ITB Melawan Universitas-universitas Raksasa Dunia
Oleh Cardiyan HIS
Kriteria penilaian pemeringkatan harus lebih fair. Yakni apple to apple antar institut sejenis dan antar universitas sejenis. Selama ini universitas-universitas besar lebih diuntungkan diadu dengan institut dan dengan kriteria yang tidak konsisten pula. Apalagi kalau pemeringkatan seperti yang diinisiasi majalah “Tempo” dilakukan berdasarkan persepsi responden bukan berdasarkan fakta kemampuan PT sesungguhnya.
Soal pemeringkatan Perguruan Tinggi (PT), majalah “Tempo” kembali bikin blunder yang ke dua kalinya. Tahun 2006 “Tempo” telah melakukannya dan 31 Mei 2009 “Tempo” mengulangnya lagi. Bukannya terjadi pencerahan bagi pembaca tetapi sebaliknya sebagai pembodohan. Mestinya “Tempo” sejak awal memberi judul surveinya sebagai pemeringkatan PT berdasarkan PERSEPSI calon mahasiswa dan orang tua di Indonesia. Namun otak kita digiring “Tempo” untuk mengakui bahwa inilah pemeringkatan sebenar-benarnya PT “TOP 10” di Indonesia.
ITB dan institut-institut pendidikan tinggi sejenis seperti ITS yang sangat spesifik akan mengalami kendala sistemik dalam pemeringkatan kalau selalu dibandingkan dengan universitas-universitas seperti UI, UGM dan universitas-universitas besar lainnya di dunia. Universitas-universitas memiliki size (ukuran) yang jauh lebih besar; memiliki fakultas yang lebih banyak; mahasiswa yang lebih banyak, dosen yang lebih banyak (ITB hanya memiliki 1.045 dosen, dimana 800 di antaranya bergelar PhD sementara UI dan UGM masing-masing lebih dari 3.500 dosen di mana masing-masing 553 dan 625 dosen bergelar PhD) dan alumni yang lebih banyak pula (UI dan UGM masing-masing memiliki lebih dari 400.000 alumni, sementara ITB kurang dari 70.000).
Meskipun penilaian dilakukan apple to apple, ITB tetap akan sulit bersaing bila disandingkan dengan Universitas. ITB maksimal hanya akan unggul di bidang-bidang yang terbatas dimilikinya, yang memang menjadi bidang spesifiknya seperti versi Time Higher Education QS (UK) (Lihat: Ranking per Bidang Studi).
Begitu pula meskipun ITB unggul dalam penilaian Peer Reviewer dari berbagai kampus di belahan dunia. Di sini sebetulnya penilaian paling fair tentang kualitas relatif suatu PT (Perguruan Tinggi) dibandingkan dengan PT lainnya. Hal ini seperti dikatakan oleh mantan Rektor Imperial College London (UK), Sir Richard Sykes: “Peer Review is an effective way to evaluate universities. It takes smart people to recognize smart people”.
Sayang, Time HE QS (UK) tidak konsisten dalam menerapkan pengertian Citation Index. Sehingga merugikan ITB dan institut teknologi lainnya dan sangat menguntungkan universitas-universitas besar. Cara penghitungan mereka Cited Article dan Time Cited Article dijumlahkan begitu saja tidak dibagi dengan jumlah populasi dosen. Mereka tidak membuat dalam bentuk Citation Index yang akan lebih mencerminkan kinerja dosen sebuah PT karena jumlah karya dan jumlah kutipannya dibagi jumlah populasi dosen.
Padahal disamping ada penilaian Academic Peer Review (bobot 40%) juga ada penilaian lainnya yakni kriteria Employer Review (10%), Faculty Student Ratio (20%), Citation per Faculty(20%), International Faculty (5%), International Students (5%). Otomatis ITB dan institut sejenis dirugikan dua kali, sehingga berpengaruh dalam penjumlahan skor keseluruhan.
Coba kita lihat perbandingan dimana masing-masing PT di Indonesia unggul berdasarkan masing-masing bidangnya versi Time Higher Education QS (UK) untuk area ASIA Tahun 2009:
Bidang Studi: IT & Engineering:
1. ITB ranking 21 (untuk DUNIA no. 90, satu-satunya dari Indonesia yang masuk 100 besar dunia!!)
2. UI ranking 44 (untuk Dunia no. 206)
3. UGM ranking 51 (untuk Dunia no. 234)
4.Undip ranking 86
5. IPB ranking 87
Bidang Studi: Natural Sciences
1. ITB ranking 27 (untuk DUNIA no 143)
2. UGM ranking 37 (untuk Dunia no. 220)
3. UI ranking 58 (untuk Dunia, UI tak dapat ranking)
4. IPB ranking 70
Bidang Studi: Life Sciences & Medicine
1. UGM ranking 16 (untuk Dunia no. 106)
2. UI ranking 29 (untuk Dunia no. 207)
3. ITB ranking 50 (untuk DUNIA no. 210)
4. Unair ranking 59
5. Undip ranking 90
6. IPB ranking 92
Bidang Studi: Arts & Humanities
1. UGM ranking 14 (untuk Dunia no. 178)
2. UI ranking 15 (untuk Dunia no. 173)
3. ITB ranking 50 (untuk Dunia tak ada ranking)
4. IPB ranking 86
5. Unair ranking 92
6. Undip ranking 96
Bidang Studi: Social Sciences
1. UI ranking 18 (untuk Dunia no. 131)
2. UGM ranking 25 (untuk Dunia no. 167)
3. ITB ranking 50 (untuk Dunia tak ada ranking)
4. Unair ranking 64
5. Undip ranking 71
6. IPB ranking 88
CATATAN:
1. Untuk Ranking Dunia dipakai data tahun 2008 karena Time Higher Education QS (UK) belum merilis untuk tahun 2009. Hanya ITB, UI dan UGM yang masuk ranking Dunia. Yang sudah dirilis khusus untuk versi Asia tahun 2009 saja.
2. Untuk Life Sciences & Medicine, ITB tak memiliki Fakultas Kedokteran, ITB hanya memiliki Sekolah Farmasi dan Sekolah Ilmu Hayati.
3. Untuk Arts & Humanities, ITB hanya memiliki Fakultas Seni Rupa dan Desain.
4. Sumber web: www.topuniversities .com
Kesimpulan:
Sebaiknya pemeringkatan PT dilakukan apple to apple pada bidang studi antar universitas sejenis, begitu pula apple to apple bidang studi antar institut sejenis. Ini pasti akan lebih fair. Inilah yang telah dilakukan oleh majalah “AsiaWeek” (HK) sampai tahun 2000. Dan tentu saja oleh para lembaga pemeringkat PT di Amerika Serikat yang sejak awal mempeloporinya sampai sekarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar