23 April 2011
ANIMASI GEOGRAFI-19
Gempa memang berupa goyangan atau gerakan atau getaran. Frekuensi getaran gempa ini sekitar 10 Hz aartinya ada sepuluh kali goyangan tiap detik. Baik goyangan naik turun, kiri-kanan maupun maju mundur. lah kalo ketiganya dicampur-campur .... mumet !
Disebelah kiri ini adalah yg dimaksud dengan teori elastic rebound atau "teori pelentingan", kalau aku bilang teori ketapel atau "plintheng". Teori yang dijelaskan disebelah ini untuk gempa-gempa akibat patahan geser. Untuk patahan "megathust" pada penunjaman terlihat disebelah kanan. Keduanya secara mekanik sama saja. yang berbeda hanyalah arah dari gaya-gaya yg menekannya.
Goyangan-goyangan akibat terlepasnya energi yang terkumpul perlahan-lahan ketika akan melenting ini bisa dilihat disebelah atas ini.
Akibat pelentingan inilah maka akan muncul tiga jenis gelombang. Jadi memang ada beberapa jenis penjalaran gelombang itu dan ada tiga jenis getaran yg ditimbulkan yang dapat digambarkan dengan sederhana seperti diatas. Yaitu Gelombang Primer (P-wave), Gelombang Sekunder (S-Wave), dan yang ketiga disebut Surface wave (Gelombang Permukaan).
Gelombang Primer (P Wave) ini menjalar akibat adanya penekanan dan peregangan. Kalau dilihat di grafik sebelah terlihat bergetar menekan dan meregang. kalau anda menghadap ke kiri maka goyangan tersebut berarah kiri-kanan atau maju-mundur (tergantung dimana arah menghadapnya). Gelombang primer ini memiliki kecepatan rambat sekitar 8 km/detik. Gelombang inilah yg akan dirasakan lebih dahulu ketika gempa, karena dia akan datang lebih dulu dibanding penjalaran gelombang yang lain.
Gelombang Sekunder (S Wave) ini menjalar seperti gelombang air yang mengalun-alun. Menjalar naik-turun. Jadi gelombang ini melempar-lemparkan keatas kebawah ketika anda merasakan adanya gempa. Gelombang Sekunder ini memilki kecepatan penjalaran sekitar 4 Km/detik, tentunya akan dirasakan lebih lambat dari Gelombang Primer. Namun gelombang sekunder ini memiliki lebar goyangan (amplitudo) yg besar sehingga gelombang ini akan memilki kekuatan yg sangat besar dalam merontokkan bangunan, juga mengakibatkan longsoran tebing-tebing yang curam.
Yang ketiga gelombang akan menjalar dibagian permukaan saja. Gelombang ini disebut juga surface wave, namun ada juga yg menyebutnya "love wave" ... serius nih namanya emang "love wave" .... padahal cinta kan ngga hanya dipermukaan ya. Tauk deh kenapa disebut "love wave".
Ketiga gelombang ini tentunya akan dirasakan apabila anda merasakan gempa. Namun karena kecepatannya berbeda maka gelombang ini tidak datang bersamaan. Gelombang Primer akan datang lebih dulu, diikuti gelombang sekunder. Namun kalau jarak episenternya dekat tentunya kedua gelombang ini akan dirasakan hampir bersamaan. kalau jaraknya hanya 4 Km dari pusat gempa tentunya hanya selisih satu detik saja.
Nah bisa dibayangkan ketika semua penjalaran gelombang ini menimpa diri anda, ada yg naik-turun, maju-mundur, kiri-kanan. tentunya akan membuat pusing ya. Belum lagi kalau anda sambil mengamati sesuatu dari jauh sepertinya naik-turunnya (amplitudo) terlihat lebih besar besar. Juga yang sering terpengaruh adalah karena goyangan lampu dinding serta barang-barang lain yg seringkali dipakai mata untuk menunjukkan mana bidang horizontal (misal meja) dan mana vertikal (dinding), maka anda seolah-olah seperti masuk dalam rumah miring yang ada di Dufan (Ancol).
Yang pasti akan membuat pusing karena otak, mata serta kaki semua orientasinya terganggu. Ada beberapa yg menyatakan seperti "gabah diinteri", itu tuh kayak jaman dahulu kalau petani memisahkan gabah seolah-olah bumi ini berputar ndak karuan.
Mengapa goyangan ini terasa lama dan merusak ?
Pak Irwan Meilano, seorang Doktor ilmu gempa yg sedang belajar di jepang curiga mengapa gempa sebesar di Jogja Mei 2006 lalu terasa hampir 50 detik. Menurut beliau biasanya kekuatan gempa yg memilki magnitude 6.3Mw hanya terasa 20-30 detik saja goyangannya, namun di Jogja ini bahkan terasa 50 detik atau lebih, dan meiliki kerusakan sangat tinggi. Pak Irwan memperkirakan adanya pantul-memantul dari gelombang ini sehingga kerusakan disekitar episentrum gempa sangat parah.
Secara sederhana saya gambarkan ulang seperti dibawah ini.
Gempa yg terjadi akibat kompleks Sesar Opak (Patahan Opak) ini berada didekat zona patahan yang merupakan endapan muda dari Merapi termasuk juga endapan dari Sungai Opak yg mengalir sepanjang Patahan Opak. Patahan memang biasanya merupakan zona lemah yg mudah ter-erosi dan dilewati saliran sungai, yang tentusaja juga merupakan tempat pengendapan endapan sungai nantinya. Dengan demikian, menurut saya, kemungkinan kerusakan gempa di Jogja kemarin merupakan sebuah konsentrasi kerusakan pada zona yg mengalami pemantulan getaran gempa berulang-ulang. Seperti yang saya tulis sebelumnya disini bahwa kerusakan ke arah barat lebih parah dari sebelah timur.
SUMBER: http://rovicky.multiply.com/journal/item/82/Gelombang_gempa_yg_bikin_pusing_
Gempa Bumi (Seisme)
Gempa bumi adalah getaran yang dapat dirasakan di permukaan bumi karena adanya getaran, terutama yang berasal dari dalam lapisan-lapisan bumi. Gempa bumi merupakan aktivitas lembeng tektonik yang sering terjadi.
Klasifikasi gempa bumi dapat dibedakan menjadi 8 yaitu :
1. Hiposentrum atau jarak fokus gempa, yaitu titik atau garis tempat peristiwa yang menimbulkan terjadinya gempa, letaknya di dalam litosfer pada kedalaman yang bervariasi, di laut Jawa tercatat hiposentrum dalamnya 700 kepala madrasah, sedangkan gempa di lepas pantai barat Sumatra, Selatan Jawa, dan Nusa Tenggara kedalamannya sekitar 50 km.
2. Episentrum gempa, yaitu titik atau garis di permukaan bumi atua permukaan laut tempat gelombang permukaan mulai dirambatkan, atau tempat gelombang primer dan sekunder pertama kali mencapai permukaan bumi atau laut.
3. Gelombang gempa bumi, dibedakan menjadi 3 macam yaitu :
a) Gelombang longitudinal atau gelombang primer adalah gelombang gempa yang dirambatkan dari hiposentrum melalui lapisan litosfer secara menyebar dengan kecepatan antara 7-14 km per detik, mempunyai periode antara 5-7 detik. Gelombang ini adalah gelombang yang pertama kali dicatat oleh seismograf.
b) Gelombang transversal atau gelombang sekunder adalah gelombang gempa yang bersama-sama dengan gelombang primer dirambatkan dari hiposentrum ke segala arah dalam lapisan litosfer dengan kecepatan antara 4-7 km per detik dan mempunyai periode 11-13 detik. Karena kecepatan gelombang transversal lebih kecil daripada gelombang longitudinal, maka gelombang transversal dicatat di seismograf setelah gelombang primer.
c) Gelombang panjang atau gelombang permukaan adalah gelombang gempa yang dirambatkan mulai dari episentrum menyebar ke segala arah di permukaan dengan kecepatan rambat antara 3,5 – 3,9 km per detik dan mempunyai periode yang besar. Gelombang gempa panjang inilah yang mengiringi gelombang primer dan gelombang sekunder dan merupakan gelombang perusak bumi.
4. Seismograf adalah alat pencatat gempa bumi. Seismograf dibedakan menjadi 2 macam yaitu :
a) Seismograf horizontal
b) Seismograf vertikal
5. Seismogram adalah gambaran getaran gempa bumi yang dicatat pada seismograf. Gambaran getaran ini berbentuk garis patah-patah. Apabila getaran semakin kuat, maka garis patah-patah akan semakin lebar dan apabila semakin lama getaran gempa itu di satu tempat, maka semakin panjang pita seismograf yang menggambarkan seismogram.
6. Pleistosista adalah garis khayal yang membatasi sekitar episentrum yang mengalami kerusakan terhebat akibat dari gempa bumi.
7. Isoseista adalah garis khayal pada permukaan bumi yang mencatat tentang kerusakan fisik yang sama akibat dari suatu gempa, dan biasanya ditandai dengan angka romawi yang menunjukkan skala kekuatan gempa. Isoseista yang berdekatan dengan episentrum diberi angka romawi yang lebih besar dari sekitarnya.
8. Homoseista adalah garis khayal pada permukaan bumi yang mencatat besarnya gelombang gempa primer pada waktu yang sama.
A. Faktor Terjadinya Gempa Bumi
1. Berdasarkan peristiwa yang menyebabkan terjadinya gempa dibedakan menjadi 3 yaitu :
a) Gempa vulkanik adalah gempa bumi yang disebabkan oleh aktivitas gunung api. Gempa ini tidak begitu hebat. Sumber kekuatan gempa bumi vulkanik hanya berasal dari aktivitas magma gunung api. Gempa vulkanik biasanya hanya dapat dirasakan oleh penduduk yang tinggal di sekitar gunung yang meletus.
b) Gempa tektonik adalah gempa bumi yang disebabkan oleh dislokasi atau perpindahan pergeseran lapisan bumi yang tiba-tiba terjadi dalam struktur bumi sebagai akibat adanya tarikan atau tekanan.
Pergeseran lapisan bumi dapat secara vertikal ataupun secara horizontal. Gempa tektonik dapat menimbulkan kerusakan yang parah apabila episentrumnya dangkal.
c) Gempa runtuhan atau terban adalah gempa bumi yang disebabkan oleh tanah longsor, runtuhnya atap gua atau terowongan di bawah tanah. Intensitas gempa runtuhan sangat kecil sehingga gempa ini tidak akan terasa pada jarak yang jauh.
2. Berdasarkan kedalaman hiposentrumnya gempa bumi dibedakan menjadi 3 yaitu :
a) Gempa dangkal adalah gempa yang kedalaman hiposentrumnya kurang dari 50 km dari permukaan bumi. Gempa dangkal pada umumnya menimbulkan gempa yang sangat besar.
b) Gempa intermedier atau gempa sedang adalah gempa bumi yang hiposentrumnya pada kedalaman antara 50 – 300 km dari permukaan bumi.
c) Gempa dalam adalah gempa bumi yang kedalaman hiposentrumnya antara 300 – 700 km dari permukaan bumi. Gempa bumi dalam pada umumnya tidak membahayakan. Getaran gempa bumi merambat dari hiposentrum dan menyebar ke segala arah dalam wujud getaran gelombang primer dan sekunder. Sedangkan dari episentrum terjadi rambatan getaran gempa di permukaan bumi dalam bentuk gelombang panjang.
3. Berdasarkan bentuk episentrumnya gempa dibedakan menjadi 2 yaitu :
a) Gempa linier adalah gempa yang terjadi apabila episentrumnya berbentuk garis. Gempa linier terjadi di daerah-daerah patahan (gempa tektonik).
b) Gempa sentral adalah gempa yang terjadi apabila episentrumnya berbentuk titik. Gempa ini terjadi karena adanya gunung api yang meletus atau runtuhan bagian atas litosfer.
4. Berdasarkan letak episentrumnya gempa dibedakan menjadi 2 yaitu :
a) Gempa laut adalah gempa yang terjadi apabila episentrumnya di dalam laut.
b) Gempa daratan adalah gempa yang terjadi apabila episentrumnya di darat.
5. Berdasarkan jarak episentralnya gempa dibedakan menjadi 3 yaitu :
a) Gempa setempat adalah gempa yang terjadi jika jarak episentralnya dan tempat terasa gempa sejauh kurang dari 10.000 km.
b) Gempa jauh adalah gempa yang terjadi apabila jarak episentralnya dan tempat terasa gempa kurang lebih 10.000 km.
c) Gempa sangat jauh adalah gempa yang terjadi apabila jarak episentralnya dan tempat terasa gempa sejauh lebih dari 10.000 km.
B. Skala Kekuatan Gempa Bumi
Skala kekuatan gempa bumi diukur berdasarkan kuat atau lemahnya getaran. Kekuatan gempa bumi umumnya dinyatakan dengan skala Richter. Skala Richter didasarkan pada alat pengukur gempa bumi, yaitu seismograf Wood Anderson. Hasil pengukuran alat pengukur gempa bumi ini dengan cepat dapat diketahui berapa kekuatan gempa dan jarak antara lokasi pengamat dengan sumber gempa.
Skala kekuatan gempa bumi tidak hanya skala Richter saja, tetapi ada juga skala Mercalli dan skala Omori. Pada skala Richter, kekuatan gempa diukur berdasarkan getaran magnitudo. Akan tetapi, pada skala Mercalli dan skala Omori berdasarkan tahapan yang berkaitan dengan intensitas gempa.
Untuk mengukur intensitas kekuatan gempa, ada beberapa macam skala, antara lain :
1. Skala kekuatan gempa bumi menurut C.F. Richter
Skala Richter adalah skala logaritmis, dan setiap selisih satu skala perbedaan energi adalah 31,5 kali lebih besar.
C.F. Richter menyusun skala gempa bumi berdasarkan skala magnitudo (ukuran besarnya gempa) dengan menggunakan klasifikasi angka 0 sampai 8. Semakin besar angkanya, maka semakin besar magnitudonya.
Cara menentukan intensitas gempa menurut Richter adalah menggunakan jarak dan besaran amplitudo. Berikut ini adalah tabel skala kekuatan gempa bumi menurut C.F. Richter.
No. Magnitudo Klasifikasi secara umum
1 78 Bencana nasional (national disaster)
2 77 - 8 Gempa besar (major earth quake)
3 76 - 7 Gempa destruktif (destructive earth quake)
4 76 - 6 Gempa merusak (damaging earth quake)
5 74 - 5 Gempa keras (strongly earth quake)
6 73 - 4 Gempa kecil (small quake)
7 0 - 3 Goncangan kecil (small shock quake)
Skala Richter terdapat pada pesawat pengukur antara lain pesawat Anderson. Dengan model pesawat ini orang dengan cepat dapat membaca kekuatan atau magnitudo gempa, jarak episentrum dari pengamatan, serta besarnya amplitudo getaran gempa.
Jika jarak episentrum 300 km, dengan arah 30, sedangkan amplitudo menunjukkan 10 mm, maka kekuatan gempa (magnitudo) gempa adalah 5 pada skala Richter.
Sampai sekarang orang belum mampu meramalkan gempa bumi secara tepat, walaupun para ahli telah mampu menentukan daerah-daerah gempa bumi, namun meramalkan akan terjadinya gempa bumi, lokasi episentrumnya, serta besarnya belum terpecahkan.
2. Skala kekuatan gempa bumi menurut Mercalli
Mercalli menyusun skala gempa bumi berdasarkan skala intensitas gempa. Intensitas gempa suatu tempat adalah kekuatan gempa ditaksir berdasarkan eek geologis dan efeknya terhadap bangunan-bangunan dan manusia. Skala Mercalli disusun dengan menggunakan angka romawi. Berikut ini adalah tabel skala gempa bumi menurut Mercalli :
No. Intensitas Klasifikasi secara umum
1 I Getaran tidak dapat dirasakan oleh semua orang, kecuali orang yang sangat peka terhadap getaran
2 II Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda ringan yang bergantung bergoyang
3 III Getaran dirasakan nyata di dalam rumah, terutama lebih satu lantai dan kendaraan yang sedang berhenti agak bergerak
4 IV Getaran dirasakan oleh banyak orang, pecah belah, daun jendela bergetar, dinding berbunyi karena pecah
5 V Getaran dirasakan oleh setiap penduduk. Barang-barang banyak yang berjatuhan, tiang tampak bergoyang, dan bandul jam dinding berhenti
6 VI Getaran dirasakan oleh setiap penduduk dan pada umumnya penduduk terkejut. Meja dan kursi bergerak, cerobong asap pabrik rusak
7 VII Getaran terasa agak kuat dan setiap orang keluar rumah. Bangunan banyak yang rusak, cerobong asap pabrik pecah dan getaran dirasakan oleh orang yang sedang naik kendaraan
8 VIII Getaran terasa kuat. Dinding bangunan dapat lepas dari rangka rumah dan meja kursi terlempar, orang yang sedang naik kendaraan terganggu keseimbangannya
9 IX Getaran terasa sangat kuat. Kerangka rumah banyak yang terlepas, rumah tampak bergeser, instalasi air minum banyak yang putus
10 X Getaran agak dahsyat. Dinding rumah tergeser dari pondasinya, tanah terbelah, rel kereta api tampak melengkung dan banyak tanah longsor
11 XI Getaran terasa dahsyat. Bangunan roboh, jembatan putus, rel kereta api semuanya melengkung, pipa dalam tanah bengkok
12 XII Getaran terasa dahsyat. Bangunan hancur berkeping-keping, permukaan tanah bergelombang, banyak benda-benda yang terlempar ke udara
3. Skala kekuatan gempa bumi menurut Omori
Skala gempa menurut Omori secara umum hampir sama dengan skala kekuatan gempa yang ditulis oleh Mercalli, yaitu :
No. Derajat Klasifikasi secara umum
1 I Getaran lunak, tidak dirasakan oleh semua orang
2 II Getaran sedang, banyak orang terbangun karena bunyi barang-barang yang pecah dan bunyi jendela atau pintu berderit karena bergoyang
3 III Getaran yang agak kuat, pintu dan jendela terbuka
4 IV Getaran kuat, gambar di dinding berjatuhan dan dinding retak-retak
5 V Getaran sangat kuat, dinding dan atap runtuh
6 VI Rumah-rumah banyak yang roboh
7 VII Terjadi kerusakan umum
C. Jalur Gempa Bumi di Indonesia
Wilayah Indonesia yang sebagian besar terjadi gempa bumi adalah wilayah di sepanjang batas pertemuan lempeng.
Pertemuan antar lempeng India – Australia bertabrakan dengan lempeng Eurasia dan lempeng India – Australia bertabrakan dengan lempeng pasifik. Sehingga, jalur gempa bumi di Indonesia dapat diprediksikan mengikuti sirkum mediterania dan sirkum pasifik.
1. Jalur gempa bumi di Indonesia yang posisinya mengikuti sirkum mediterania adalah sebagai berikut :
• Pulau Sumatra sebelah barat
• Pulau Jawa sebelah selatan
• Bali
• Nusa Tenggara Barat
• Nusa Tenggara Timur
2. Jalur gempa bumi di Indonesia yang posisinya mengikuti sirkum pasifik adalah sebagai berikut :
• Maluki
• Papua (Irian Jaya)
• Sulawesi sebelah utara dan selatan
Daerah yang relatif aman dari gempa bumi di Indonesia adalah pulau Kalimantan, karena letaknya jauh dari lempeng yang bertumbukan sehingga hampir tidak terdapat hiposentrum gempa.
D. Jalur Gunung Api di Indonesia
Indonesia dilalui jalan pegunungan dunia yaitu sirkum pasifik dan sirkum mediterania hingga Indonesia paling banyak memiliki gunung api aktif. Sistem gunung api yang ada di Indonesia adalah :
1. Jalur Pegunungan (Sirkum) Mediterania
Jalur pegunungan di Indonesia terbagi menjadi dua rangkaian, yaitu :
a. Jalur gunung api busur dalam (inner arc) yang bersifat vulkanik atau aktif yang membujur dari kepulauan Andaman, Sumatera, Jawa, Bali, Lombok, Sumbawa, Flores, Alor, Wetar, Damar, sampai di laut Banda.
b. Jalur gunung api busur luar (outer arc) yang bersifat non vulkanik atau tidak aktif, yang berderet dari Simeuleue (sebelah barat Sumatera), Nias, Batu, Mentawai, Enggano, pengunungan yang tenggelam di selatan Pulau Jawa, Sawu, Rote, Timor, Leti, Sermata, Buru dan pulau-pulau kecil di sekitarnya.
2. Jalur Pegunungan (Sirkum) Pasifik
Jalur gunung api ini membujur melalui Sulawesi Utara (G. Lokon, G. Soputan, G. Klabat), kepulauan Sangir, Talaud, Tidore, Ternate, dan Lampobatang (Sulawesi Selatan).
3. Jalur Pegunungan Lingkaran Australia
Jalur gunung api ini berderet di bagian ekor Pulau Irian sampai kepala burung Irian dan berakhir di Pulau Halmahera dan sekitarnya.
Dengan demikian, Indonesia merupakan tempat pertemuan antara deretan pegunungan mediterania dan sirkum pasifik, sehingga Indonesia banyak terdapat gunung api dan merupakan daerah gempa bumi. Di Indonesia terdapat sekitar 130 gunung api yang masih aktif.
E. Dampak dari Gempa Bumi
Gempa bumi dapat menyebabkan kerusakan lingkungan hidup. Dari peristiwa gempa bumi dapat menyebabkan dampak langsung dan tidak langsung antara lain :
1. Dapat terjadi banjir sebagai akibat dari rusaknya tanggul bendungan sehingga tanggul tersebut jebol dan mengakibatkan banjir.
2. Gempa yang terjadi di dasar laut dapat menyebabkan tsunami yaitu gelombang pasang di laut besar dan melanda daerah pantai.
3. Tanah di permukiman menjadi mereka, retak sehingga dapat menyebabkan jalan raya terputus.
4. Akibat goncangan yang hebat dapat terjadi tanah longsor yang menimbun segala sesuatu di dalamnya.
5. Gempa juga dapat mengakibatkan berbagai bangunan roboh dan rusak.
6. Permukaan bumi berserakan, banyak tanah patah dan jaringan telefon banyak yang rusak dan tidak berfungsi.
7. Akibat pengiring gempa dapat terjadi kebakaran karena sambungan pendek aliran listrik.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar