Para pendaki dalam melakukan pendakian cenderung hanya menggunakan ilmu navigasi dan peta kompas sebagai bahan acuan untuk menganalisis medan pendakian, kemudian telah merasa terpuaskan bila telah menguasainya, sehingga ada kecenderungan malas untuk mempelajari yang lainnya, hal ini sangat disayangkan sekali. Semestinya pengetahuan tersebut ditambah dengan pengetahuan yang lainnya, maka ia dapat dikatakan sudah melakukan pendakian secara tepadu. Diantaranya adalah ilmu meteorologi dan klimatologi ( metklim ), yaitu ilmu yang mempelajari tentang iklim dengan ruang lingkup yang sangat luas. Konteks meteorologi dan klimatologi dalam menganalisis cuaca merupakan sebagian kecil dari ruang lingkup ini. Metklim sangat membantu dalam perencanaan perjalanan. Kita sebenarnya sering menerapkan ilmu ini tanpa kita menyadarinya, seperti ketika kita sedang naik gunung, melihat perubahan perubahan cuaca yang cepat sambil berkomentar akan dinginnya udara atau datangnya badai, tetapi hal yang kita lakukan ini belum secara tepat dan terpadu. Kalau seorang pendaki telah menguasai sedikit tentang metklim, maka ia bisa memperkirakan cuaca yang akan dihadapi selama pendakian, sehingga dapat mempersiapkan diri untuk beristirahat atau melanjutkan perjalanan.
Demikian juga dengan peran ilmu geomorfologi, yaitu ilmu yang mempelajari bentukan - bentukan ( land form ) alam, Kajian ilmu geomorfologi banyak sekali, yang dapat kita gunakan dalam pendakian salah satunya adalah kemampuan untuk menganalisis medan sehingga membantu dalam pemetaan, perkembangan selanjutnya hal ini akan berkaitan dengan peran ilmu kartografi. Pada prinsipnya, geomorfologi adalah menganalisis klasifikasi medan yang dibagi menjadi beberapa karakteristik - karakteristik, sebagai contoh analisis dari suatu daerah vulkanik ( gunung api ) dalam peta topografi, kita dapat mengetahui hal ini hanya dengan melihat garis – garis kontur. Pengetahuan ini sangat membantu kelancaran dari pendakian , karena si pendaki dapat memperkirakan medan – medan yang akan dilaluinya sehingga dapat mempersiapkan peralatan yang akan dibawa dan digunakan dalam pendakian.
Pengetahuan – pengetahuan tambahan tersebut dapat digunakan untuk menentukan lama perjalanan dan jumlah logistik yang akan dibawa serta peralatan – peralatan pendukung lainnya. Apalagi kalau pengetahuan tersebut ditambah dengan keahlian pendaki dalam interpretasi peta. Banyak lagi manfaat lainnya yang didapat dari pengetahuan ini.
Sebenarnya pengetahuan – pengetahuan ini tidaklah asing bagi kita ( orang geografi - red ), karena dalam perkuliahan kita mempelajarinya. Segala macam ilmu pengetahuan yang kita peroleh dapat menunjang dalam kegiatan ini. Akan tetapi yang menjadi pertanyaan sekarang adalah apakah kita telah mengaplikasikan pengetahuan tersebut dilapangan ?, sehingga kegiatan alam bebas dapat digarap dengan baik, karena dengan demikian dapat menekan segala macam resiko yang akan terjadi dan meminimalisir korban pendakian di gunung dan sekitarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar