Batugamping (limestone) merupakan batuan sedimen organik klastik. Secara umum batugamping dikelompokkan berdasarkan mineral utama pembentuk batugamping yaitu kalsit (calcite (CaCO3)) atau dolomite (MgCa(CO3)2). Batugamping juga dikelompokkan berdasarkan kandungan senyawa karbonat dalam batuan misalnya batugamping murni, batugamping napalan, batugamping tufan. Pengelompokkan batugamping berdasarkan grade atau kandungan karbonatnya banyak digunakan dalam kajian pedology dan edaphology. Pada ilmu geology fokus kajian klasifikasi batugamping lebih pada mineralnya.
Karst adalah suatu bentuklahan unik yang terbentuk akibat proses pelarutan atau solusional dari batugamping. Proses pelarutan yang terjadi dipengaruhi oleh faktor-faktor elevasi, curah hujan, massivitas dan kemurnian batugamping, dan vegetasi. Bentuklahan karst hanya terbentuk jika terdapat batugamping yang murni dan massif, terletak pada elevasi yang tinggi, curah hujan tinggi, dan vegetasi cukup rapat.
Pemetaan daerah karst dapat dilakukan dengan berbekal peta dasar/peta topografi dan peta geologi. Jika dalam peta totopgrafi, melalui pembacaan kontur terdapat suatu daerah yang terdapat ribuan bukit-bukit kecil dengan formasi batuan yang tersusun atas batugamping murni dan massif (formasi batuan dilihat berdasarkan peta geologi), maka zona tersebut dapat dipetakan sebagai daerah berbentuklahan karst. Walaupun kemungkinan ciri dalam peta tersebut sangat besar menggambarkan ciri daerah karst, cek lapangan tetap diperlukan untuk lebih memperkuat hasil pemetaan dan menghindari kesalahan.
Sebuah contoh latihan sederhana untuk pemetaan daerah Karst dapat dilakukan untuk pemetaan daerah karst yaitu dengan menggunakan peta geologi lembar surakarta dan peta RBI lembar-lembar Gunungkidul।
Konglomerat adalah batuan sedimen dengan fragmen yang membulat. Karakteristik fisik endapan konglomerat dapat dilihat dari bentuk fragmen batuan endapan. Jika bentuk fragmen batuan endapan membulat maka endapan batuan dapat dikatakan sebagai endapan konglomerat.
Endapan konglomerat secara umum terdapat pada zona-zona yang dekat dengan muara sungai atau bekas muara sungai karena pada zona tersebut fragmen-fragmen batuan yang tersementasi telah mengalami penggerusan permukaan akibat gesekan dan tumbukan dari semula berbentuk angular menjadi membulat (rounded).
Cara membedakan konglomerat dengan batuan disekitarnya adalah dengan melihat ciri khas dari konglomerat yaitu batuan sedimen dengan fragmen yang membulat dimana jika terdapat batuan disekitar yang juga merupakan batuan sedimen juga dengan ciri yang hampir sama namun fragmen batuannya angular maka batuan ini jenisnya sudah berbeda yaitu batuan breksi.
Keterdapatan batuan vulkanis dominan pada daerah yang mengalami kegiatan vulkanis misalnya gunungapi, bekas daerah gunungapi, zona pemekaran dasar samudra, dan daerah disekeliling gunungapi dimana tenaga eksogen mampu menjangkau dan mendistribusikan batuan gunungapi। Batuan beku terkadang dapat dijumpai di daerah yang tidak mengalami proses vulkanis sama sekali akibat proses lontaran material dari suatu erupsi dahysat gunungapi. Jika suatu daerah sangat jauh dari lokasi Gunungapi atau kegiatan vulkanis namun terdapat batuan beku dalam jumlah yang sangat banyak dan masif, maka kemungkinan besar daerah tersebut adalah daerah bekas gunungapi atau sisa-sisa kegiatan vulkanis purba.
1. Urat Emas
Urat emas atau sering disebut Gold Vein merupakan retakan-retakan pada suatu zona yang megandung mineral Au. Urat-urat emas biasanya ada di zona hidrotermal dan sering dicirikan dengan adanya endapan mineral pirit.
2. Zona Hidrotermal
Zona hidrotermal atau sering disebut sebagai zone pitermal merupakan zona dimana banyak muncul mataair-mataair panas. Mataair panas yang muncul biasanya melalui retakan-retakan batuan beku dan memiliki kandungan belerang yang tinggi. Zona hidrotermal merupakan zona bekas gunungapi yang mulai memasuki fase extinct. Pada zona hidrotermal air yang muncul sebagai mataair panas berasal dari air meteorik yang mengalami kontak dengan batuan yang panas atau air magmatik yang mencapai permukaan bumi. Pada zona hidrotermal biasanya terdapat urat-urat emas yang biasanya terendapkan bersama perak, tembaga, serta terdapat batuan metamorfik (marmer, kuarsit, skarn) yang biasanya terendapkan bersama mineral pirit.
3. Cairan Hidrotermal
Cairan hidrotermal merupakan air yang mengalami pemanasan akibat kontak dengan bantuan yang panas dalam bumi atau tercampur dengan uap air magmatik yang memiliki suhu sangat tinggi. Cairan hidrotermal keluar melalui celah-celah atau retakan-retakan pada batuan sebagai mataair panas dan air yang keluar kaya akan kandungan ion sulfida, ion klorida, dan ion tio kompleks.
4. Batuan Beku Pillow
Batuan beku pillow merupakan batuan beku yang berbentuk seperti bantalan-bantalan. Bentuk tersebut terjadi akibat kontak aliran lava yang bersifat ultrabasa dengan perairan.
5. Lava Basalt
Basalt adalah batuan beku yang bersifat basa dan berwarna hitam pekat. Lava basalt adalah lava yang sangat cair dan membeku dalam waktu yang relatif agak lama karena viskositasnya (kekentalannya) yang rendah. Lava basalt biasanya banyak terdapat pada zona-zona Gunungapi yang terdapat pada zona pemekaran dasar samudra misalnya di daerah Hawaii dan Islandia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar