03 April 2010

Ada apa dengan mud flow di Jawa Timur ini ?

Ada apa dengan mud flow di Jawa Timur ini ?

Banyak yg bertanya-tanya apa sebenarnya terjadi.
Saya mencoba menjelaskan apa yg terjadi (bukan penyebab bisa terjadi) berdasarkan atas data-data yg diketemukan dari Mailist serta publikasi-puiblikasi yang ada.

Gambar satu dibawah memperlihat penampang dari Porong Reef (modifkasi dari Kusumastuti, 2002). Terlihat disitu proyeksi dari sumur Porong-1. Coba perhatikan :
- Patahan yg memotong puncak dari batugamping Formasi Kujung
- Indikasi SLUMP (kemungkinan menunjukkan mobile shale)
- Collapse zone (indikasi pernah terjadinya colapse didaerah ini pada masa lampau)

Dari paper ilmiah yg dipublikasikan AAPG (American Association of Petroleum Geologist) dan ditulis oleh Arse Kusumastuti tahun 2002 ini diketahui bahwa adanya colapse pada masa lampau.

Pada saat operasi terjadi liquifaction (pencairan) atau seperti agar-agar yg dihentakkan secara mendadak sehingga mecotot keluar. Pada kondisi stabil mobile shale (mobile clay) ini seperti tanah lempung yg sering kita lihat dipermukaan yg sangat liat. Namun ketika kondisi dinamis (karena mengalir) maka percampuran dengan air bawah tanah menjadikan lempung ini seperti bubur.

Gambar 2 memeprlihatkan Sumur Banjar Panji-1 dilokasi yg berdekatan dengan Porong-1. Harap diketahui bahwa BP-1 tidak berada persis dalam line seismic ini. Namun untuk mempermudah saya gambarkan terproyeksi ke seismic yg ada. Kedalaman sumur ini sudah 9200 feet atau secara verikal mungkin sekitar 3.5 Km.

Dari hasil diskusi di beberapa mailist serta informasi di media, diketahui bahwa yg keluar saat ini adalah lumpur dengan material yg berasal dari formasi berumur Pliosen. Analisis nannofosil di lumpur menunjukkan umur sekitar Pliosen - sama dengan kandungan fosil di kedalaman 2000-6000 ft di sumur tersebut, ppm cloride sekitar 10.000, lumpur mengandung material volkanik, di awal2 semburan lumpur mengeluarkan gas H2S, temperatur lumpur sekitar 40-50 deg C.

Mud volkano ini bisa melalui crack (patahan) yang sudah ada dapat juga melalui pinggiran sumur dengan membentuk crack/fracture yang baru. Keduanya akan menyebabkan kejadian yang sama yaitu keluarnya lumpur.

Sumur hijau menunjukkan bagaimana kemungkinan atau salah satu cara menghentikan luapan dari lumpur yg mobile dibawah ini. Caranya salahsatunya dengan mempompakan lumpur dengan berat jenis tinggi sehingga lumpur dibawah tidak kuat lagi "menendang" (flowing) ke atas.

Mekanisme mudvolkano ini mirip yg ada di Bledug Kuwu juga di Sangiran dome seperti yg digambarkan dibawah ini.
Dengan debit luapan lumpur mencapai 5000 meterkubik sehari dapat dipastikan yg keluar saat ini sudah bukan lumpur pemboran. Pencemaran alamiah seperti ini yg perlu dicegah.


--- tambahan ---

Peta serta korelasi penampang sumur2 yg menembus batuan2 yg mirip dengan yg ditembus di BD-Ridge.











Tidak ada komentar:

Posting Komentar