Bagaimana melakukan Interpretasi peta/Citra?
Terdapat tiga rangkaian kegiatan utama dalam interpretasi, yaitu:
Deteksi: bersifat global, yaitu pengamatan atas adanya suatu obyek misal sungai, bukit, lembah, gawir, dll.
Identifikasi: bersifat agak terperinci, yaitu upaya mencirikan obyek yang telah dideteksi dengan menggunakan keterangan yang cukup, misal gosong sungai, bukit terisolasi, lembah antiklin, gawir sesar, dll.
Analisis: pengenalan akhir atau terperinci yaitu tahap pengumpulan keterangan lebih lanjut
Oleh karena itu, sistematika interpretasi perlu memperhatikan tiga hal, yaitu:
Analisis harus dikerjakan secara bertahap.
Mulailah dari hal yang bersifat umum ke hal-hal yang bersifat khusus/rinci
Lakukan analisis dari bentuk-bentuk yang paling diketahui (mudah) hingga bentuk-bentuk yang sulit atau belum diketahui.
Selanjutnya tiga tingkat pengetahuan yang harus diketahui dalam melakukan interpretasi adalah:
Pengetahuan ilmiah dalam bidangnya sampai pada tingkat tertentu.
Pengetahuan mengenai kondisi lingkungan fisik daerah kajian meliputi iklim, fisiografi, geologi, hidrologi, tanah, tumbuhan penutup, penggunaan lahan.
Pengetahuan teknis tentang peta.
Atas dasar latar belakang pengetahuan tersebut, maka:
Berpikir kreatif penting di dalam interpretasi peta, yaitu menghubungkan hal-hal atau ide yang sebelumnya tampak tidak berhubungan.
Selembar peta tidak boleh dinilai terlalu tinggi, karena peta tidak mempunyai arti di dalamnya tanpa kita melakukan identifikasi yang penuh dari obyek atau gejala geologi yang memerlukan lebih banyak dari peta itu sendiri.
Makna mempelajari peta untuk berbagai survai adalah penerapan studi geologi, geografi, tanah, kehutanan, hidrologi, kerekayasaan, vulkanologi, geologi tata lingkungan, potensi sumberdaya mineral, bencana alam dll dengan menggunakan peta.
Tidak ada kunci yang sederhana untuk memecahkan permasalahan interpretasi peta. Pada dasarnya penafsiran peta merupakan proses deduktif dan dalam menarik kesimpulan digunakan prinsip convergence of evidence.
SKALA FOTO UDARA
SKala foto udara dapat dihitung dengan berbagai cara, antara lain:
Membandingkan obyek di foto dengan di lapangan
Membandingkan obyek yang sama dengan peta yang sudah mempunyai skala
Dengan rumus : S = f : H, dimana S = skala foto udara, f = panjang fokus, H = tinggi terbang dari tempat yang dipotret
INTERPRETASI CITRA
Interpretasi citra merupakan kegiatan mengidentifikasi obyek melalui citra inderaja. Kegiatan ini merupakan bagian terpenting dalam Inderja. Karena tanpa dikenali obyek yang ada di citra kita tidak dapat melakukan kegiatan apa-apa terhadap citra tersebut.
Interpretasi peta atau citra adalah:
Berupaya melalui proses penalaran atau mendeteksi, mengidentifikasi dan menilai arti penting obyek yang tergambar pada peta.
Berupaya mengenali obyek yang tergambar pada peta dan menterjemahkan kedalam disiplin ilmu tertentu seperti geologi, geografi, pertanian, kehutanan, ekologi, hidrologi dll.
Untuk dapat mengidentifikasi obyek melalui citra dapat dilakukan secara dijital yaitu dengan bantuan komputer, atau secara manual yaitu tanpa bantuan komputer. Baik interpretasi secara dijital maupun manual perlu dibantu dengan unsur-unsur interpretasi yang terdiri dari:
Rona
warna
bentuk
ukuran
tekstur
pola
bayangan
situs
asosiasi.
MEMPERKECIL PETA
Bila Anda ingin memperkecil peta, caranya sama dengan memperbesar peta yaitu:
1) memperkecil peta
2) memfotocopy peta dengan mesin fotocopy yang dapat memperkecil peta
3) menggunakan pantograf
MEMPERBESAR PETA
Untuk memperbesar peta yang bisa Anda lakukan yaitu;
1) Memperbesar grid (sistem kotak-kotak)
Langkah-langkah yang harus Anda lakukan adalah:
a) Buat grid pada peta yang akan diperbesar.
b) Buat grid yang lebih besar pada kertas yang akan digunakan untuk menggambar peta baru, pembesarannya sesuai dengan rencana pembesaran.
c) Memindahkan garis peta sesuai dengan peta dasar ke peta baru.
d) Mengubah skala, sesuai dengan rencana pembesaran.
Contoh:
Peta berskala 1 : 100.000 akan diperbesar 2 kali, maka skala
menjadi 1 : 50.000. (Lihat gambar 1.21)
2) Fotocopy
Cara lain memperbesar peta adalah dengan cara fotocopy peta tersebut. Bila Anda ingin memperbesar peta gunakanlah mesin fotocopy yang dapat memperbesar peta. Dengan fotocopy, untuk peta yang menggunakan skala garis atau skala tongkat tidak ada masalah, karena panjang garis atau tongkat mengikuti perubahan. Peta dengan skala angka harus diubah dulu skalanya menjadi skala garis sebelum di fotocopy.
Contoh: Mengubah skala angka ke skala garis
Skala 1 : 100.000 menjadi
Artinya, jarak 10 cm di peta mewakili jarak 5 km di lapangan.
3) Menggunakan alat pantograf
Selain dengan memperbesar grid dan memfotocopy untuk memperbesar peta Anda dapat menggunakan alat pantograf. Pantograf adalah alat untuk memperbesar dan memperkecil peta.
PETA TEMATIK
Peta Tematik adalah peta yang menyajikan tema tertentu dan untuk kepentingan tertentu (land status, penduduk, transportasi dll.) dengan menggunakan peta rupabumi yang telah disederhanakan sebagai dasar untuk meletakkan informasi tematiknya.
Data Tematik Sumber Daya Alam Darat
Pusat Survei Sumber Daya Alam Darat menyediakan layanan Katalog Data Tematik Sumber Daya Alam Darat.
Tema yang tersedia adalah:
Geomorfologi
Liputan Lahan
Lahan Basah
Kawasan Konservasi
Potensi Kawasan Lindung
Ekosistim
Lahan Kritis
Resiko Bencana
Neraca Sumber Daya Lahan
Neraca Sumber Daya Air
Neraca Sumber Daya Hutan
Neraca Sumber Mineral
Daerah Aliran Sungai
Integrasi Neraca
Peta tersedia dengan pilihan skala:
Skala 1:2.500.000
Skala 1:1.000.000
Skala 1:250.000
Skala 1:100.000
Skala 1:50.000
Skala 1:25.000
GEOGRAFI UPI-IKIP BANDUNG
Maaf sedikit menambahkan, bukankah memperbesar skala peta untuk maksud praktis itu sebenarnya tidak diperbolehkan karena saat peta diperbesar seharusnya informasi yang disajikan bertambah, pembesarah skala peta hanya diperbolehkan apabila dilakukan pula penambahan informasi dari hasil survey maupun dari sumber lain yang terpercaya. Untuk pengecilan skala maka informasi yang ada sebaiknya digeneralisir, hal ini untuk menghindari noise akibat informasi yang terlalu rapat.
BalasHapus