05 Juni 2011

CERITA SEPUTAR ENTREPRENEURSHIP

Tips Bisnis dari DheZign dalam Buku “Profil 50 Entrepreneur Kampus ITS”
Kesuksesan bisnis mahasiswa ITS tak dapat dipungkiri telah menjadi “role model” bagi adik-adiknya. Kesuksesan ini akan mampu menginspirasi kita semua bahwa mahasiswa ITS mampu mandiri dan berkreasi secara kreatif menggunakan bekal IPTEKS sejak mereka memasuki lingkungan akademis ITS.

Demikian salah satu bait kata sambutan Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Prof. Ir. Priyo Suprobo, MS, PhD dalam buku “50 Profil Alumni Sukses & Wirausahawan Muda ITS”.

Menurut Priyo penerbitan buku tersebut merupakan langkah strategis untuk menciptakan entrepreneur-entrepeneur baru yang tumbuh dan berkembang dari kampus.

Dalam buku setebal 141 halaman tersebut, diceritakan dan digambarkan sejumlah mahasiswa serta alumni ITS yang telah sukses berwirausaha. Kebanyakan dari mereka adalah yang masih berusia muda.

Di antara para entrepreneur muda yang diceritakan dalam buku tersebut adalah Brian Arfi Faridhi, CEO PT DheZign Online Solution. Dalam usianya yang masih muda, ia mendirikan perusahaan web development dan online marketing DheZign.com. Bersama istrinya, ia juga mendirikan PernikMuslim.com, sebuah toko online penyedia kebutuhan muslim.

Bagi Brian (seperti yang tertulis dalam buku tersebut), modal paling penting dalam memulai bisnis adalah kemauan dan kemampuan untuk terus belajar dan berkembang. Bisnis anda akan mati begitu anda mulai merasa sombong dan tahu segalanya.

Kedua, keberanian itu modal yang paling kuat. Temukan alasan dan tujuan anda berbisnis. Jika anda menemukan alasan yang sangat kuat, maka keberanian anda akan juga menjadi kuat. Dan tidak akan ada yang bisa menghalangi anda mencapai tujuan impian anda.

Ketiga, jangan pernah memikirkan business plan jika anda memulai bisnis dengan modal nol.

Itulah beberapa di antaranya, tips yang diberikan Brian dalam buku “Profil 50 Entrepreneur Kampus ITS”.

Dalam paket buku tersebut juga terdapat video wawancara Brian Arfi tentang entrepreneurship.


Bagaimana Memulai Bisnis Secara Mandiri?
Yang harus disiapkan untuk memulai bisnis adalah mental yang kuat.

Rabu, 12 Januari Brian Arfi CEO PT DheZign Online Solution mendapat kehormatan untuk “mengajar” di kelas “Entrepreneurship” di Akademi Berbagi.

Apa itu Akademi Berbagi? Menurut website-nya Akademi Berbagi adalah tempat informasi kelas-kelas pendek, diajar oleh para ahli dan praktisi. Pedaftaran dan informasi bisa dilihat melalui twitter : @akademiberbagi

Ada beberapa kelas yang diajarkan di Akademi Berbagi, di antaranya: kelas Copy writing, Art Directing, Creative, Online Jurnalism, Social Media, Fotografi, Script Writing, PR, Kelas Financial Plan, serta Entrepreneurship. Kelas Entrepreneurship yang diselenggarakan di kantor FortunePR merupakan kelas baru.

Pada kelas itu Brian menyampaikan materi bagaimana memulai bisnis sendiri. Menurut Brian, jika ingin memulai usaha pertama harus siap mental. Dunia wirausaha itu penuh ketidakpastian. Beda dengan menjadi karyawan yang bisa menerima gaji setiap bulan. Jika jadi wirausahawan, belum tentu ada pemasukan dalam satu bulan, tapi juga bisa jadi dapat pemasukan besar.

Kemudian, yang perlu dipersiapkan selanjutnya adalah skill dan pengetahuan. Usahakan berbisnis untuk memanfaatkan skill yang sudah Anda punya sebelumnya. Hal itu akan lebih mempermudah Anda, karena tak butuh banyak waktu lagi untuk mempelajarinya. Dapatkan ilmu dari mana saja. Perkaya wawasan dengan dunia bisnis yang sedang Anda geluti.

Selanjutnya, perkuat relasi. Relasi itu sangat penting untuk pengembangan bisnis Anda. Umpamakan saja relasi itu sebuah tabungan yang bisa Anda ambil di suatu saat nanti ketika Anda butuhkan. Relasi bisa memperluas jangkauan bisnis.

Bisnis juga butuh integritas. Kalau tidak punya yang satu ini, pasti Anda
akan gampang menyerah. Dan tentu saja, Anda juga harus paham konseksuensi. Yaitu, bahwa misalnya, waktu yang Anda habiskan harus lebih banyak dibanding orang kerja pada umumnya.

Jika Anda pekerja yang ingin juga berbisnis, pilih bisnis yang simpel dan sudah jadi, misal: franchise. Ini lebih baik daripada Anda memulai sendiri dari awal, yang belum teruji keberhasilannya.

Jika bisnis Anda ingin berkelanjutan, tentukan tujuan dari bisnis yang lebih tinggi, lebih dari sekedar uang, kemudian tentukan goal jangka pendek serta jangka panjang, dan bangun budaya.

Budaya dalam bisnis Anda sedikit demi sedikit harus dibangun, untuk menjaga stabilitas serta keberlangsungan hidup bisnis. Anda tentu bercita-cita, bisnis Anda akan tetap hidup meski Anda sudah meninggal, bukan? Selamat berwirausaha.


Menyebarkan Virus Entrepreneurship di Perguruan Tinggi
Entrepreneurship beberapa tahun terakhir, mulai sering menjadi perhatian dunia pendidikan. Di lingkungan perguruan tinggi, entrepreneurship kerap dijadikan bahasan dalam seminar, workshop, bahkan kuliah.

Kenyataan bahwa banyak lulusan perguruan tinggi yang menganggur, tidak bekerja, tidak bisa dipungkiri. Banyaknya lulusan perguruan tinggi ternyata tidak berimbang dengan banyaknya lahan pekerjaan. Oleh karena sebab itulah di antaranya, sekarang banyak perguruan tinggi yang mendorong mahasiswanya untuk berwirausaha.

Itu pula yang dilakukan Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta. Beberapa kali kampus UIN menyelenggarakan acara yang membahas tentang kewirausahaan. Yang terbaru, adalah seminar entrepreneur yang diselenggarakan pada Senin, 24 Desember 2010 lalu.

Salah seorang yang diundang untuk memberikan materi kewirusahaan dalam seminar tersebut adalah Brian Arfi CEO PT DheZign Online Solution. Dalam kesempatan tersebut, Brian memberikan beberapa tips memulai bisnis secara mandiri.

Brian Arfi adalah pemenang Wirausaha Mandiri 2009, yang mulai berwirausaha sejak masih di bangku sekolah. Ia membangun PernikMuslim.com dan DheZign.com sewaktu ia masih di bangku kuliah.

Yang perlu dipersiapkan sebelum terjun menjadi wirausahawan adalah mental yang kuat, tidak gampang menyerah, dan tidak takut gagal. Brian bilang, orang berusaha, jika mau berhasil harus berani gagal dulu.

Selanjutnya, jangan terlalu memikirkan business plan, jika usaha Anda dikerjakan sendiri dengan modal sendiri. Lakukan saja. Kemudian, pelajari sistem revenuenya. Lakukan dengan serius, fokus, dan konsisten. Tak ada bisnis yang dalam waktu singkat langsung bisa menghasilkan uang berlimpah. Di dunia bisnis offline maupun online. Semuanya butuh waktu.

Jika bisnis sudah berkembang bagus, perhatikan budaya usaha Anda. Ini yang akan menjaga umur bisnis Anda sampai tua. Ciptakan budaya usaha yang baik yang tidak hanya mengejar uang semata. Demikian antara lain yang disampaikan Brian dalam seminar tersebut.

Ketahui Minat dan Potensi Anda Sebelum Terjun Berwirausaha
Permasalahan yang sering mengemuka ketika orang ditantang untuk berwirausaha adalah takut untuk memulai. Apalagi bagi mereka yang masih berstatus pelajar atau mahasiswa. Banyak hal yang sering menjadi pertimbangan dan hambatan.

Pada Rabu, 23 Juni 2010, Brian Arfi (CEO PT DheZign Online Solution) atas undangan dari manajemen Universitas Gunadarma Jakarta memberikan motivasi dan tips-tips kepada para mahasiswa bagaimana memulai wirausaha dalam sebuha acara Seminar Kewirausahaan.

Pemenang Wirausaha Muda Mandiri 2009 kategori industri kreatif mahasiswa ini bercerita panjang lebar tentang DheZign Online Solution, usaha yang ditekuninya sejak masih awal di bangku kuliah.

Usaha web development dan online marketing yang dirintis bersama istrinya sejak masih awal kuliah tersebut sekarang sudah berkembang, dengan klien dari dalam dan luar negeri.

Bagi Brian, saat mahasiswa adalah saat yang bagus untuk memulai usaha. Saat usia mahasiswa energi masih besar, semangat masih kuat, belum banyak tanggungan, dan akses untuk belajar sangatlah terbuka. Apalagi, sekarang ini banyak perguruan tinggi yang memberikan seminar dan pelatihan kewirausahaan.

Untuk menjadi wirausaha yang besar, tentu saja dimulai dari yang kecil. Brian mengatakan, modal uang bukanlah hal pokok yang harus dipusingkan. Mengetahui potensi dan keinginan usaha untuk kemudian dikembangkan adalah yang penting. Jika belum berani bermain pada angka-angka dan resiko yang besar, cobalah dengan yang kecil terlebih dahulu. “Tapi harus konsisten”, tambah Brian.

Banyak pengusaha sukses yang memulai bisnisnya hanya bermodal obrolan, dari memasarkan barang orang lain. Setelah mendapatkan komisi karena bisa menjualkan barang, mereka kemudian mulai menyetok barang sendiri dan mengambil keuntungan yang lebih besar.

Selain itu, pengembangan jaringan sangatlah penting. “Buang harga diri dan jangan pernah malu”, kata Brian. Jangan pernah malu untuk belajar kepada orang yang lebih berpengalaman di bidang usaha yang sedang Anda geluti.

Yang paling penting untuk diperhatikan adalah bahwa dalam usaha, hampir pasti ada yang namanya gagal. Wirausahawan sejati, bisa belajar dari kegagalan tersebut dan mampu bangkit.


Pilih Bisnis yang Simpel atau yang Unik?
Peluang berwirausaha dalam bidang TI (Teknologi Informasi) makin terbuka lebar. Apalagi, perkembangan peralatan teknologi informasi sekarang ini semakin canggih dan mudah diakses.

Sayang sekali jika generasi muda Indonesia tak bisa memanfaatkannya. Menurut Nun Jamianto, Direktur Program Profesi Bisnis Universitas Dokter Sutomo (Unitomo) Surabaya, ada seribu satu peluang usaha di sekitar kita yang bisa dioptimalkan. Terutama dengan memanfaatkan teknologi internet. Yang paling penting menurut Nun adalah bagaimana kita bisa mengubah mindset dari orang yang hanya gemar mengkonsumsi menjadi orang yang bisa berproduksi atau berwirausaha.

Demikian sambutan dari Nun Jamianto saat membuka Seminar Bisnis Internet di Auditorium Unitomo Surabaya pada Sabtu, 17 Juli 2010. Seminar ini menghadirkan Brian Arfi faridhi, CEO PT DheZign Online Solution Pemenang Wirausaha Mandiri 2009 Kategori Industri Kreatif Mahasiswa untuk berbagi pengalamannya dalam berwirausaha dalam bidang internet.

“Untuk sukses, Anda tak perlu setampan Tukul Arwana atau membuat hal sefenomenal Ariel. Yang Anda butuhkan hanyalah semangat pantang menyerah”, kata Brian membuka materi “How To Start Your Own Business for IT Entrepreneur” yang disampaikannya.

Banyak orang yang bertanya, bisnis itu lebih baik yang simpel atau yang unik? Menurut Brian, ada konsekuensinya masing-masing. Jika bisnis itu simpel atau dalam artian sudah banyak orang melakukan dan membuktikan keberhasilannya, bisnis tersebut jalannya akan mudah. Akan tetapi, bisnis yang simpel tersebut akan susah dikenali orang. Beda dengan bisnis yang unik.

Bisnis yang mengandalkan keunikan biasanya punya sifat kebaruan, belum banyak orang mempraktekkannya. Oleh karena itulah, untuk memperkenalkannya butuh proses yang sangat panjang. Namun, jika sudah dikenal, orang akan susah melupakannya.

Berbisnis dalam bidang internet pun demikian. Anda perlu memutuskan terlebih dahulu, akan memilih bisnis yang sifatnya simpel sudah banyak orang yang mempraktekkan atau yang unik?

Untuk orang yang mempunyai tekad yang kuat dan tidak gampang menyerah, Brian lebih menyarankan untuk berani mengambil resiko dengan melakukan bisnis yang unik. Meskipun butuh waktu yang lama untuk dikenal, namun dengan melakukan bisnis ini, pelaku bisnis akan bisa merasakan tahap demi tahap perkembangan bisnisnya. Artinya, ia bisa mempelajari setiap proses perjalanan bisnisnya.

Itulah yang ia praktekkan ketika membangun dan mengembangkan PernikMuslim.com, sebuah toko online yang menyediakan barang-barang kebutuhan para muslim. Nah, bagaimana dengan Anda? Lebih memilih bisnis yang simpel atau yang unik?
11
Cara menentukan bisnis apa yang sedang prospek
Pernah saya ditanya sebuah pertanyaan seperti ini:

“Bisnis apa yang saat ini sedang prospek?”
Apakah ada yang pernah menanyakan hal yang sama pada orang lain? Apakah ada yang pernah mendengar pertanyaan serupa? Saya yakin ya.
Pertanyaan ini biasanya ditanyakan oleh wartawan, atau mereka yang baru memulai berbisnis. Nggak terkecuali rekan rekan yang bergerak di industri web atau startup yang sedang mencari jati diri.
Jawaban masing masing orang yang ditanya mungkin berbeda. Saya juga nggak bisa berkata mereka salah dan saya benar. Setiap orang melihat sesuatu dari sudut pandang yang berbeda, jadi ijinkan saya untuk menyampaikan pandangan saya.
Sebelum saya menjawab pertanyaan di atas, saya ingin sedikit berbagi mengenai pandangan saya tentang dunia bisnis.
Selama bisnis yang saya jalani yang baru seumur jagung ini, saya benar benar berpendapat bahwa seharusnya bisnis itu bukan dijalankan dari apa yang terlihat menarik. Tapi seharusnya bagi mereka yang ingin belajar entrepreneurship secara riil, mereka harus melakukan dan menjalankan sebuah bisnis yang paling dekat dengan mereka.

Maksudnya apa dengan Paling dekat dengan mereka?

Gini…. kalo misalnya kita tumbuh di lingkungan pasar. Ayah kita berdagang di pasar, dan mungkin tetangga kita juga. Dan sejak kecil kita juga sudah biasa main di pasar, dan sekali sekali bantu ayah disana. Manfaatkan momentum dan pengalaman itu. Berbisnislah yang berhubungan dengan pasar.
Entah itu berdagang disana. Entah itu menjualkan barang dari pasar ke tempat lain. Apakah mungkin mensuplai barang ke para pedagang di pasar, apakah mengkoordinir parkir. Atau bahkan mengkoordinir preman pasar (yang ini becanda).
Nah, kalo anda sejak kecil sudah bersentuhan dengan komputer, suka utak atik program, ya berbisnislah yang berhubungan dengan itu.
Kalo anda atau anak anda sekarang demen banget bikin tebak tebakan di facebook atau twitter. Udah gitu yang ikut dan berpartisipasi BANYAK SEKALI, itu artinya bisnisnya juga sebisa mungkin berhubungan dengan facebook dan twitter. Contohnya? Social Media Manager, dll. Banyak kok.
Intinya, bagi saya cara paling tepat untuk memulai berbisnis adalah menjalankan apa yang sangat mungkin kita jalankan. Sekarang. Bukan nanti, bukan besok, bukan bulan depan. Apalagi nunggu dapat investor. Lupakan itu semua (lagian investor mana yang mau investasi ke entrepreneur newbie?)
Ingat, apa yang paling dekat. Apa yang paling mudah, apa yang paling bisa kita lakukan. BUKAN apa yang paling prospek, atau mungkin apa yang kita senangi. Itu pandangan saya terhadap bagaimana memulai bisnis.
Kenapa? Karena saat kita mengerjakan apa yang sudah biasa kita lakukan, kita memotong proses pembelajarannya.

All we have to do is…
mencari cara bagaimana meleverage bisnis kita. Bagaimana caranya kita mencari faktor kali dan nilai tambah dari apa yang sudah biasa kita lakukan.
Sementara jika kita mencari cari bisnis baru yang belum pernah kita jalani sebelumnya, besar kemungkinan kita akan dihadapkan dengan permasalahan yang sewajarnya muncul.
Seperti misalnya, kalo kita gak biasa dagang tiba tiba kepingin bisnis jual bakso, kita harus belajar tentang campuran daging yang pas. Kita juga harus belajar untuk mendapatkan supplier yang sesuai, resep yang tepat, tempat jual yang strategis, penghitungan margin, dll. Sebelum akhirnya kita mencari tahu bagaimana meleverage bisnis kita.
Nah, tahu kan kenapa saya menyarankan kita untuk memulai dengan sesuatu yang paling dekat terlebih dahulu.
Jadi, sudah jelaslah jawaban dari pertanyaan di atas. Jika anda setuju dengan saya, dan di masa depan anda mendapatkan pertanyaan serupa.

Dalam Bisnis Perlu Fokus
Dalam berwirausaha, Anda harus fokus, fokus, dan fokus. Itulah salah satu poin penting yang disampaikan Brian Arfi (CEO PT DheZign Online Solution) pada pelatihan wirausaha yang diselenggrakan Mien R. Uno Foundation dan Komunitas Tangan Di Atas (TDA) Surabaya untuk para mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).

Acara yang dilaksanakan pada Sabtu, 22 Mei 2010 di Gedung Perpustakaan ITS Surabaya tersebut bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan skill para mahasiswa ITS dalam bidang kewirausahaan.

Kepada para peserta, Brian menekankan pentingnya untuk fokus dalam berwirausaha. Menurut Brian, dengan memfokuskan diri pada bidang tertentu serta mengarahkan segala usaha untuk mengembangkan bidang tersebut, maka seorang wirusahawan akan bisa mendapatkan keberhasilan.

“Untuk fokus, terlebih dulu cari passion Anda di mana”, kata Brian. Passion merupakan sebuah energi besar yang bisa mengajak si-empunya tak takut gagal, selalu ingin mencoba dan berkreasi untuk mencapai sesuatu yang diinginkannya.

Selain itu, Brian juga mengingatkan pentingnya mencari partner kerja yang cocok. Teman yang baik mungkin banyak, namun belum tentu mereka bisa menjadi partner kerja yang baik. Untuk mendapatkan partner kerja yang tepat butuh waktu yang agak panjang dengan obrolan terbuka.

Brian juga menceritakan bagaimana jatuh bangunnya dia dalam mengembangkan bisnis online-nya. Namun paling tidak, dua poin itulah yang menjadi pokok materi yang disampaikan Brian dalam pelatihan tersebut.

Dengan adanya pelatihan kewirausahaan semacam ini, Nanang Suryanto, Direktur Eksekutif Mien R. Uno Foundation berharap, para mahasiswa bisa bertemu langsung dengan para praktisi bisnis dan akhirnya bisa mengembangkan diri terutama dalam kemampuan berwirausaha.


Berbicara di Seminar Entrepreneur ITS tentang Berbisnis Islami
Dalam agama Islam, kita mengenal Rasulullah Muhammad SAW sebagai suri tauladan yang baik dalam segala macam hal. Termasuk dalam hal berbisnis. Banyak riwayat yang menyebutkan bahwa Rasulullah adalah pedagang yang sangat baik. Dengan kebaikannya itu pula, banyak orang yang percaya untuk berbisnis dengan beliau.

Minggu, 25 April 2010 saya diundang oleh mahasiswa dari Masyarakat Studi Islam Ulul Ilmi Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya untuk berbagi kisah tentang keteladanan Rasul Muhammad SAW dalam berbisnis dan bagaimana cara menerapkannya.

Saya tak tahu mengapa mereka mengundang saya untuk berbicara tentang hal tersebut. Tapi menurut mereka saya cocok untuk menyampaikan materi tersebut. Mungkin karena saya mengelola PernikMuslim.com, sebuah toko online yang menyediakan berbagai macam materi, pernak-pernik islam. Tapi, okelah. Saya akhirnya bersedia untuk berbagi kisah, karena saya pikir, tidak ada salahnya untuk berbagi cerita cara berbisnis yang islami.

Di Ruang Seminar Perpustakaan ITS, kepada para peserta seminar, yang rata-rata mahasiswa yang ingin berbisnis, saya katakan bahwa pada prinsipnya, bisnis yang islami adalah bisnis yang membisniskan barang-barang yang tidak dilarang oleh agama islam dan dilakukan dengan cara yang tidak dilarang oleh islam.

Misalnya, jangan sampai kita membisniskan minuman keras, barang-barang maksiat, dan barang-barang lain yang diharamkan. Kemudian, ketika kita berbisnis, kita harus memegang teguh prinsip saling rela, saling ridho, jujur, mengedepankan kualitas (mutu), dan tidak riba.

Rasul Muhammad SAW pun pada banyak riwayat diceritakan bahwa dalam berbisnis, beliau memperlihatkan dengan jelas apa yang dijualnya, menjelaskan dengan benar, tidak berbohong kepada pembeli, serta mengutamakan kepuasan pelanggannya.

Kemudian, tentang jiwa entrepreneur Rasul Muhammad, banyak juga yang bisa diambil pelajaran. Misal, tentang kerja keras beliau, pantang menyerahnya, tentang rajinnya, tentang pelayanannya kepada konsumen, serta tentang cara manajemen bisnis yang baik.

Dalam pandangan saya, Rasul Muhammad SAW memang pantas untuk menjadi suri tauladan dalam hal bernisnis, berwirausaha. Teladan-teladan dari beliaulah yang selama ini juga selalu saya coba untuk praktekkan dalam bisnis yang saya kelola, baik di PernikMuslim.com maupun di DheZign.com.

Saya mempunyai keyakinan, jika mau menerapkan model bisnis yang jujur, saling percaya, tidak tipu-menipu, mengutamakan kualitas, serta melayani pelanggan dengan baik, saya yakin bisnis tersebut akan sukses dan hasilnya pun berkah.

Cara Jitu mengatasi ketakutan memulai bisnis
Bukan cuma sekali dua kali saya ditanya tentang tips, dimintai saran, dan diminta motivasinya tentang bisnis.

Walaupun saya merasa bisnis saya juga masih dalam tahap pertumbuhan, dan masih belum merasakan kesuksesan yang melimpah, saya sering tetap mencoba untuk berbagi apa yang sudah pernah saya alami sebelumnya, berharap semoga apa yang saya ceritakan bisa membantu.

Nggak jauh tentang ini, barusan ada teman lama yang tiba-tiba nge-YM. Kebetulan, ini adalah hari dimana YM saya sempat menyala. Dimana hari hari lain YM ini tidak akan pernah aktif karena saya lebih aktif di twitter

Anyway, teman ini bercerita bahwa ia sudah sejak lama ingin memulai berbisnis. Dan memang sekitar tahun lalu, beliau ini pernah repot-repot main ke tempat saya di Jakarta (bawa oleh-oleh pula).

Kemudian saat itu dia cerita sambil sharing tentang bisnis yang ingin ia bangun. Dan saat itu pertama kali suaminya dikenalkan pada saya.

Kembali ke sore tadi. Di YM dia sharing mengenai ketakutannya memulai bisnis. Saya nanya, kenapa takut? Dia bilang, cuman takut aja, mungkin karena takut mulai.

Nah, karena saya makin gak paham, saya tanya lebih jauh. Sebab takutnya itu kenapa, karena dia sudah lakukan langkah persiapan, eh, pas mau marketing kok stop karena takut.

Dia tetap tidak bergeming, dan semakin bingunglah saya kenapa bisa takut. Karena bingung, akhirnya saya langsung kasih solusi. Solusi jitu yang paling tepat untuk semua orang yang takut untuk memulai bisnis.

Saya tanya satu kali lagi apa dia benar benar mau mendengar saran saya. Karena saking ampuhnya, saran saya ini sering membuat orang stress.

Dia bilang, ya.

Maka saya tulis besar besar make bold:

GAK USAH BISNIS.

Yap. Itulah tips cara jitu saya untuk mengatasi ketakutan memulai bisnis yang saya ceritakan pada teman saya ini. Tentu saja, dia langsung stress (sepertinya) karena YMnya bertuliskan “argh T_T”

Kemudian dia nanya lagi, ada nggak sesuatu yang bisa membangkitkan semangatnya dia.

Dan jawaban saya, “kembalikan ke tujuannya, ngapain bisnis?”

Dijawabnya, “untuk menggapai impian”. Halah… abstrak banget, saya nggak bisa berkutik karena jawabannya juga nggak jelas sih. Makanya trus saya nanya lebih jelas, apa impiannya.

Dibilangnya, “banyak” DIENGG….. >.<

Kemudian dia mengalihkan arah pembicaraan ke pertanyaannya selanjutnya. Do’i bertanya apakah PernikMuslim dan DheZign pernah gagal atau nggak. Saya langsung menahan tawa sebisanya karena perut serasa mau keluar semua gara gara kaget

Saya langsung bilang, apa dia nggak pernah ngelihat liputan saya dan bisnis saya di media? Dan langsung saya lanjutkan dengan penjelasan bahwa saya sering sekali gagal.

9 kali berbisnis, semuanya gagal total. Belum ngitung pengalaman dagang, yang juga gak begitu menghasilkan. Ditambah lagi dalam bisnis yang sekarang, sering kesandung juga. Ditolak supplier, dimaki orang, dianggap remeh, dihina, bingung gak bisa gaji karyawan. Semuanya sering dan jadi makanan sehari-hari.

Langsung kagetlah dia. Pikir saya dalam hati, lah masak dia nggak tau kalo memang seperti inilah resiko berbisnis. Dan kemudian saya menerawang ke masa-masa awal dulu di’cuci otak’ di entrepreneur university oleh pak Purdi Chandra… ternyata sama.

Memang biasanya pemula dalam berbisnis sering menbayangkan yang indah indah saja. Takut juga gagal, tapi nggak ngerti kalau konsekwensi berbisnis adalah seperti yang sudah saya ceritakan diatas.

Dia melanjutkan pertanyaan dengan,apa yang membuat saya nggak putus asa, dan langsung direvisi pertanyaannya jadi, apakah saya pernah putus asa?

Lanjut tulis ke dia, bahwa saya sering sekali putus asa, desperate istilah kerennya, sedih, stress, bahkan pingin mati, itu sering saya alami. Kalau nggak karena istri dan anak mungkin saya sudah lama nggak hidup, hehe… Mungkin itulah jalan yang ditunjukkan Allah pada saya, menikah muda karena memang saya butuh dari sisi emosional juga (selain dari faktor jasmani).

Nggak usah wirausaha, putus asa, sedih, stress, bahkan pingin mati juga pasti dialami oleh orang orang biasa. Cuma, biasanya entrepreneur itu mengalami hal-hal itu lebih sering

Itulah pilihan hidup.

Makanya, yang sering saya katakan, wirausaha itu bukan untuk semua orang. Nggak salah kalau ada yang bilang semua orang itu bisa sukses berwirausaha. Permasalahannya bukan pada bisa atau nggak. Kenyataannya, nggak semua orang mau membayar harganya.

Ibaratnya naik pesawat. Semua orang tentu saja bisa naik pesawat. Tapi apakah semua orang mau naik pesawat? belum tentu. Ada yang takut, ada yang nggak mau bayar harganya, ada yang males. Macem-macem.

Nah itulah kenyataan dunia.

Wirausaha atau jadi entrepreneur itu juga sama. Semua orang bisa, tapi seringkali nggak mau bayar harganya. Jadi nggak semua orang akhirnya menjadi sukses dengan wirausaha. Harga dari sukses wirausaha ya itu tadi, dirundung banyak sekali permasalahan serius. Yang seringkali kita nggak ngerti ada jalan keluarnya atau nggak.

Ibarat kita ditinggalkan disebuah ruangan gelap gulita, tanpa sedikitpun cahaya, dan kita disuruh untuk mencari jalan keluar. Dunia bisnis dan wirausaha itu persis seperti itu.

Seperti intan yang harus mengalami proses panjang

Semua orang tahu perumpamaan ini. Bahwa untuk menjadi indah, intan harus melewati proses panjang. Bagi tetesan air untuk menghancurkan batu, juga butuh proses dan waktu yang lama.

Sedihnya, jarang yang menangkap esensinya. Memang mereka banyak mengerti bahwa untuk menjadi sukses itu butuh pengorbanan, dan butuh waktu. Tapi, mengerti dan melaksanakan itu beda jauh. Melaksanakan sendiri itu tentu jauh lebih sulit.

Itulah wirausaha.

Jadi, kalau anda masih takut berwirausaha, takut gagal, ikuti saran dan solusi jitu dari saya di atas. Maka anda akan menghindari kegagalan dalam bisnis (yang sebenarnya adalah syarat mutlak untuk mencapai kesuksesan).


Tidak Ada Kata Terlambat Untuk Memulai Sesuatu (Ataukah, Kita Memang Selalu Terlambat? Jadi Jangan Dijadikan Pikiran!)
Pernahkah anda memiliki sebuah ide bisnis tapi kemudian orang lain menjalankannya lebih dulu? Pernahkah anda berencana membuka warung kecil di depan rumah anda tapi tetangga anda ternyata mendahului anda? Pernahkah anda ingin menulis buku tentang sebuah topik dan ternyata ada orang lain yang menuliskannya terlebih dahulu? Pernahkah anda ingin mendaftarkan sebuah nama domain tapi orang lain mendahului anda?

Sadar atau tidak sadar, setiap hari, setiap waktu, di suatu tempat, orang lain akan selalu mendahului kita. Pepatah yang mengatakan, “tidak ada kata terlambat dalam memulai sesuatu” tidak mungkin perlu dievaluasi ulang. Karena kenyataannya kita selalu terlambat dalam melakukan sesuatu…mmm… mungkin tidak selalu sih, tapi pasti lebih sering terlambat dibandingkan tidak kan?

Selalu ada yang mendahului kita dalam mendapatkan klien tertentu, memenangkan tender tertentu, menciptakan produk tertentu, memenangkan kontes tertentu, dan lain sebagainya. Lalu apa yang harus kita lakukan? Diam saja?

Sadar dong…

Dengan menyadari bahwa kita selalu terlambat kita dapat menyesuaikan perspektif dan cara berpikir kita. Daripada terus terusan mengkhawatirkan kita jadi yang pertama atau bukan, sudah ada yang melakukannya atau belum, dan apakah kita terlambat atau tidak, lebih baik kita melakukan saja apa yang sudah kita rencanakan.

Jika ternyata ada orang lain yang menciptakan produk tertentu (yang ingin kita buat), justru BAGUS! Karena kita bisa mempelajarinya dan membuat produk lain yang jauh lebih baik. Jika tender tertentu sudah dimenangkan orang lain, itu juga HEBAT! Karena (jika anda melakukannya dengan benar) pesaing anda bisa jadi salah satu aset berharga untuk anda. Apapun yang anda lakukan, tidak ada gunanya mengkhawatirkan apakah sudah ada yang menjalankan apa yang ingin anda lakukan atau belum. BERTINDAKLAH sekarang, dan buktikan bahwa pembalap yang ada pada posisi pertama pada putaran-putaran awal belum tentu menjadi pemenang sebuah balapan

Ingat, satu-satunya hal yang lebih buruk daripada terlambat memulai sesuatu adalah…tidak memulai apapun.
SUMBER:fauzan.dhezign.com
Tip Usaha
Ketika mulai terjun ke dunia entrepreneur, Anda dihadapkan pada suatu komitmen untuk sebisa mungkin meraih sukses. Hal tersebut bisa saja tercapai dengan mudah bila Anda memiliki sistem pengaturan waktu yang efektif.

Dalam perjalanan bisnis Anda, jangan heran bila menemukan begitu macam kendala yang menghadang jalan menuju kesuksesan. Misalnya, setumpuk hal atau tugas yang datang secara bersamaan dan masing-masing mempunyai prioritas untuk diselesaikan tepat pada waktunya, sementara di lain pihak Anda juga diwajibkan meluangkan waktu untuk kehidupan pribadi. Lalu bagaimana Anda mengatasi hal tersebut? Berikut ini adalah enam langkah jitu untuk memandu Anda memanfaatkan waktu agar mampu meraih sukses :

Tentukan prioritas
Prioritas setiap individu berbeda satu sama lain. Namun bila tujuannya adalah meraih sukses maka Anda dapat meluangkan waktu untuk mengerjakan sesuatu yang bisa menciptakan kesuksesan itu.

Dukungan orang sekitar
Membuat orang-orang di sekitar Anda memahami prioritas yang Anda pilih merupakan hal penting. Keberadaan dan dukungan orang terdekat bisa memacu Anda untuk lebih berjuang lebih keras lagi meraih sukses.

Luangkan waktu dengan efektif
Sebagian besar orang mengeluh tak memiliki ide untuk melakukan sesuatu dengan waktu yang dimiliki tapi juga mengeluh bahwa mereka tak mempunyai banyak waktu. Catat kegiatan Anda untuk melihat berapa jam waktu yang Anda buang secara percuma dan berapa jam yang terpakai secara efektif.dengan memilah waktu akan efektif meraih sukses

Buat jadwal berdasarkan prioritas
Terbiasa membuat jadwal kegiatan sehari-hari bisa membantu Anda menyelesaikan pekerjaan berdasarkan prioritas.

Menambah waktu
Satu-satunya cara untuk menambah waktu yang Anda miliki adalah dengan menyelesaikan tugas tepat pada waktunya. Bagaimana caranya? Kerjakan dan selesaikan tugas dengan meningkatkan produktifitas Anda.dengan demikian waktu tidak akan terbuang

Modifikasi prioritas
Perubahan akan terjadi seiring perjalanan bisnis Anda. Semakin maju usaha Anda, semakin sibuk Anda akan dibuatnya. Memodifikasi prioritas diperlukan dalam hal ini. Lakukan modifikasi itu dengan melakukan kontrol yang baik.teliti,dengan kontrol yg baik akan mengendalikan semua kegiatan

1 komentar: