakin
signifikan di wilayah perdesaan. Dengan demikian memberikan bukti semakin lemahnya
pandangan produksionist wilayah perdesaan'3. K€&d*m Creogafi Perdesaan dalm C€ografi
Institut€ of British Geoeraphsfs and Aseocidion'of AqF'fican qeq$ryh*
mdro Hasieasi @s-bp'e rydi eungr ,
sfidy, Rob Kitohinb*Niorcfat tdt' nal't
Dari bagan tersebut dapat diketahui bahwa cabang studi Geografi terdiri dari
empat bagian,yaitu : Geografi ldanusia (Human Geography), Geografi Fisik @hysical
Geography), gabungan/campuftul antanGeografi Manusia dengan Geografi Fisik (Mxed
Geography), serta cabang lainnya yang merupakan Geografi Teknik dan lain-lainnya'
Dengan demikian jelaslah letak kedudukan Geografi Perdesaan diantara cabang iknu lain
dalam Geografi. Dalam baganitu pula dapat diketahui bahwa yang menjadi pokok bidang
kajian dalam Geografi Perdesaan menurut Rob Kitchin dan Nicholas Tate adalah :
EkonomiPerdesaan,PerencanaanPerdesaarr,PendudukPerdesaandanperubahannnya''
4. Pendekatan-pendekatan dalam Geografi peldgsaan'
. Pada bagsan terdahulu telah dijelaskan bahwa Geografi Perdesaan merupakan
salah satu cabang dari ilmu Geografi-sub Geografi Manusia (Human Geography).
Dengan demikian pendekatan-pendekatm yang digunakan dalam kajian studi Geografi
perdesaan juga sama dengan pendekatan yang digunakan dalam Geografi, yaitu
pendekatan keruangan, pendekatan kelingkungan / ekologis dan pendekatan kewilayahan'
a. Pendekatan keruangan,
Pendekatankeruanganmenekankananalisisnyapadavariasidistibrrsidanlokasi
dan gejala-gejala ataukelompok gejata di perrntrkaan bumi, misalnya variasi kepadatan
penduduk, kemiskinan di perdesaan. Faktor-faktor yang menyebabkan pola-pola
disnibusi keruangan yang berbeda-beda dan bagaimana pola keruangan yang ada dapat
diubah sedemikian rupa sehingga distnibusinya menjadi lobih efektif' Pendekatan
keruangan menyangkut pola, proses dan struktur di kaitkan dengan dimensi waktu'
sehingga analisisnya bersifat horizontal'
b. Pendekatan kelingkungan'
Studi interaksi antara organisme hidup dengan lingkgngannya disebut dengan ekologi'
Geografi dan Ekologi merupakan dua bidang iknu yang berbeda satu sama lain' Geografi
berkenaan dengan interelasi kehidupan manusia dengan faktor fisisnya yang membenhrk
suatu sistem keruangan yang meng*rubungkan satu region dengan reglon lainnya' Sedang
ekologi berkaitan dengan interelasi antarc manusia dengan ingkungan yang membentk
suatu sistem ekologi atau ekosistem. Prinsip dan konsep yang berlaku diantara ke duanya
berbeda satu sama lainm tetapi karena ada kesamaan pada obyek yang digarapnya' maka
kedua ilmu tersebut pada pelaksanaan kerjanya dapat saling membantu' Geografi dapatdikatakan sebagai iknu tentang ekologi manusia yang berrraksud menjelaskan hubungan
antara lingkuogan alam dengan penyebaran dan aktivitas manusia' Pandangan dan
penelaahan ekologi diarahkan kepada hubungan antara manusia sebagai mahluk hidup
dengan lingkungru alam. Pandangan dan penelaahan inilah yang disebut dengan
pendekatan ekologi, yang dapat mengungkapkan masalah hubungan penyebaran dan
aktivitas manusia dengaa lingkungan alamnya' Pada pendekatan ekologi suatu daerah
permukiman sitinjau sebagai suatu bentuk ekosistem hasil interaksi penyebaran dan
aktivitjas manusia dengan lingkungan alamnya'
c. Pendekatan kewilaYahan
Kombinasi antara analisa keruangm dan analisa kelingkungan disebut sebagl
analisa kewilayahan atau analisa kompleks wilayah' Pada analisa ini wilayah tertentu
didekati atau dihampiri dengan konsep "afeil difiterentiation", yaitu suatu anggapan
bahwa interaksi antar wilayah akan berkembang karena pada hakekafirya terdapat
perbedaan trLtamsatu wilayah dengan wilayah lainnya.Pada pendekatan ini diperhatikan
pnla penyebaran fenomena tertentu(analisa keruangan) dan interaksi antara manusia
dengan lingkungannya, ungrk kemudian dipelajari kaitannya sebagai analisa
kelingkungan. Dalam hubungannya dengan analisa wilayah, ramalan wilayah dan
perancangan wilayah merupakan aspek-aspek yang penting' Secara rxnum wilayah dapat
diartikan sebagai sebagian permukaan bumi yang dapat dibedakan dalam hal-hal tertentu
dari daerah sekitarnya dan mempunyai ciri yang spesifik misalnya: fenomena politik'
kebudayaan sosial, iklim, vegetasi, fauna
"
relief dan sebagainya'
Tidak ada komentar:
Posting Komentar