Pengertian Geografi
Para pakar geografi dalam Seminar dan Lokakarya Peningkatan
Kualitas Pengajaran Geografi di Semarang tahun 1998, telah
merumuskan konsep geografi sebagai berikut: geografi adalah ilmu
yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer
dengan sudut pandang kelingkungan atau kewilayahan dalam konteks
keruangan. Konsep geografi yang diketengahkan di atas secara jelas
menegaskan bahwa yang menjadi obyek studi geografi tidak lain
adalah geosfer, yaitu permukaan bumi yang hakikatnya merupakan
bagian dari bumi yang terdiri dari atmosfer (lapisan udara), litosfer
(lapisan batuan, kulit bumi), hidrosfer (lapisan air, perairan), dan
biosfer (lapisan kehidupan). Pada konsep ini, geosfer atau permukaan
bumi ditinjau dari sudut pandang kewilayahan atau kelingkungan
yang menampakkan persamaan dan perbedaan. Persamaan dan
perbedaan tersebut tidak terlepas dari adanya relasi keruangan dari
unsur-unsur geografi yang membentuknya (Nurdin Sumaatmaja, 2001
: 11)
Pengertian Geografi
Pengertian Geografi menurut P.Hagget (1965) adalah:
It is relevant to note that geography enquires in recent years concern
mainly with: (a) the ecological system and (b) the spatial system. The
first relates man to environment while the second deals with linkages
between regions in a complex interchanges of flows. In both system
movments and contacts are of fundamental importance,
artinya: adalah relevan untuk dicatat bahwa akhir-akhir ini perhatian
geografi terutama terarah pada: (a) sistem ekologi dan (b) sistem
keruangan. Yang tersebut pertama berkaitan dengan manusia dan
lingkungannya sedang yang kedua berkaitan dengan hubungan timbal
balik yang kompleks dari gerakan pertukaran. Berdasarkan kedua
sistem tersebut gerakan dan kontak merupakan masalah dasar yang
utama (Bintarto dan Surastopo, 1991: 9).
Pendekatan Geografi
Dalam geografi untuk mendekati masalah, digunakan tiga
macam pendekatan yaitu: pendekatan analisa keruangan (spatial
analysis), analisa ekologi (ecological analysis), dan analisa kompleks
wilayah (regional complex analysis) (Bintarto dan Surastopo, 1991:
12).
1) Pendekatan Keruangan
Analisa keruangan mempelajari perbedaan lokasi mengenai
sifat-sifat penting. Dapat dikatakan bahwa dalam analisa
keruangan yang harus diperhatikan adalah penyebaran
penggunaan ruang yang telah ada dan penyediaan ruang yang
akan digunakan untuk berbagai kegunaan yang dirancang. Dalam
analisa keruangan dapat dikumpulkan data lokasi yang terdiri dari
data titik (point data) seperti: data ketinggian tempat, data sampel
tanah, data sampel batuan. Data bidang (areal data) seperti: data
luas lahan, data luas daerah pertanian, data luas padang alangalang dan lain sebagainya (Bintarto dan Surastopo, 1991: 12-13).
2) Pendekatan Ekologi
Studi mengenai interaksi antara organisme hidup dengan
lingkungan disebut ekologi. Oleh karena itu untuk mempelajari
ekologi, seseorang harus mempelajari organisme hidup seperti
manusia, hewan, tumbuhan serta lingkungannya seperti lithosfer,
hidrosfer, atmosfer. Selain itu organisme hidup, dapat pula
mengadakan interaksi dengan organisme yang lain. Manusia
merupakan satu komponen dalam organisme hidup yang penting
dalam proses interaksi. Oleh karena itu muncul pengertian
ekologi manusia (human ecology) dimana dipelajari interaksi
antar manusia, dan antara manusia dengan lingkungannya
(Bintarto dan Surastopo, 1991: 18-19).
3) Pendekatan Kompleks Wilayah
Kombinasi antara analisa keruangan dan analisa ekologi
disebut analisa kompleks wilayah. Pada analisa ini wilayahwilayah tertentu didekati dengan pengertian areal differentiation,
yaitu suatu anggapan bahwa interaksi antar wilayah akan
berkembag karena pada hakekatnya suatu wilayah berbeda
dengan wilayah yang lain, oleh karena terdapat permintaan dan
penawaran antar wilayah tersebut. (Bintarto dan Surastopo, 1991:
24).
Konsep Geografi
Geografi sebagai ilmu juga memiliki konsep, berdasarkan hasil
seminar dan lokakarya di Semarang pada tahun 1988 dalam
Suharyono dan Moch Amien (1994: 26-35) diungkapkan 10 konsep
yaitu:
1) Konsep Lokasi
Konsep lokasi merupakan konsep utama geografi yang menjadi
ciri khusus dalam keilmuan geografi. Secara umum lokasi dibagi
menjadi dua yaitu lokasi absolut dan lokasi relatif.
2) Konsep Jarak
Nilai suatu obyek dapat ditentukan oleh jaraknya terhadap suatu
obyek lain, sehingga jarak sangat erat kaitannya dengan lokasi.
Konsep jarak sendiri dibagi menjadi dua yaitu jarak absolut dan
jarak relatif.
3) Konsep Keterjangkauan
Keterjangkauan atau accessability tidak selalu berkaitan dengan
jarak, tetapi lebih berkaitan dengan kondisi medan atau ada
tidaknya sarana angkutan atau komunikasi yang dapat dipakai.
4) Konsep Pola
Pola berkaitan dengan susunan bentuk atau persebaran fenomena
dalam ruang di muka bumi, baik fenomena yang bersifat alami
ataupun fenomena sosial budaya.
5) Konsep Morfologi
Morfologi menggambarkan perwujudan daratan muka bumi
sebagai hasil pengangkatan atau penurunan wilayah (secara
geologi) yang lazimnya disertai dengan erosi dan sedimentasi
hingga ada yang berbentuk pulau-pulau, dataran luas yang
bepegunungan dengan lereng-lereng tererosi, lembah-lembah dan
dataran aluvialnya.
6) Konsep Aglomerasi
Aglomerasi merupakan kecenderungan persebaran yang bersifat
mengelompok pada suatu wilayah yang relatif sempit yang paling
menguntungkan baik mengingat kesejenisan gejala maupun
adanya faktor-faktor umum yang menguntungkan.
7) Konsep Nilai Kegunaan
Nilai kegunaan fenomena atau sumber-sumber di muka bumi
bersifat relatif tidak sama bagi semua orang atau golongan
penduduk tertentu.
8) Konsep Interaksi/Interdependensi
Interaksi merupakan peristiwa saling mempengaruhi obyek atau
tempat satu dengan yang lain.
9) Konsep Differensiasi Areal
Setiap tempat atau wilayah terwujud sebagai hasil integrasi
berbagai unsur atau fenomena lingkungannya baik yang bersifat
alam atau kehidupan. Integrasi fenomena menjadikan suatu
tempat atau wilayah mempunyai corak individualitas tersendiri
sebagai suatu region yang berbeda dari tempat atau wilayah yang
lain.
10)Konsep Keterkaitan Keruangan
Keterkaitan keruangan atau asosiasi keruangan menunjukkan
derajat keterkaitan persebaran suatu fenomena dengan fenomena
yang lain di suatu tempat atau ruang, baik yang menyangkut
fenomena alam, tumbuhan atau kehidupan sosial.
Konsep yang dipakai di dalam penelitian ini yaitu konsep
interaksi/interdependensi karena di dalam penelitian ini mengkaji
dampak aliran irigasi yang terkena limbah cair PGPS Madukismo
terhadap kualitas air irigasi dan pengaruhnya terhadap produktivitas
padi.
Pengertian Geografi
Pengertian Geografi menurut P.Hagget (1965) adalah:
It is relevant to note that geography enquires in recent years concern
mainly with: (a) the ecological system and (b) the spatial system. The
first relates man to environment while the second deals with linkages
between regions in a complex interchanges of flows. In both system
movments and contacts are of fundamental importance,
artinya: adalah relevan untuk dicatat bahwa akhir-akhir ini perhatian
geografi terutama terarah pada: (a) sistem ekologi dan (b) sistem
keruangan. Yang tersebut pertama berkaitan dengan manusia dan
lingkungannya sedang yang kedua berkaitan dengan hubungan timbal
balik yang kompleks dari gerakan pertukaran. Berdasarkan kedua
sistem tersebut gerakan dan kontak merupakan masalah dasar yang
utama (Bintarto dan Surastopo, 1991: 9).
Pendekatan Geografi
Dalam geografi untuk mendekati masalah, digunakan tiga
macam pendekatan yaitu: pendekatan analisa keruangan (spatial
analysis), analisa ekologi (ecological analysis), dan analisa kompleks
wilayah (regional complex analysis) (Bintarto dan Surastopo, 1991:
12).
1) Pendekatan Keruangan
Analisa keruangan mempelajari perbedaan lokasi mengenai
sifat-sifat penting. Dapat dikatakan bahwa dalam analisa
keruangan yang harus diperhatikan adalah penyebaran
penggunaan ruang yang telah ada dan penyediaan ruang yang
akan digunakan untuk berbagai kegunaan yang dirancang. Dalam
analisa keruangan dapat dikumpulkan data lokasi yang terdiri dari
data titik (point data) seperti: data ketinggian tempat, data sampel
tanah, data sampel batuan. Data bidang (areal data) seperti: data
luas lahan, data luas daerah pertanian, data luas padang alangalang dan lain sebagainya (Bintarto dan Surastopo, 1991: 12-13).
2) Pendekatan Ekologi
Studi mengenai interaksi antara organisme hidup dengan
lingkungan disebut ekologi. Oleh karena itu untuk mempelajari
ekologi, seseorang harus mempelajari organisme hidup seperti
manusia, hewan, tumbuhan serta lingkungannya seperti lithosfer,
hidrosfer, atmosfer. Selain itu organisme hidup, dapat pula
mengadakan interaksi dengan organisme yang lain. Manusia
merupakan satu komponen dalam organisme hidup yang penting
dalam proses interaksi. Oleh karena itu muncul pengertian
ekologi manusia (human ecology) dimana dipelajari interaksi
antar manusia, dan antara manusia dengan lingkungannya
(Bintarto dan Surastopo, 1991: 18-19).
3) Pendekatan Kompleks Wilayah
Kombinasi antara analisa keruangan dan analisa ekologi
disebut analisa kompleks wilayah. Pada analisa ini wilayahwilayah tertentu didekati dengan pengertian areal differentiation,
yaitu suatu anggapan bahwa interaksi antar wilayah akan
berkembag karena pada hakekatnya suatu wilayah berbeda
dengan wilayah yang lain, oleh karena terdapat permintaan dan
penawaran antar wilayah tersebut. (Bintarto dan Surastopo, 1991:
24).
Konsep Geografi
Geografi sebagai ilmu juga memiliki konsep, berdasarkan hasil
seminar dan lokakarya di Semarang pada tahun 1988 dalam
Suharyono dan Moch Amien (1994: 26-35) diungkapkan 10 konsep
yaitu:
1) Konsep Lokasi
Konsep lokasi merupakan konsep utama geografi yang menjadi
ciri khusus dalam keilmuan geografi. Secara umum lokasi dibagi
menjadi dua yaitu lokasi absolut dan lokasi relatif.
2) Konsep Jarak
Nilai suatu obyek dapat ditentukan oleh jaraknya terhadap suatu
obyek lain, sehingga jarak sangat erat kaitannya dengan lokasi.
Konsep jarak sendiri dibagi menjadi dua yaitu jarak absolut dan
jarak relatif.
3) Konsep Keterjangkauan
Keterjangkauan atau accessability tidak selalu berkaitan dengan
jarak, tetapi lebih berkaitan dengan kondisi medan atau ada
tidaknya sarana angkutan atau komunikasi yang dapat dipakai.
4) Konsep Pola
Pola berkaitan dengan susunan bentuk atau persebaran fenomena
dalam ruang di muka bumi, baik fenomena yang bersifat alami
ataupun fenomena sosial budaya.
5) Konsep Morfologi
Morfologi menggambarkan perwujudan daratan muka bumi
sebagai hasil pengangkatan atau penurunan wilayah (secara
geologi) yang lazimnya disertai dengan erosi dan sedimentasi
hingga ada yang berbentuk pulau-pulau, dataran luas yang
bepegunungan dengan lereng-lereng tererosi, lembah-lembah dan
dataran aluvialnya.
6) Konsep Aglomerasi
Aglomerasi merupakan kecenderungan persebaran yang bersifat
mengelompok pada suatu wilayah yang relatif sempit yang paling
menguntungkan baik mengingat kesejenisan gejala maupun
adanya faktor-faktor umum yang menguntungkan.
7) Konsep Nilai Kegunaan
Nilai kegunaan fenomena atau sumber-sumber di muka bumi
bersifat relatif tidak sama bagi semua orang atau golongan
penduduk tertentu.
8) Konsep Interaksi/Interdependensi
Interaksi merupakan peristiwa saling mempengaruhi obyek atau
tempat satu dengan yang lain.
9) Konsep Differensiasi Areal
Setiap tempat atau wilayah terwujud sebagai hasil integrasi
berbagai unsur atau fenomena lingkungannya baik yang bersifat
alam atau kehidupan. Integrasi fenomena menjadikan suatu
tempat atau wilayah mempunyai corak individualitas tersendiri
sebagai suatu region yang berbeda dari tempat atau wilayah yang
lain.
10)Konsep Keterkaitan Keruangan
Keterkaitan keruangan atau asosiasi keruangan menunjukkan
derajat keterkaitan persebaran suatu fenomena dengan fenomena
yang lain di suatu tempat atau ruang, baik yang menyangkut
fenomena alam, tumbuhan atau kehidupan sosial.
Konsep yang dipakai di dalam penelitian ini yaitu konsep
interaksi/interdependensi karena di dalam penelitian ini mengkaji
dampak aliran irigasi yang terkena limbah cair PGPS Madukismo
terhadap kualitas air irigasi dan pengaruhnya terhadap produktivitas
padi.
Pendekatan Geografi
Dalam geografi untuk mendekati suatu permasalahan,
digunakan tiga macam pendekatan, yaitu: pendekatan keruangan
(spatial approach), pendekatan ekologi (ecological approach), dan
pendekatan kompleks wilayah (regional complex approach) (Bintarto
dan Surastopo, 1981:12-30).
1) Pendekatan Keruangan
Analisa keruangan mempelajari perbedaan lokasi mengenai sifatsifat penting atau seri sifat-sifat penting. Dengan kata lain dapat
dikatakan bahwa dalam analisa keruangan yang harus
diperhatikan adalah penyebaran penggunaan ruang yang telah ada
dan penyediaan ruang yang akan digunakan untuk berbagai
kegunaan yang dirancangkan. Analisa keruangan dapat diketahui
dari pengumpulan data lokasi yang terdiri dari data titik (point
data) seperti: data ketinggian tempat, data sampel tanah, data
sampel batuan, dan data bidang (areal data) seperti: data luas
hutan, data luas daerah pertanian, data luas padang alang-alang.
2) Pendekatan Ekologi
Studi mengenai interaksi antara organisme hidup dengan
lingkungan disebut ekologi, sehingga dalam mempelajari ekologi
seseorang harus mempelajari organisme hidup seperti manusia,
hewan, tumbuhan serta lingkungannya seperti litosfer, hidrosfer,
atmosfer. Organisme hidup dapat pula mengadakan interaksi dengan organisme yang lain. Manusia merupakan satu komponen
dalam organisme hidup yang penting dalam proses interaksi. Oleh
karena itu muncul pengertian ekologi manusia (human ecology)
dimana dipelajari interaksi antar manusia dan antara manusia
dengan lingkungannya.
3) Pendekatan Kompleks Wilayah
Kombinasi antara analisa keruangan dan analisa ekologi disebut
analisa kompleks wilayah. Dalam analisa ini, wilayah-wilayah
tertentu didekati dengan pengertian areal differentiation, yaitu
suatu anggapan bahwa interaksi antar wilayah akan berkembang
karena pada hakekatnya suatu wilayah berbeda dengan wilayah
yang lain. Pada analisa ini diperhatikan pula mengenai penyebaran
fenomena tertentu (analisa keruangan) dan interaksi antara
variabel manusia dan lingkungannya untuk kemudian dipelajari
kaitannya sebagai analisis kelingkungan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kompleks wilayah, karena
peneliti menganalisis persebaran fasilitas pendidikan di wilayah
Kota Yogyakarta, dan kemudian menganalisis kesesuaian jumlah
penduduk usia sekolah dengan fasilitas pendidikan.
Prinsip Geografi
Terdapat empat prinsip geografi sebagaimana yang diungkapkan
Nursid Sumaatmadja dalam buku Studi Geografi, Suatu Pendekatan
dan Analisa keruangan (1988, 42-44), antara lain:
1) Prinsip Penyebaran/ Spreading Principle
Prinsip penyebaran dapat digunakan untuk menggambarkan
gejala dan fakta geografi dalam peta serta mengungkapkan
hubungan antara gejala geografi yang satu dengan yang lain. Hal
tersebut disebabkan penyebaran gejala dan fakta geografi tidak
merata antara wilayah yang satu dengan wilayah yang lain.
Dalam penelitian ini prinsip penyebaran digunakan untuk
mengetahui persebaran fasilitas pendidikan yang ada di Kota
Yogyakarta.
2) Prinsip interrelasi/ Interrelationship Principle
Prinsip interrelasi digunakan untuk menganalisis hubungan
antara gejala fisik dan non fisik. Prinsip tersebut dapat
mengungkapkan gejala atau fakta Geografi di suatu wilayah
tertentu.
3) Prinsip deskripsi/ Descriptive Principle
Prinsip deskripsi dalam geografi digunakan untuk memberikan
gambaran lebih jauh tentang gejala dan masalah geografi yang
dianalisis. Prinsip ini tidak hanya menampilkan deskripsi dalam
bentuk peta, tetapi juga dalam bentuk diagram, grafik maupun tabel. Prinsip deskripsi digunakan dalam penelitian ini, yaitu
untuk merepresentasikan data dalam bentuk tabel klasifikasi, dan
juga peta.
4) Prinsip korologi/ Chorological Principle
Prinsip korologi disebut juga prinsip keruangan. Dengan prinsip
ini dapat dianalisis gejala, fakta, dan masalah geografi ditinjau
dari penyebaran, interrelasi, dan interaksinya dalam ruang.
d. Konsep Geografi
Geografi memiliki sepuluh konsep–konsep esensial (Suharyono
dan Moch Amien, 1994 : 26 - 34), antara lain:
1) Konsep Lokasi
Lokasi sangat berkaitan dengan keadaan sekitarnya yang dapat
memberi arti sangat menguntungkan ataupun merugikan. Lokasi
digunakan untuk mengetahui fenomena geosfer karena lokasi
suatu objek akan membedakan kondisi di sekelilingnya. Konsep
lokasi digunakan dalam penelitian ini untuk membahas mengenai
letak lokasi fasilitas pendidikan yang ada di Kota Yogyakarta.
Fasilitas tersebut mencakup lokasi SD, SMP, dan SMA.
2) Konsep Jarak
Jarak mempunyai arti penting bagi kehidupan sosial dan
ekonomi. Jarak berkaitan erat dengan arti lokasi dan upaya
pemenuhan kebutuhan atau keperluan pokok kehidupan,pengangkutan barang dan penumpang. Jarak dapat dinyatakan
sebagai jarak tempuh baik yang dikaitkan dengan waktu
perjalanan yang diperlukan ataupun satuan biaya angkutan.
3) Konsep Aksesibilitas
Aksesibilitas juga berkaitan dengan kondisi medan atau ada
tidaknya sarana angkutan atau komunikasi yang dapat dipakai.
Tempat-tempat yang memiliki keterjangkauan tinggi akan mudah
mencapai kemajuan dan mengembangkan perekonomiannya.
4) Konsep Pola
Konsep pola berkaitan dengan susunan bentuk atau persebaran
fenomena dalam ruang muka bumi, baik fenomena alami
(misalnya jenis tanah, curah hujan, persebaran, vegetasi) ataupun
fenomena sosial budaya (misalnya permukiman, persebaran
penduduk, pendapatan, mata pencaharian). Konsep pola
digunakan dalam penelitian ini untuk menganalisis persebaran
fasilitas pendidikan yang ada di Kota Yogyakarta.
5) Konsep Morfologi
Morfologi menggambarkan perwujudan daratan muka bumi
sebagai hasil pengangkatan atau penurunan wilayah. Bentuk
daratan merupakan perwujudan wilayah yang mudah digunakan
untuk usaha-usaha perekonomian.
6) Konsep Aglomerasi
Aglomerasi merupakan kecenderungan persebaran yang bersifat
mengelompok pada suatu wilayah yang relatif sempit yang
paling menguntungkan baik karena kesejenisan gejala maupun
adanya faktor-faktor yang menguntungkan.
7) Konsep Nilai Kegunaan
Nilai kegunaan fenomena atau sumber-sumber di muka bumi
bersifat relatif artinya tidak sama bagi semua orang atau
golongan penduduk tertentu.
8) Konsep Interaksi Interdependensi
Interaksi merupakan peristiwa saling mempengaruhi daya-daya,
objek atau tempat satu dengan tempat lainnya.
9) Konsep Diferensiasi Area
Integrasi fenomena menjadikan suatu tempat atau wilayah
mempunyai corak individualis tersendiri sebagai suatu region
yang berbeda dari tempat atau wilayah yang lain. Unsur atau
fenomena lingkungan bersifat dinamis dan interaksi atau
integrasinya juga menghasilkan karakteristik yang berubah dari
waktu ke waktu.
10) Konsep Keterkaitan Keruangan
Keterkaitan keruangan menunjukkan derajat keterkaitan
persebaran suatu fenomena dengan fenomena yang lain di suatu
tempat atau ruang baik yang menyangkut fenomena alam,
tumbuhan, atau kehidupan sosial.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar