02 Agustus 2011

Model dan Prinsip Entrepreneurship Muhammad SAW

Aktivitas bisnis Muhammad saw sejak usia 17 tahun mendorongnya memiliki karakter wirausaha (entrepreneurship) yang kental. Sosok beliau sangat bersahaja, tetapi di dalam dirinya terdapat semangat sekuat baja. Jika kita sempat melawat ke Mekkah, akan kita lihat medan bisnis yang dilalui oleh Muhammad saw yang luar biasa berat untuk ukuran kita saat ini. Sangat berbeda dengan umumnya eksekutif bisnis sekarang yang bisa menumpang pesawat terbang dengan duduk di kelas bisnis yang nyaman. Muhammad saw melakukan lawatan dagang berkali-kali dengan medan perjalanan yang sangat berbahaya dan berat. Dalam hal ini kita bisa menimbang-nimbang seberapa hebat tekad seorang bisnis seperti Muhammad saw.
Seorang entrepreneur sejati memang harus memiliki karakter unggulan. Paulus Winarto dalam bukunya First Step to An Entrepreneurs menuliskan lima ciri entrepreneur unggulan sebagai berikut:
Berani mengambil resiko. Artinya, berani memulai sesuatu yang serba tidak pasti dan penuh resiko. Namun, resiko telah diperhitungkan dengan cermat
Menyukai tantangan. Artinya, segala sesuatu dilihat sebagai sebuah tantangan, bukan masalah. Perubahan yang terjadi justru mencuatkan semangat menaklukkan.
Punya daya tahan yang tinggi. Artinya, seorang entrepreneur harus banyak akal (bukan akal-akalan) dan tidak mudah putus asa
Punya visi jauh ke depan. Artinya, segala yang dilakukan punya tujuan jangka panjang meski dimulai dengan langkah amat kecil.
Selalu berusaha memberikan yang terbaik. Artinya, seorang entrepreneur akan mengarahkan semua potensi yang dimilikinya, termasuk merekrut orang-orang yang berkompeten untuk
Berikut juga ada lima karakter entrepreneur yang dapat kita petakan sebagai MACAN seperti berikut:
Mulai dari diri sendiri yaitu tekad dan ketetapan hati yang kuat untuk mandiri meskipun orang-orang bertekad menghalangi, mengkhawatirkan-nya, ataupun menyepelekannya. Muhammad saw berkeinginan kuat dapat diajak pamannya berdagang dalam usia kanak-kanak meskipun pamannya sangat mengkhawatirkannya.
Ambil resiko yaitu berkeyakinan yang kuat untuk menjalankan bisnis meskipun ada risiko rugi, tertipu, ataupun modal kembali dalam jangka waktu lama. Muhammad saw berani mengambil resiko termasuk risiko terbesar adalah menerima amanah dagang dari Khadijah ra.
Ciptakan impian yaitu segenap kesuksesan yang ingin dicapai dengan tujuan membahagiakan diri sendiri, orang-orang yang dicintai, serta orang banyak. Karena itu, para entrepreneur adalah orang-orang yang kerap mengisi impiannya dengan motivasi. Muhammad saw berkeinginan kuat meringankan beban keluarga pamannya. Setelah menikah, ia mengelola bisnis dengan baik untuk membahagiakan istrinya.
Aksi nyata yaitu wujud usaha yang biasanya dilakukan dalam wkatu cepat, taktis, dan bersemangat. Para entrepreneur sejati kerap tidak peduli dengan hinaan, cemoohan, bahkan ancaman dari orang lain. Muhammad saw mengunjungi berbagai pasar besar tingkat regional, bahkan internasional dan sukses menghasilkan keuntungan. Ketika hijrah ke Madinah, Muhammad saw mengutus Abdurrahman bin Auf untuk dapat mengendalikan ekonomi pasar yang dikuasaioleh orang-orang Yahudi dengan semena-mena.
Never give up! Yaitu sikap pantang menyerah sebelum impian tercapai. Ada entrepreneur yang berkali-kali rugi, tetapi tetap tekun menjalani bisnisnya hingga berhasil. Ada entrepreneur yang mengorbankan banyak waktu dan harus berpergian ke tempat-tempat berisiko tinggi tanpa rasa takut sama sekali. Dalam kamus hidup Muhammad saw tidak ada kata menyerah sehingga beliau memperoleh kemenangan demi kemenangan dalam hidupnya.
Lima karakter unggul jika kita lekatkan pada pribadi Muhammad saw maka sangtlah tepat. Sebagai seorang entrepreneur, Muhammad saw sudah menempa dirinya memiliki karakter-karakter unggulan. Bahkan, beliau mengambil resiko perjalanan dagang yang jauh sejak usia 12 tahun! Muhammad saw juga berani mengambil resiko tanggung jawab yang lebih besar dengan menerima tawaran rekrutmen dari Khadijah ra untuk hal ini, lewat pamannya, Abu Thalib, Muhammad saw melakukan negosiasi upah hingga beliau mendapatkan upah empat ekor unta.

Muhammad saw juga seorang yang visioner. Beliau memiliki strategi dalam marketing dengan mengenali latar belakang daerah-daerah serta pasar-pasar yang akan dikunjunginya. Muhammad saw pun membangun kerja sama strategis dengan para pedagang setempat hingga mampu melebarkan jaringannya (network marketing).
Coba kita lihat prinsip sukses seorang entrepreneur menurut Rhenald Kasali.
Reputasi seorang entrepreneur senantiasa menjaga reputasi (nama baik) agar mendapatkan kepercayaan dari banyak orang
Tumbuh dari bawah. Seorang entrepreneur adalah biasa memulai dari nol ataupun dari sesuatu yang kecil meskipun modal dasar memulai itu berbeda-beda
Konsentrasi. Seorang entrepreneur yang sudah memutuskan untuk masuk ke bidang tertentu, hendaknya fokus dan berkonsentrasi. Jikalau satu saja belum beres, jangan berpindah ke bidang lain.
Anti kerumunan. Seorang entrepreneur sebaliknya tidak terjun kebidang yang telah banyak dimasuki orang (bukan pengekor), kecuali mampu memberikan nilai lebih yang membedakan kita dengan pemain sebelumnya. Jadi, jangan latah, ciptakan sesuatu yang berbeda.
Modal hanya pelengkap. Sebagai entrepreneur harus berpikir mulai dari kemampuan terkecil untuk mendapatkan modal.
Bagaimana dengan prinsip sukses Muhammad saw? Lagi-lagi kita bisa menyebutkan bahwa prinsip sukses entrepreneur menurut Rheinald Kasali telah ada pada diri Muhammad saw. Coba kita bandingkan.
Prinsip sukses Model Muhammad saw
Reputasi Muhammad saw sejak usia muda telah membangun reputasi sebagai orang yang terpercaya dengan personal brand al-Amin (orang yang terpercaya). Beliau terkenal jujur, menepati janji, dan menghindari konflik. Karena terpercaya, beliau pernah dimintai pendapat oleh para pemuka Quraisy yang sedang berselisih paham tentang siapa yang paling berhak mengangkat Hajar Aswad. Beliau bisa memberikan solusi yang terbaik
Tumbuh dari bawah Muhammad saw adalah entrepreneur sejati yang memulai upaya magang (internship) sejak usia 12 tahun pada usaha pamannya. Pada usia 17 tahun, beliau mulai mandiri menjalankan usaha dagang kecil-kecilan dilingkungan kota Makkah. Beliau benar-benar tumbuh dari bawah dengan keadaan yang juga serba kekurangan
Konsentrasi Muhammad saw memutuskan karier sebagai pedagang sejak usia 17 tahun karena ingin meringankan beban keluarga pamannya. Beliau berkonsentrasi menjual pakaian dan barang kebutuhan lainnya yang dibeli dipasar, kemudian menjualnya kembali. Dari pengalaman ini, Muhammad saw memiliki skill dan knowledge soal produk dan mutunya. Beliau memberikan added value (nilai tambah) dengan terobosan praktik berjualan yang menyenangkan banyak orang
Anti kerumunan Muhammad saw dalam prosesnya bertumbuh sebagai entrepreneur professional, tahu benar bagaimana memenangkan pasar. Beliau melakukan apa yang orang lain tidak lakukan. Cara berdagang yang berorientasi pada konsumen merupakan cara berdagang yang tidak biasa diterapkan oleh bangsa Arab.
Modal hanya pelengkap Muhammad saw memulai modal dari nol karena awalnya hanya membantu usaha dagang pamannya. Dalam hal beliau memutuskan karier sebagai pedagang, beliau memulai dari modal pas-pasan. Cara berdagangnya menarik simpati banyak orang. Kemudian, datanglah banyak investor, yaitu janda-janda kaya dan anak-anak yatim yang tidak sanggup mengelola sendiri dana mereka. Terjadilah kerjasama dengan sistem bagi hasil (mudharabah). Reputasi Muhammad saw cepat menyebar sehingga akhirnya mengundang pemilik modal besar seperti Khadijah ra untuk bekerja sama.
Praktis sekali model dan prinsip entrepreneurship Muhammad saw apabila kaum muslimin atau siapa pun ingin meneladani dan mempraktikannya. Dalam banyak hal, prinsip, dan model seperti ini kerap diabaikan sehingga tidak mengherankan jika banyak entrepreneur yang gagal dalam usahanya. Pembangunan karakter sebagai syarat muncul reputasi yang baik adalah hal utama yang menjadi pondasi. Banyak orang yang melupakan karakter positif dalam berbisnis sehingga yang tampak adalah karakter negatif. Karakter negatif juga punya daya tarik yaitu menarik hal-hal negatif, seperti keraguan, ketidakpercayaan, kemuakan, dan keluhan.
Jika kita baca setiap hari beberapa surat kabar, selalu saja ada keluhan dari konsumen terhadap suatu produk atau jasa/layanan. Ada yang merepsons kembali dengan cepat dan baik. Namun, tidak jarang juga ada yang berpura-pura tidak tahu atau terus melakukan praktiks bisnis yang sama berulang kali.
Sebagai contoh, kini banyak perusahaan-perusahaan penjual alat rumah tangga elektronik dengan merk-merek berbau Jepang dan korea membuka gerai di mal-mal. Mereka mempekerjakan para salesman dan salesgirl yang siap menanti calon customer di dekat escalator ataupun di depan gerai mereka. Dengan sopan atau sambil mengejar mereka menawarkan produk gratis, kemudian mereka sedikit merayu mengajak calon customer yang menerima barang gratis untuk masuk ke dalam gerai produk elektronik itu. Di sana para salesman atau salesgirl tadi memberi tambahan harapan berupa kupon berhadiah. Kupon itu lalu digesek dan calon customer akan merasa berbunga-bunga karena mendapatkan hadiah dengan nilai jutaan serta berbagai tambahan bonus lain.
Modus ini adalah modus marketing akal-akalan karena yang dikejar oleh salesman dan salesgirl tadi sebenarnya uang muka (DP) dari calon customer. Dapat dipastikan banyak calon customer kahirnya tidak jadi membeli, tetapi sudah terlanjur menyetor DP antara Rp. 200.000 hingga Rp. 1.000.000. mereka umumnya tidak membaca aturan yang dibuat sendiri oleh perusahaan penjual bahwa DP akan hangus jika barang tidak jadi dipesan. Umumnya sasaran mereka adalah para ibu dan keluarga-keluarga yang tampak lugu.
Keluhan atas pola bisnis seperti ini sudah berkali-kali muncul disurat kabar, tetapi pengelola mal seperti tidak mau tahu dan yang menjalankan praktik bisnis seperti ini terlihat biasa-biasa saja. Tanpa sadar mereka pun telah menciptakan dan membangun karakter bagi karyawan-karyawan mereka (salesman/salesgirl) sebagai karakter-karakter penipu. Setiap hari mereka dimotivasi untuk bisa mencari calon customer baru dan menyebutkan bahwa bisnis mereka legal. Tidak jarang mereka juga mengenalkan teknik hypnoseling (kemampuan menggunakan hypnosis untuk mempengaruhi orang lain) guna membuat calon customer rela menggesekkan kartu debit ataupun kartu kredit mereka tanpa sadar.
Akankah para salesman/salesgirl yang juga turut menjadi korban perusahaan-perusahaan tidak bertanggung jawab itu akan menjadi kaya dengan cara seperti ini? Kalaupun mereka bisa kaya, bisakah mereka bahagia menikmati kekayaan dari hasil memanfaatkan kelengahan orang lain?
Dalam bab-bab selanjutnya anda akan menemukan berbagai nasehat Rasulullah saw berkaitan dengan praktik bisnis agar menjadikan para pelakunya beruntung tidak hanya di dunia, tetapi juga di akhirat. Rasulullah saw dengan visi jangkan panjangnya telah membuat etika serta hukum bisnis yang mencegah seorang muslim berbuat zalim dalam aktivitas bisnisnya.
Clink Rasul
Muhammad saw memiliki kiat untuk menggaet simpati pelanggan dengan 4 S
Senyum. Muhammad saw terkenal sebagai orang yang murah senyum. Kelak perilah senyum ini pun menjadi sunnah dan tercatat dalam hadis beliau
Salam. Muhammad saw selalu mendahulukan memberi salam kepada orang-orang yang ditemuinya
Sapa. Muhammad saw selalu mendahului menyapa tentang keadaan orang-orang yang ditemuinya. Terkadang sapaan diikuti dengan berjabat tangan
Sopan santun. Muhammad saw selalu berlaku sopan dan santun, baik kepada teman sebayanya, orang tua, bahkan anak-anak yang lebih muda. Beliau jauh dari sifat sombong serta takabur. Model dan Prinsip Entrepreneurship Muhammad SAW-SUMBER: ENTREPRENEUR

Tidak ada komentar:

Posting Komentar