03 September 2020

Persebaran Flora dan Fauna

 Biosfer adalah lapisan tempat hidup (habitat) makhluk hidup, yang meliputi litosfer, hidrosfer dan atmosfer. Ketiga lapisan tersebut saling berinteraksi dan membentuk lapisan biosfer tempat ditemukannya kehidupan di bumi.

Fitogeografi dapat diartikan sebagi ilmu yang mempelajari hubunganhubungan penyebaran tumbuh-tumbuhan dalam ruangan yang terdapat di permukaan bumi. Geografi adalah studi dan deskripsi perbedaan-perbedaan agihan fenomena di bumi mencakup semua yang mengubah atau mempengaruhi permukaan bumi – termasuk sifat-sifat fisiknya, iklim dan hasil-hasil baik yang bersifat hidup maupun tidak. Salah satu cabang utamanya adalah biogeografi atau geografi biologik, untuk tujuan praktis biogeografi dibagi sesuai dengan pembagian makhluk hidup dalam dua dunia; sehingga dengan demikian menghasilkan pembagian dalam geografi tumbuhan (Fitogeografi) dan geografi hewan (Zoogeografi).

Di manapun berada suatu organisme tidak dapat hidup mandiri; untuk kelangsungan hidupnya suatu organisme bergantung pada kehadiran organisme lain dan sumber daya alam yang ada di sekitarnya untuk keperluan pangan, lindungan, pertumbuhan perkembang-biakan, dan sebagainya. Hubungan antara suatu individu dengan lingkungannya sangat rumit dan timbal balik sifatnya. Suatu kawasan alam yang di dalamnya tercakup unsur-unsur hayati (organisme) dan unsur-unsur non hayati (non organisme). Antar sesama unsur hayati di suatu tempat maupun antara masing-masing makhluk hidup dengan lingkungan dan antara keseluruhan makhluk hidup dengan lingkungannya terjadi hubungan timbal balik yang melahirkan unit-unit dengan ciri-ciri tertentu disebut ekosistem. Dengan demikian jelaslah dalam setiap ekosistem mempunyai dua komponen utama yaitu makhluk hidup dan lingkungan. Mengingat keadaan di muka bumi ini berbeda-beda, hal ini dapat dimengerti bahwa di muka bumi dapat ditemukan bermacam-macam ekosistem. Sehingga terdapat persebaran flora dan fauna yang beraneka ragam

Vegetasi. 

Istilah ini mempunyai arti sebagai keseluruhan tumbuhan yang terdapat di suatu tempat. Kadang didefinisikan sebagai penutup permukaan bumi yang berupa tumbuhan. Vegetasi dapat dibedakan atas fungsinya, yaitu : Pertama vegetasi sebagai asosiasi yaitu suatu unit vegetasi yang hanya menutupi suatu bagian dari permukaan bumi (suatu tempat atau daerah) dengan kondisi edafik tertentu. Kedua, vegetasi sebagai unit formasi yang berarti unit vegetasi yang lebih besar (terdiri dari asosiasi-asosiasi) yang lebih luas dengan kondisi edafik yang dapat berbeda-beda, tetapi dalam daerah dengan iklim tertentu. Dengan demikian, maka komunitas tumbuhan dalam suatu ekosistem dapat sebagai asosiasi misalnya vegetasi rawa, vegetasi sawah, dll. Atau dapat sebagai formasi, misalnya hutan tropika basah, hutan musim sabana, dan lainnya.

Flora. 

Istilah ini diartikan sebagai semua jenis tumbuhan yang merupakan kekayaan alam suatu tempat, kadang diartikan sebagai kekayaan suatu tempat yang memuat nama-nama semua jenis tumbuhan yang tumbuh di tempat tersebut, misalnya flora p.Jawa berarti nama-nama jenis tumbuhan yang menjadi kekayaan di p.Jawa.

Fauna. 

Istilah ini digunakan untuk hewan, yaitu kekayaan yang berupa jenis-jenis hewan yang dimiliki suatu daerah.

Suksesi. 

Dinamika di dalam alam adalah suatu kenyataan, maka segala sesuatu yang sekarang ada merupakan suatu stadium dari rangkaian suatu perubahan yang tidak ada artinya. Keadaan yang kelihatannya mantap pun bersifat relatif, karena keadan itu segera akan berubah jika salah satu komponen mengalami perubahan. Raangkaian perubahan yang dialami suatu komunitas di suatu tempat mulai dari tempat itu kosong sampai terjadinya suatu keseimbangan yanng mantap disebut suksesi. Tahapan dalam suksesi meliputi : tempat yang kosong  infasi oleh benih-benih makhuk hidup  kolonisasi  kompetensi  interaksi antara faktor-faktor lingkungan dan penghuni  stabilisasi. Suatu suksesi tidak selalu dimulai dari cadas atau batuan yang gundul, tetapi dapat juga di lingkungan yang berair, misalnya daerah paya-paya, telaga, laut pinggir pantai dan lain-lain. Suksesi yang dimulai dari tempat yang kering disebut xerosere. Sedangkan yang dimulai dari tempat yang berair disebut hidrosere. Dalam keadaan yang serba menguntungkan lazimnya suatu suksesi akan diakhiri dengan terbentuknya suatu komunitas yang berupa hutan.

Klimaks

Komunitas dengan stabilitas yang tinggi, yang tampak seakanakan tidak ada lagi perubahan disebut klimaks. Telah dikemukakakan bahwa dalam keadaan yang serba menguntungkan klimaks itu berupa hutan. Kenyataannya, walaupun suksesi sudan berjalan bertahun-tahun, bentuk hutan tak pernah tercapai. Hal tersebut disebabkan adanya pembatasan-pembatasan dari faktor-faktor lingkungan dan berlakunya hukum Liebiq. Misalnya daerah kutub sebagai klimaksnya berupa komunitas tundra (faktor minimumnya suhu), gurun (faktor minimumnya air) dan lain-lain. Klimaks dapat terjadi perubahan karena adanya bencana alam, campur tangan manusia dan sebagainya.

Luas daerah distribusi makhluk hidup terdapat keaneka ragaman. Makhluk hidup yang daerah distribusinya amat luas, sehingga boleh dikatakan dapat ditemukan di mana – mana, disebut kosmopolit. Kosmopolit menurut arti kata yang sebenarnya (benar – benar hidup di mana – mana di bumi kita ini), sukar ditemukan dan barangkali memang tidak ada. Terlalu sulit untuk menemukan tumbuhan atau hewan yang dapat hidup dalam segala macam lingkungan, dari lingkungan yang amat dingin dengan es dan salju abadi (daerah kutub) sampai daerah tropik yang panas. Namun demikian, memang ada jenis – jenis tumbuhan maupun hewan, misalnya bengok atau enceng gondok dan burung gereja yang tersebar amat luas di muka bumi ini, sehingga tumbuhan maupun hewan itu disebut pola kosmopolit.

Faktor – faktor yang mempengaruhi distribusi makhluk hidup :

a. Kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan individu baru. Pada tumbuhan, calon – calon individu baru itu disebut diaspora, propagul atau disseminu, yang spora, biji atau lain dan terjadi secara seksual (generatif) dan aseksual (vegetatif).

b. Daya tumbuh dari diaspora.

c. Cara pemencaran (dispersal) diaspora.

d. Tuntutan terhadap faktor – faktor lingkungan ; iklim, edafik, relief dan biotik

e. Daya adaptasi terhadap lingkungan. Adanya kekuatan yang memacu atau sebaliknya menghambat perkembangannya

Makhluk hidup yang daerah distribusinya sangat sempit bahkan kadang – kadang sangat terpencil seperti yang hidup di samudra yang luas (misal pulau St. Helena di samudra Atlantik Selatan, kepulauan Kokos di samudra Hindia, kepulauan Galapagos di Pasifik Selatan) dan di luar lingkungannya yang sangat terbatas itu tidak ditemukan lagi disebut endemit.

Setiap ekosistem mempunyai komunitas tertentu dan dalam komunitas terdapat suatu tipe vegetasi tertntu pula, yang merupakan komponen tumbuhan dari komunitas itu. Tipe - tipe vegetasi secara umum adalah hutan, padang rumput dan gurun. Tipe – tipe vegetasi diberi nama sekaligus menunjukkan komunitas dan ekosistemnya.

Tundra. 

Nama tundra diberikan pada suatu formasi yang terdapat di daerah – daerah sekitar kutub utara. Tundra sebenarnya berarti dataran tanpa pohon. Dengan penjelasan ini dapat dibayangkan bahwa tundra merupakan suatu vegetasi yang hanya terdiri dari tumbuhan gulma terutama berbagai tumbuhan sejenis rumput dan lumut kerak. Keadaan vegetasi ini mirip dengan vegetasi gurun, tetapi terdapat di daerah iklim dingin, oleh sebab itu tundra sering juga disebut gurun dingin (cold disert). Tundra yang terdapat dibagian utara Skandinavia, Finlandia, Rusia, Siberia dan Kanada dapat dibedakan lagi menurut jenis tumbuhan yang dominan.

Hutan meranggas daerah iklim sedang.  

Kedua contoh formasi di atas merupakan tipe – tipe vegetasi yang terdapat di daerah iklim dingin, yang musim saljunya lebih panjang dari tiga bulan. Di daerah iklim sedang dengan empat musim (semi, panas, gugur dan dingin) yang bergiliran secara lebih teratur, terdapat suatu formasi berupa hutan yang hijau dalam musim panas dan meranggas (mengugurkan daun – daunnya) selama musim dingin. Penyusunnya adalah jenis – jenis pohon berdaun lebar, yang berhubung dengan sifat meranggasnya itu menyebabkan hutan tersebut tampak berbeda – beda menurut musimnya; misal oak. Dalam musim gugur, yaitu menjelang runtuhnya daun – daun, hutan ini memberikan pemandangan yang sangat indah yang disebabkan oleh timbulnya warna – warni pada daun sebagai akibat proses disintegrasi kimia yang terjadi di dalamnya. Tipe hutan ini yang semula meliputi sebagian besar dari daerah – daerah dengan iklim sedang di Eropa, Asia, Amerika dan juga daerah – daerah di sebelah Selatan katulistiwa mempunyai iklim yang serupa, sekarang sudah banyak berkurang, karena pembukaan daerah – daerah tersebut menjadi daerah – daerah pemukiman (desa – desa dan kota) maupun untuk pengembangan usaha – usaha pertanian dan industri dari bangsa – bangsa yang tinggal di daerah tersebut.

Padang rumput. 

Lebih ke Selatan lagi dari daerah hutan meranggas yang curah hujannya tidak begitu besar dengan suhu yang lebih tinggi, terdapat tipe vegetasi tanpa pohon yang disebut padang rumput. Tipe vegetasi ini menutupi daerah – daerah yang luas di Eropa (Hongaria, Rusia Selatan), Asia dan Amerika Utara. Di sebelah Selatan katulistiwa yang mempunyai kondisi lingkungan yang serupa pun terdapat tipe vegetasi ini, misalnya di Australia dan di Amerika Selatan. Komposisi floranya dapat menunjukkan angka jumlah jenis tumbuhan bukan rumput (non Gramineae) yang tinggi, tetapi karena biasanya rumputnya yang dominan, maka lalu dinamakan padang rumput. Padang rumput diberi nama yang berbeda – beda, misalnya di Rusia Selatan disebut stepa, di Hongaria pusta, di Amerika Utara prairi, dan di Argentina Pampa.

Hutan musim. 

Di lingkungan daerah tropis yang mempunyai iklim musim (kemarau dan penghujan) dalam satu tahun pergantian secara teratur, terdapat suatu formasi hutan yang disebut hutan musim. Hutan musim terdiri dari pohon – pohon yang lebih tahan kekeringan yang tampak dari adanya lapisan pelindung berupa kulit mati yang tebal pada kulit batangnya. Pohon – pohon hutan musim tidak tinggi dan besar, tidak pula adanya pembentukan tingkatan – tingkatan. Sebagian besar pohon – pohon penyusunnya tergolong dalam tropofita, yaitu pohon – pohon yang dalam musim kemarau meranggas dan menjadi hijau kembali dalam musim hujan, seperti kapuk hutan, mindi, mahoni, jati. Jenis pohon – pohon tersebut dalam musim kemarau tampak seperti hutan yang terdiri dari pohon – pohon yang mati saja. Lagipula dalam hutan musim karena pohon – pohon tidak begitu rindang dan tajuknya tidak begitu rapat lebih – lebih dalam musim kemarau maka sinar matahari dapat menembus sampai ke lantai hutan, sehingga dalam hutan musim tumbuhan bawah tidak terbatas pada bagian pinggir saja, tetapi juga terdapat di bagian tengah. Selanjutnya tidak jarang dalam suatu hutan musim terdapat satu jenis yang dominan dan lahirlah nama – nama hutan musim berdasarkan jenis pohon yang mendominasinya, misalnya hutan jati, hutan kapuk, hutan angsana. Di Indonsia hutan musim terdapat di Jawa Tengah, ke timur sampai Nusa Tenggara Timur.

Persebaran Flora dan Fauna di Indonesia dan di Dunia

Vegetasi Alam

Sesuai dengan iklim dan posisinya, yaitu berada di antara kontinen Asia dan Australia, maka vegetasi yang ada di Indonesia adalah vegetasi peralihan. Karena banyaknya curah hujan, maka pengaruh vegetasi Asia lebih dominan, sedangkan dari Australia jumlahnya relatif sedikit dan hanya terbatas di daerah kering, seperti NTB dan NTT.

Ciri-ciri utama vegetasi alam Indonesia adalah:

a. selalu hijau, walaupun ada di antaranya yang gugur pada musim kering, misalnya jati;

b. jumlah spesiesnya banyak dan jumlah tipe endemiknya pun relatif besar;

c. terdapat banyak tumbuhan epifit serta tumbuhan memanjat, misalnya rotan; dan

d. di daerah hutan hujan tropis, terdapat jenis tumbuhan yang menghasilkan getah, misalnya getah perca.

Secara garis besar, vegetasi alam di Indonesia dapat dibagi menjadi empat kelompok besar, yaitu sebagai berikut.:

1) Vegetasi Hutan Hujan Tropis

Ciri-cirinya:

a) merupakan hutan lebat,

b) terdiri dari berbagai jenis pohon yang variatif,

c) ketinggian pohonnya ada yang mencapai 60 m,

d) banyak terdapat jenis pohon panjat dan palem,

e) banyak pula jenis pohon pakis dan anggrek.

Hutan hujan tropis terbesar di pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan, serta Irian Jaya.

2) Vegetasi Hutan Musim

Ciri-cirinya:

a) pohon-pohonnya lebih rendah daripada hutan hujan tropis,

b) daun-daunnya banyak yang gugur di musim kemarau, misalnya pohon jati,

c) jenisnya homogen.

Hutan musim terdapat di daerah seperti Jawa Tengah dan Jawa Timur.

3) Vegetasi Hutan Bakau

Ciri-cirinya:

a) pohon-pohonnya lebih rendah daripada hutan hujan tropis dan

b) mempunyai akar tunjang.

Kalimantan dan Sumatra merupakan contoh pulau yang memiliki hutan bakau yang luas.

4) Vegetasi Daerah Sabana dan Stepa

Ciri-cirinya:

a) terdapat di daerah yang beriklim kering,

b) sabana merupakan padang rumput yang diselingi oleh pohon-pohon, terdapat di Pulau Madura dan sebagian kepulauan Nusa Tenggara,

c) stepa merupakan daerah yang seluruhnya padang rumput, misalnya di pulau Sumba, Flores, Sumbawa, dan Timor.

Fauna

Persebaran fauna di Indonesia ada hubungannya dengan sejarah Geologis terbentuknya kepulauan Indonesia:


1. ASIATIS, meliputi Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Bali.

2. AUSTRAL - ASIATIS (peralihan), meliputi Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kepulauan Sangihe, Buru.

3. AUSTRALIS, meliputi Papua, Kepulauan Aru, Pulau Seram.

Garis Wallacea adalah garis khayal yang memisahkan atau menjadi batas wilayah geografis fauna Indonesia Barat (Asiatis) dengan Fuana Indonesia Tengah (Austral-asiatis/ Peralihan) Garis Weber adalah garis khayal yang memisahkan atau menjadi batas wilayah geografis fauna Indonesia Timur (Asiatis) dengan Fuana Indonesia Tengah (Austral-asiatis/ Peralihan)

Regionalisasi fauna di dunia. Menurut Wallacea; Zoogeografi terbagi menjadi 5 region fauna di dunia, yaitu :



1. NEOTROPICAL, meliputi Mexico Selatan, Amerika Tengah dan Selatan, Chili, Brazilia, Kepulauan Galapagos, dan Barat India.

2. ORIENTAL, meliputi Srilangka, India, China Selatan, Malaysia, Indonesia, Singapura, Thailand, dll…

3. NEARTIC, meliputi Amerika Utara, Kanada, California, Greenland, dan Mexico Tengah.

4. AUSTRALIAN, meliputi seluruh daratan Australia, New Zealand, dan Papua New Guinea.

5. PALEARCTIC, meliputi Eropa, China Bagian Utara, Rusia, Afrika Utara, Perancis.

6. ETHIOPIAN, meliputi daratan Afrika, Jazirah Arab, Madagaskar, dan Mariatius.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar